JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sukoharjo

Jos, Petani Sukoharjo Bisa Tanam Padi Meskipun Dam Colo Ditutup

Persiapan penananam padi di Sukoharjo. Dok. Pemkab Sukoharjo
   
Persiapan penananam padi di Sukoharjo. Dok. Pemkab Sukoharjo

SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Petani di wilayah Sukoharjo saat ini masih bisa menanam padi kendati Dan Colo sebagai penyuplai irigasi ditutup.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Netty Harjianti mengatakan hal itu, Jumat (18/10/2019). Dia menyebutkan, luas lahan pertanian di Kabupaten Sukoharjo tercatat 20.460 hektare. Dari jumlah tersebut, terdiri dari sawah irigasi teknis 14.469 hektar, sawah irigasi setengah teknis 2.241 hektar, irigasi sederhana 1.874 hektar, dan sawah tadah hujan 1.876 hektar.

Dari 14.469 sawah irigasi teknis, 73 persen di antaranya bergantung pada aliran air dari Dam Colo. Sedangkan 27 persen dari irigasi provinsi maupun kabupaten. Untuk itu, petani yang tidak memiliki sumber air lainnya, otomatis tidak bisa menanam padi saat Dam Colo ditutup.

Baca Juga :  Sukseskan Program 1 Juta Rumah Pemprov Jateng, Blesscon Bangun Rumah Warga di Sukoharjo

“Untuk itu, selama Dam Colo ditutup, petani yang ingin menanam padi dituntut untuk menggali potensi sumber air lain dan salah satunya menggunakan pompa air,” jelas dia.

Menurut Netty, tanam padi di Oktober seperti yang dilakukan Gapoktan Sri Makmur Desa Sapen sebagai bukti jika petani bisa melakukan tanam padi meski Dam Colo ditutup. Hal itu terjadi karena petani mencari sumber air lain dengan membuat sumur bor dan menggunakan pompa air untuk mengairi lahan pertanian.

Menurut dia, apa yang dilakukan Gapoktan Sri Makmur tersebut sebagai contoh bagi petani lainnya agar cermat dalam menentukan awal tanam.

Baca Juga :  Sukseskan Program 1 Juta Rumah Pemprov Jateng, Blesscon Bangun Rumah Warga di Sukoharjo

Netty juga mengatakan, hingga akhir September, kondisi pertanian di Sukoharjo tercatat seluas 11.934 hektar. Terdiri dari tanaman padi seluas 10.914 hektar, palawija 711 hektar, hortikultura 148 hektar, dan perkebunan 167 hektar. Untuk bulan Oktober ini, ujar Netty, potensi sawah beririgasi masih terdapat lahan seluas 1.535 hektar yang bisa ditanami dengan catatan petani bisa mencari sumber air alternatif.

“Kami sudah mengajukan bantuan pengembangan sumber air ke Kementerian Pertanian, namun karena keterbatasan anggaran, belum semua kebutuhan terpenuhi,” ujar dia. Aria

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com