![IMG-20200403-WA0006](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2020/04/IMG-20200403-WA0006.jpg?resize=640%2C480&ssl=1)
![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2020/04/IMG-20200403-WA0006.jpg?resize=500%2C375&ssl=1)
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mewabahnya corona virus atau covid-19 memang membuat semua lini di negeri ini mulai tergugah untuk waspada.
Termasuk di Sragen, yang belakangan banyak kedatangan para perantau atau pemudik yang pulang kampung. Tingginya kepulangan pemudik itu pun berdampak lurus mendongkrak angka pelaku perjalanan (PP), orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam perawatan (PDP).
Berangkat dari itulah, kini Pemkab dan semua elemen mulai memfokuskan pengawasan dan pantauan terhadap para pemudik yang pulang.
Nah, salah satu komunitas unik yang turut berperan adalah Ashoco Jarang Pulang.
Komunitas lintas profesi yang berisikan semua kalangan dan bermarkas di Angkringan Shoping Center Sragen itu belakangan juga eksis begadang untuk memantau kepulangan para pemudik yang naik bus.
Komunitas dengan kepanjangan Angkringan Shoping Community itu digawangi mulai dari pejabat teras seperti Sekda Sragen Tatag Prabawanto, anggota DPRD Sragen Fathurrohman, anggota Polsek Sragen Kota, Sukram, dan banyak kalangan lain dari dalang, kontraktor hingga pedagang angkringan.
“Ya seperti malam ini, kami juga begadang sambil memantau bus yang membawa rombongan pemudik ke Sragen. Karena jumlah PP Sragen tinggi, kami dari Ashoco bersama Dishub juga mengawasi bus-bus pembawa pemudik agar tidak menurunkan penumpang di jalan. Tapi semua bus diarahkan ke tiga posko penurunan penumpang yakni di Terminal Pilangsari, depan Kodim dan Gemolong. Kalau di Sragen Kota ini, bus pemudik kita arahkan ke Terminal Pilangsari,” papar Sekda Tatag Prabawanto, Jumat (3/4/2020) tengah malam.
Menurutnya, pemantauan pemudik itu penting sebagai kunci awal melakukan deteksi dini dan pendataan. Dengan dikondisikan turun di Terminal, maka para pemudik utamanya dari wilayah zona merah bisa didata dan diperiksa lebih intensif.
“Sehingga kalau mereka ada gejala segera dilakukan penanganan dan diisolasi mandiri agar tidak menyebarkan. Ya meski kami harus begadang, nggak masalah yang penting bisa berkontribusi bagaimana menekan penyebaran corona virus. Sehingga kasus covid-19 segera mereda,” imbuh Fathurrohman.
![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2020/04/IMG-20200403-WA0007.jpg?resize=300%2C400&ssl=1)
Mengingat ada imbauan social distancing, para kru Ashoco pun juga menerapkan jaga jarak ketika duduk di angkringan.
Jika biasanya mereka duduk berhimpitan di dingklik kayu panjang, kali ini duduknya diatur berjarak satu meteran. Masker dan hand sanitizer pun tak lupa menemani di dekat mereka.
Kegiatan begadang sambil memantau pemudik itu dilakukan hampir setiap malam dengan durasi melek dari jam 22.00 WIB sampai hampir sepertiga malam.
“Kadang jam 02.00 WIB, kadang sampai jam 03.00 WIB dinihari. Ya idep-idep prihatin juga, semoga wabah corona ini segera sirna dari Indonesia sehingga kehidupan kembali seperti sedia kala,” pungkas Ketua Ashoco, Tatag Prabawanto.
Sementara, berdasarkan data terbaru yang dilansir laman website resmi Pemkab Sragen di corona.sragenkab.go.id, hingga Jumat (3/4/2020) petang pukul 18.00 WIB, jumlah PP atau pemudik yang baru pulang dari wilayah terkonfirmasi covid-19 mencapai 8.178 orang naik dari sehari sebelumnya yang tercatat sebanyak 7.780 orang.
Kemudian untuk jumlah ODP ternyata ada 125 orang menurun dua orang dari sehari sebelumnya yakni 127 orang.
Ada 6 tambahan ODP tapi ada 25 ODP yang lolos dari status ODP karena sudah lewat masa 14 hari tanpa gejala. Sehingga komulatifnya jadi 125 ODP.
Sementara jumlah PDP bertambah satu orang menjadi total 9 orang. Dari angka itu, lima dinyatakan sembuh atau negatif, 3 masih dirawat di RSUD dan satu meninggal dunia. Wardoyo