SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM –Langkah duet Yuni-Dedy untuk kembali melanjutkan koalisi jilid 2 di Pilkada Sragen 2020 dikabarkan makin menguat. Ini menyusul sinyal lampu hijau yang diklaim diberikan oleh DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk kembali berkoalisi dengan PDIP yang dikabarkan positif mengusung Yuni.
Wabup Sragen yang juga kader PKS, Dedy Endriyato mengatakan soal rencana kembali maju bersama Mbak Yuni ke depan, sudah mendapat restu dari para pimpinan partai di tingkat pusat.
Seperti Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid dan Presiden PKS Sohibul Iman.
”Kemadin sudah bertemu dengan Sohibul Iman dan Hidayat Nurwahid dan petinggi partai di DPP PKS. Tidak ada halangan koalisi dengan siapapun, terutama di daerah. DPP PKS menyerahkan kebijakan lokal itu di tingkatan masing-masing,” papar Dedy kepada wartawan, Jumat (29/11/2019).
Politikus PKS itu menguraikan peta dan kondisi politik Sragen tentu berbeda dengan pusat dan tempat lain. Keberagaman di tingkat lokal, sangat dipahami DPP PKS. Bahkan ia menyebut dari DPP PKS akan memberikan dukungan sepenuhnya.
“Bahkan DPP PKS juga melakukan komunikasi intensif dengan DPP PDIP. Hal ini juga dilakukan di tingkat Provinsi dan tingkat Kabupaten,” urainya.
Dedy juga menegaskan tidak ada syarat apapun dalam membangun koalisi. Menurutnya yang terpenting adalah komunikasi di tingkat bawah.
DPP melihat kans menang besar, dengan berbagai pertimbangan dan survey tentu akan memberi lampu hijau.
Soal tanggapan para kader, Dedy menilai kader PKS ini unik dan pasti menerima keputusan partai.
Menurutnya, karakter kader PKS selama ini jika dipusat A maka sampai kebawah juga A.
“Jika ada riak satu atau dua itu wajar. Namun secara umum ketika pimpinan sampai bawah satu suara,” tandasnya.
Hal itu berbeda dengan simpatisan PKS. Pihaknya menilai simpatisan yang perlu disosialisasi dan dipahamkan lagi. Ini perlu melakukan pendekatan agar mereka bisa memahami.
”Kader dan simpatisan PKS saat ini lebih cerdas dan dewasa secara politik dan bisa diberi pemahaman,” bebernya.
Dalam menghadapi pilkada mendatang PKS tidak sekedar berpangku tangan. Dari internal partai ada survey untuk melihat kondisi kekuatan.
Saat ini suara yang berkembang di PKS masih pada Yuni-Dedy. Kalau pun ada satu dua yang berbeda, menurutnya hal itu sebagai sesuatu yang wajar.
”Logika politiknya ngangkat Yuni-Dedy lebih mudah daripada bentuk baru,” tukasnya.
Sementara disinggung pilihan politik Yuni yang memilih kembali ke pangkuan PDIP, menurutnya tidak masalah.
”Selama orang yang sama meski pakai baju yang berbeda tidak masalah,” ujarnya. Wardoyo