Beranda Daerah Sragen Proyek Embung Kedung Jeruk Sragen Ambyar, Kepala Dinas PU PR Salahkan Curah...

Proyek Embung Kedung Jeruk Sragen Ambyar, Kepala Dinas PU PR Salahkan Curah Hujannya Sangat Besar. Kontraktor Diberi Waktu Sepekan Untuk Perbaikan

Proyek Embung Kedung Jeruk di Pengkok Kedawung yang baru selesai dibangun dan sudah ambrol, Minggu (5/1/2020). Foto/Wardoyo
Proyek Embung Kedung Jeruk di Pengkok Kedawung yang baru selesai dibangun dan sudah ambrol, Minggu (5/1/2020). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Sragen mengklaim bahwa proyek embung Kedung Jeruk di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen yang ambrol sudah langsung diperbaiki.

Hal itu disampaikan Kepala DPU PR Sragen, Marija, Senin (6/1/2020). Ditemui di sela sidak jalan di Karangudi, Ngrampal, ia mengatakan Embung Kedungjeruk sudah selesai dikerjakan.

Menurutnya, embung senilai hampir Rp 4 miliar itu dibangun dari APBD namun sumber dananya dari Bankeu Provinsi Jateng 2019.

“Itu proyek APBD tapi dananya dari Bankeu Provinsi. Pekerjaannya sudah selesai tapi karena curah hujan yang cukup besar sehingga air dari sawah desa di hulunya melimpah. Kemudian ada saluran di atas tersumbat sehingga airnya melimpas,” paparnya.

Marija mengklaim jika embung tidak ambyar. Hanya tanggulnya saja yang kena. Sementara bangunan utama embung tidak rusak.

Ia mengatakan kerusakan tanggul sudah diperbaiki. Menurutnya dalam sepekan ke depan, perbaikan akan bisa diselesaikan.

“Itu hanya tanggulnya saja. Jadi bangunannya nggak ambyar,” tuturnya.

Ia menambahkan pihaknya juga akan mengecek saluran di atasnya untuk dibenahi. Hal itu dilakukan supaya tidak terjadi limpasan lagi.

Seperti diberitakan, bangunan embung yang dibangun dengan dana hampir Rp 4 miliar di 2019 itu dilaporkan ambrol diterjang hujan deras beberapa hari lalu.

Tidak hanya itu, bangunan talud yang menopang embung juga sudah retak dan di ambang ambrol. Padahal, proyek embung itu barusaja selesai dibangun beberapa pekan lalu.

Baca Juga :  Diduga Proyek Pengerjaan Bangunan Cagar Budaya Pendapa Petilasan Mangkubumi di Sragen Asal Asalan Baru Dibangun Sudah Ambruk

Menurut Kades Pengkok, Sugimin Cokro, bangunan embung itu ambrol beberapa hari lalu akibat guyuran hujan deras dengan intensitas tinggi.

Ia tak mengetahui persis bangunan embung itu proyek dari dana apa. Akan tetapi Kades yang barusaja dilantik itu  memastikan bahwa itu bukan proyek dari desa.

“Yang lebih tahu Kades yang lama. Tapi yang jelas ini proyek tahun 2019 dan belum lama selesai. Kemarin ambrol karena hujan deras beberapa hari itu. Kalau anggarannya, kami dengar hampir Rp 4 miliar, tepatnya Rp 3,98 miliar sekian,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (5/1/2020).

Sugimin menuturkan ambrolnya embung memang tidak akan berdampak langsung terhadap permukiman atau warga. Hanya saja, hal itu juga mendatangkan kekhawatiran terutama jika nanti sudah berisi air.

“Kemarin kami bersama BPD Desa juga sudah mengecek kondisi embung dan titik yang ambrol. Sementara kami juga bingung mau melapor ke mana karena status proyeknya apakah dari dana provinsi atau kabupaten,” terangnya.

Salah satu tokoh, Suyadi Kurniawan yang turut mengecek kondisi embung, menyayangkan ambrolnya bangunan yang baru seumur jagung itu.

Ia menyoroti ambrolnya embung adalah bukti buruknya pengerjaan dari rekanan pelaksana. Selain itu, ambrolnya embung juga menunjukkan lemahnya pengawasan dari dinas terkait yang ditunjuk mengawasi proyek.

“Sangat disesalkan bangunan hampir Rp 4 miliar, kondisinya asal-asalan. Baru kena hujan beberapa kali saja sudah ambrol. Ini bukti kalau rekanan yang mengerjakan tidak kualified, dinas yang menunjuk juga tidak komitmen. Sehingga kualitas pekerjaan nggak mutu,” tukasnya.

Baca Juga :  HRS Kader Golkar Sragen Sempat Jadi Tersangka di Polres Sragen Kini Bebas Dari Jerat Pidana Lewat Praperadilan

Ia juga mempertanyakan kinerja pengawas proyek yang ditunjuk. Terlebih, proyek itu juga mendapat pendampingan dari TP4D Kejaksaan.

“Heran saja, pengawasnya sebenarnya kerja atau nggak. Kalau diawasi, mestinya dari awal begitu ada pekerjaan yang nggak beres atau kurang kan bisa ditegur. Hasilnya pasti nggak akan begini, ini seperti sia-sia saja uang Rp 4 miliar dibuat embung malah ambyar. Kami juga mempertanyakan pengawasan dari TP4D kejaksaan. Sudah dikawal kejaksaan, hasilnya kok masih begini. Lha kalau ada penyimpangan terus mengadu ke siapa,” tandasnya. Wardoyo

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.