Beranda Umum Internasional Ilmuwan Bikin Salinan Virus Corona Untuk Ciptakan Vaksin Penangkal

Ilmuwan Bikin Salinan Virus Corona Untuk Ciptakan Vaksin Penangkal

Ilustrasi / pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM  –
Menghadapi teror penyebaran virus corona yang demikian massif, ilmuwan Australia tak tinggal diam. Mereka melakukan terobosan besar untuk menciptakan vaksin atas virus tersebut.

Ilmuwan Australia mengembangkan versi virus yang dijuluki 2019-nCoV itu di laboratoriumnya dengan tujuan untuk membuat penangkalnya atau vaksin.

Para ahli di Melbourne’s Peter Doherty Institute for Infection and Immunity menjadi laboratorium ilmiah pertama di dunia di luar Cina yang menyalin virus.

Mereka menggambarkannya sebagai game changer yang akan membantu para ilmuwan lain menentukan apakah vaksin efektif untuk pengobatan virus asal Wuhan, Cina, itu.

Mike Catton, wakil direktur Doherty Institute, menjelaskan bahwa timnya
menumbuhkan virus dari seorang pasien yang telah terinfeksi di Australia.

“Kami mendapatkannya. Fantastis,” ujarnya seperti dikutip laman ABC, baru-baru ini.

Mereka sekarang akan membaginya dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Eropa, yang pada gilirannya akan membaginya dengan laboratorium di seluruh dunia–termasuk yang dari Queensland–yang terlibat perlombaan di seluruh dunia untuk mengembangkan vaksin.

Terobosan ini juga akan memungkinkan peneliti mengembangkan tes untuk mengidentifikasi orang yang mungkin terinfeksi virus, bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala apa pun. Menurut Cotton, apa yang dilakukannya adalah hal yang sangat penting.

“Penemuan itu sangat penting dan akan menjadi bagian penting menunjukkan apakah vaksin berfungsi, para ilmuwan dapat menguji setiap vaksin potensial terhadap versi penyakit yang ditumbuhkan di laboratorium,” kata Cotton.

Saat ini di Australia, pasien dengan gejala 2019-nCoV awal menjalani tes di rumah sakit. Kemudian sampel dikirim ke Doherty Institute, satu-satunya laboratorium di Australia yang dapat menguji sampel untuk kedua kalinya dan memberikan jawaban 100 persen tentang apakah seseorang terinfeksi atau tidak.

Pemimpin ilmuwan Doherty Institute, Julian Druce, menggambarkannya sebagai perkembangan yang signifikan dalam pemahaman global tentang virus, dan untuk respons terhadapnya.

“Ini akan menjadi game changer untuk laboratorium lain di Australia,” tutur Druce.

Menumbuhkan virus juga akan membantu para ahli lebih memahami tentang bagaimana virus yang dianggap mirip dengan SARS itu berperilaku.

Doherty Institute adalah lab kedua di dunia yang menyalin penyakit itu. Sebuah laboratorium di Cina adalah yang pertama, tetapi tidak berbagi penemuannya dengan WHO.

Namun, lab yang sama merilis gambar dari urutan genetik penyakit, yang membantu para ilmuwan di Institut Doherty menyalinnya.

Druce mengatakan para ilmuwan di institut itu telah bekerja keras untuk memahami lebih banyak tentang penyakit itu, yang telah merenggut setidaknya 170 nyawa di Cina dan menginfeksi 7.783 orang lainnya di seluruh dunia .

“Sudah (bekerja) 10-12 jam sehari, jam 2 pagi (waktu setempat) selesai, jadi sudah cukup penuh (waktunya),” katanya.

Selain itu, Druce berujar, para ilmuwan di tempatnya telah merancang dan merencanakan latihan seperti itu selama bertahun-tahun.

“Inilah yang dibangun untuk Doherty Institute,” lanjutnya.

“Itulah mengapa kita bisa mendapatkan jawaban mulai Jumat hingga (Rabu) diagnosis, deteksi, pengurutan, dan isolasi,” katanya.

www.tempo.co