SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kebebasan mantan Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman menerbitkan kembali aroma rivalitas menuju Pilkada Sragen. Agus menyebut akan mendorong Partai Golkar di Sragen dan parpol lain agar membuat perlawanan demi kesehatan demokrasi di Sragen.
Ia juga sempat menyentil dinasti politik dan sejarahnya yang dinilai kontraproduktif dengan hasrat kepentingan memajukan masyarakat. Hal itu ia sampaikan saat berbincang dengan wartawan, Kamis (12/3/2020).
“Sepanjang sejarah sejak Yunani sampai hari ini sampai di daerahnya Kennedy sampai di Indonesia ini, dinasti kekuasaan yang terus dilestarikan dari waktu ke waktu itu sebagian besar kontraproduktif. Meskipun ada sebagian yang lain juga ada yang baik dan bagus. Tetapi kecenderungan orang begitu kekuatan, daya kekuasaan itu bertumpu pada satu keluarga pasti akan berpikir lain,” paparnya.
Ia memandang dinasti politik akan kontraproduktif karena identik berpikir tentang keuntungan bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya dan kroni-kroninya.
Menurut hematnya, hal itu berlawanan dengan konsep reformasi yang tumpuannya itu anti korupsi kolusi dan nepotisme. Ia menilai nepotisme dinasti itu sesungguhnya berbahaya.
“Bagi saya tidak jadi masalah siapa pun yang jadi bupati. Asal dia bisa bekerja baik untuk kepentingan masyarakat umum. Tapi menjadi suatu yang tidak bagus ketika dia bekerja hanya untuk keluarga dan kroni-kroninya maka itu menjadi sesuatu yang amat sangat buruk bagi iklim demokrasi di maupun di Indonesia,” katanya.
Agus kemudian mengatakan untuk sikap Golkar, ia memandang harus membuat perlawanan dalam tanda kutip. Perlawanan itu yakni dengan menjadikan salah satu warga Kabupaten Sragen sebagai counter terhadap kecenderungan nepotisme gaya baru.
Saat ini, menurutnya Golkar bisa berkomunikasi dengan siapa pun dan parpol mana pun kecuali dengan partai yang sudah secara eksplisit dan definitif memberikan dukungan kepada calon incumbent.
“Kader Partai Golkar di bawah semuanya mengatakan bahwa Golkar harus mencari calon untuk agar dinamika demokrasi di Sragen menjadi bagus. Bukan soal kalah atau menang tetapi ketika ada sebuah pertandingan tanpa lawan itu menjadi sesuatu yang lucu bagi kacamata kita,” kata dia.
Saat ditanya kemungkinan arah koalisi, ia menyebut dalam dunia politik segala sesuatu menjadi mungkin. Ia memandang hal itu bagian berkesenian hidup dan menurutnya partai apapun masih bisa bergabung.
Agus menambahkan isu yang muncul dan hangat di tengah masyarakat dan ia dengar sangat beragam.
Seperti pengisian perangkat, pengadaan komputer, indikasi permainan fee proyek, dan beberapa hal yang ia sebenarnya cukup paham siapa-siapa pihak yang bermain dan pemegang kartunya.
Terpisah, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang sudah direkomendasi PDIP sebagai Cabup, saat ditemui wartawan usai memimpin simulasi penanganan pasien Corona Virus di RSUD Sragen, Kamis (12/3/2020), mengatakan kebebasan mantan Bupati Agus, ia tanggapi sebagai sesuatu yang positif.
Perihal kans di Pilkada Sragen apakah lebih memilih ada lawan atau kotak kosong, putri sulung mantan Bupati Untung Wiyono itu mengaku yang lebih penting baginya adalah bersiap diri menghadapi apapun di Pilkada nanti.
“Yang penting saya bersiap diri untuk menghadapi apapun. Menghadapi opsi apapun, saya siap. Mau kotak kosong siap mau ada lawannya, siap,” tuturnya.
Dia pun menjelaskan jika diminta memilih, maka dirinya akan memilih menghadapi siapa pun lawan yang ada di hadapannya.
Ia juga mengaku tetap optimis bisa memenangkan Pilkada apapun kondisinya dan siapapun lawannya.
“Optimisme adalah bagian dari perjuangan. Optimis yess,” tandasnya. Wardoyo