JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Semarang

Pasien Asal Demak Diduga Suspect Corona Kabur Saat Dirujuk ke RSUD Kudus, Ternyata yang Bersangkutan ke Jakarta

Petugas membersihkan salah satu ruangan RSUD Dr. Loekmonohadi Kudus, Kamis (12/3/2020).Tribun Jateng/Raka F
   

KUDUS, JOGLOSEMARNEWS.COM — Seorang pasien asal Demak yang diduga suspect corona membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus (DKK). Kejadian itu bermula saat pasie‎n memeriksakan diri ke RS Mardi Rahayu Kudus pada pukul 19.00 WIB.

Oleh dokter, karena pasien memiliki gejala sakit corona, maka direkomendasikan rujukan ke RSUD Loekmonohadi Kudus. Namun pasien tidak mau dirujuk, dan selanjutnya memilih untuk pulang.

Juru bicara RS Mardi Rahayu, dr.Yuliana Wara, mengatakan, telah menerima pasien tersebut di ruang instalasi gawat darurat (IGD) sekitar pukul 19.00, hari Minggu (15/3/2020).

“Setelah dijelaskan bahwa diduga (suspek) COVID-19 dan perlu dirujuk ke Ruang Isolasi RSUD Kudus, pasien menolak dan memaksa meninggalkan rumah sakit,” ujar dia.

Informasi identitas pasien sudah dilaporkan ke Satgas COVID-19 Kudus agar dapat segera ditindaklanjuti bersama aparat pemerintah setempat

Apalagi kondisi pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan 14 hari sebelumnya berangkat umrah dan Australia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, ‎Joko Dwi Putranto, mengatakan, telah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Demak untuk mencari keberadaan pasien tersebut, karena merupakan warga Kabupaten Demak.

“Ya ini kami bekerjasama dengan ‎Dinas Kesehatan Demak untuk menjemput pasien, tapi sampai sekarang tim belum ketemu pasien,” jelas dia, saat rapat koordinasi kebijakan strategis menghadapi virus corona di Command Centre, Senin (16/3/2020).

Baca Juga :  Supra 125 Digasak Megapro Patah Jadi 2, Pengendara Tewas di Lokasi

Menurutnya, selama belum diperbolehkan pulang maka pasien tidak bisa mengambil keputusannya sendiri.

Sehingga sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku, pasien harus diperiksa lebih lanjut ke RSUD Dr Loekmonohadi Kudus.

‎”Harus dipastikan dulu, apakah pasien itu positif atau tidak. Sebab, gejala yang dialami pasien itu mirip sekali dengan gejala virus corona yakni batuk disertai demam,” ungkapnya.

“Memang gejalanya ada kecenderungan ke arah sana,” imbuhnya.

Terpisah, Tim Informasi Penanganan Covid-19 DKK Kudus, Nasiban, menjelaskan, jika pasien yang diduga memiliki gejala mirip virus corona itu tak bisa dimasukkan ke ruang isolasi.

Sebab, pihak keluarga telah menyampaikan bila yang bersangkutan sudah pulang ke Jakarta.

“Sehingga mau bagaimana lagi, karena yang bersangkutan sudah ketakutan duluan,” jelas dia.

Kendati demikian, pihaknya meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena belum tentu pasien itu positif corona.

Mengingat, rekam jejak riwayat pasien ke luar negeri sudah lebih dari dua bulan yang lalu dan tidak bersinggungan dengan pasien lain.

“Sehingga kami juga tidak jadi mengisolasi pasien,” tandas dia.

Sementara itu, RSUD Dr Loekmonohadi Kudus telah memeriksa sedikitnya lima pasien yang terindikasi suspek virus corona.

Direktur RSUD Dr Loekmonohadi Kudus, ‎Abdul Aziz Achyar menjelaskan, dari jumlah tersebut hanya satu pasien yang saat ini masih masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP).

Baca Juga :  Pelaku Pencurian di Alfamart Semarang Masih Buron Polisi

Sedangkan empat pasien lainnya yang telah diperiksa hasil laboratoriumnya menunjukkan negatif.

“Hanya satu pasien dalam pengawasan dari Jepara yang tadi pagi sudah kami‎ kirimkan sampelnya ke Jakarta. Hasilnya lima hari lagi,” jelas dia.

Pasien akan dilakukan observasi dan pengawasan karena ditemui gejala pneumonia pada hasil rontgen parunya.

Menurutnya, RSUD Rehatta, Jepar, tidak memiliki ruang isolasi sehingga akhirnya dipindahkan atau dirujuk di RSUD Loekmonohadi Kudus.

“Standar operasional prosedur sudah kami terapkan, sekarang kami tengah memantau perkembangannya,” ujarnya.

Selain satu pasien tersebut, tambah Aziz, ada sebanyak tiga orang lain yang memeriksakan diri secara mandiri di RSUD.

Hanya mereka sudah dipulangkan karena hasil rontgennya tidak menunjukkan adanya indikasi pneumonia.

Satu di antaranya, merupakan warga Pati yang sempat mengikuti seminar di Depok. Sedangkan salah satu peserta seminar tersebut adalah pasien positif corona asal yang Solo meninggal dunia.

“Tapi sudah kami pulangkan karena hasilnya baik,” lanjutnya.

Mengantisipasi lonjakan pasien, Aziz mengatakan telah menambah sembilan kamar yang diperuntukkan pasien dalam pengawasan.

“Sehingga bila terjadi penumpukan pasien dalam pengawasan, maka kami bisa menanggulanginya,” jelas dia.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com