Beranda Edukasi Akademia Semnas Civil Week UNS 2019: Mengkaji Perencanaan Infrastruktur Pemindahan Ibu Kota Negara

Semnas Civil Week UNS 2019: Mengkaji Perencanaan Infrastruktur Pemindahan Ibu Kota Negara

Seminar Nasional Civil Week 2019 yang mengangkat topik “Mengkaji Perencanaan Infrastruktur dalam Pemindahan Ibu Kota Baru guna Terwujudnya Indonesia Sentris” di Auditorium G.P.H Haryo Mataram, Kamis (7/11/2019). Humas UNS

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Rencana pemindahan Ibu Kota Indonesia yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo, memunculkan beragam pertanyaan tentang urgensi pemindahan tersebut. Kemudian diskusi di berbagai forum, komunitas, dan instansi banyak bermunculkan. Salah satunya adalah Seminar Nasional Civil Week 2019 yang mengangkat topik “Mengkaji Perencanaan Infrastruktur dalam Pemindahan Ibu Kota Baru guna Terwujudnya Indonesia Sentris” di Auditorium G.P.H Haryo Mataram, Kamis (7/11/2019).

Rektor UNS, Prof.Dr. Jamal Wiwoho, mengatakan bahwa kajian infrastruktur dalam mengembangkan kota baru adalah hal yang sangat penting.

“Sikap kritis sebagai akademisi, pelaku bisnis, pengambil keputusan, dan lain-lain, akan menjadi masukan yang sangat baik bagi pemerintah,” ujar Prof. Jamal.

Ia pun meyakini bahwa dari forum ilmiah ini akan lahir pemikiran dan kajian-kajian yang lebih mendalam. Diskusi-diskusi tersebut akan membawa manfaat dalam memperbaiki bahkan menyempurnakan blue print perencanaan pemindahan Ibu Kota baru ini.

Civil Week merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sejak tahun 2009. Pada penyelenggaraan kesebelas ini, Civil Week menghadirkan lima pembicara dari pemerintah, pelaku usaha dan akademisi.

Dr. Imron Bulkin, Ketua Tim Pelaksanaan Pemindahan Ibu Kota Negara, menjelaskan bahwa pemindahan Ibu Kota ini disebabkan oleh beberapa hal. Yaitu pertumbuhan urbanisasi yang sangat tinggi di Jakarta, konsentrasi penduduk Indonesia terbesar ada di Jawa khususnya Jabodetabek, pembangunan infrastruktur yang tidak adil dan merata untuk wilayah luar Jawa, dan kondisi lingkungan yang semakin memburuk seperti polusi udara yang tinggi, keterbatasan suplai air baku, penurunan permukaan tanah, juga naiknya muka air laut.

Baca Juga :  Kampanye Pilkada 2024 Segera Berakhir, Andika Perkasa Hormati Pilihan Masyarakat Jawa Tengah

“Selain itu, juga sebagai salah satu upaya merepresentasikan identitas Indonesia yang hijau. Maka konsepnya nanti adalah smart, green, beautiful, sustainable city. Kita akan bentuk forest city ,” jelas Dr. Imron.

Sementara itu, Parwanto Noegroho, Sekretaris PT. Adhi Karya, memberikan paparan dari segi perencanaan transportasi. Ia menuturkan bahwa pemindahan Ibu Kota ini menjadi kesempatan Indonesia untuk mengkonsep ulang sistem transportasinya.

Untuk mewujudkan smart city dan forest city dibutuhkan empat ring sistem transportasi yang dikembangkan. Ring pertama dan kedua merupakan transportasi di lingkup pusat pemerintahan dengan menggunakan LRT dan bus. Ring ketiga, transportasi yang menuju ke pusat pemerintahan dengan LRT/ART dan MRT. Ring ini juga mengkombinasikan underground dan at grade. Di ring 4, transportasi yang dekat dengan hunian penduduk dengan menggunakan e-bus dan e-scooter di outer ring road yang hitech.

“Sistem transportasinya nanti harus menghubungkan ring-ring transportasi massal. Intergrated transportation system. Lebih banyak menggunakan transportasi publik, memperkecil kendaraan privat,” jelas Parwanto.

Tetapi untuk mewujudkan sistem transportasi tersebut, imbuh Parwanto, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dan diperhatikan dengan baik. Yaitu sumber pembiayaan yang tidak sedikit, pengawasan pada pelaksanaan pembangunan, perawatan moda transportasi dan tarif moda transportasi yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

Baca Juga :  Bahlil Lahadalia Kesengsem Soto Khas Solo, Cocok Rasanya dan Paten

Selain seminar, Civil Week juga mengadakan berbagai kompetisi untuk pelajar SMA/K sederajat dan mahasiswa, yaitu Lomba Rancang Gambar Bangunan (LRGB), Lomba Rancang Bangun Jembatan (LRCB), ICC, Divine, Paper Competition. Total peserta mencapai 1.056 orang dari berbagai provinsi bahkan beberapa negara lain.

“Antusiasmenya luar biasa. Untuk mahasiswa, ada dari 11 provinsi di Indonesia, juga dari Malaysia dan Fillipina. Untuk pelajar ada dari 39 SMA/K sederajat di Jawa, Bali, dan Sumatera. Dan masih banyak dari institusi pemerintah dan pemerintah. Hal itu menunjukkan bahwa Civil Week ini sudah memiliki prestise dan kompetensi yang mumpuni,” tutur Rizki Nur Romadhon, Ketua Civil Week 2019. Triawati PP