JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sejumlah Industri Terpuruk, Ribuan Buruh di Sragen Rame-Rame Dirumahkan Dampak Corona Virus. Pabrik Tekstil Paling Terpukul

Pekerja PT Sritex sedang merampungkan pekerjaannya.Foto Ilustrasi/Dok
   
Ketua Apindo Sragen, Suwardi. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Ribuan buruh dari berbagai perusahaan dan industri di Kabupaten Sragen harus menelan pil pahit dampak wabah corona virus atau covid-19.

Mereka harus pasrah menerima kenyataan dirumahkan oleh perusahaan atau industri tempat mereka bekerja. Kondisi kelesuan ekonomi dan pasar luar negeri membuat operasional pabrik merosot drastis hingga terpaksa harus melakukan efisiensi jumlah pekerja.

Hal itu diungkapkan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Sragen, Suwardi. Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , ia mengatakan hingga kini ada lebih dari 1.000 buruh dari berbagai perusahaan di Sragen yang terpaksa diliburkan atau dirumahkan.

Hal itu terjadi karena menurunnya operasional perusahaan dampak pandemi corona yang melanda dunia. Pemangkasan pekerja atau buruh itu terjadi secara bertahap sejak beberapa pekan terakhir.

Baca Juga :  Paguyuban Sahabat Dangkel Bagikan Paket Sembako di Bulan Ramadhan 1445 H Untuk Masyarakat Miskin dan Kurang Mampu Hingga Anak Yatim di Sragen, Kades Purwosuman: Paguyuban Yang Kompak dan Solid Membantu Warga

“Yang sudah dirumahkan kalau 1.000 orang buruh ya lebih. Mayoritas memang buruh yang masih kontrak. Tapi biasanya mereka dirumahkan dulu, kalau situasi membaik, nanti bisa dipanggil lagi,” paparnya Kamis (9/4/2020).

Suwardi menguraikan mayoritas yang dirumahkan adalah buruh dari pabrik tekstil atau garmen. Namun sebagian juga buruh dari pabrik nontekstil meski jumlahnya tak sebanyak buruh pabrik tekstil.

Menurutnya pabrik tekstil memang paling terdampak. Sebab selama ini bahan baku dan pangsa pasar produknya memang sangat tergantung luar negeri.

“Bahan baku tidak bisa masuk. Sementara stok bahan yang ada dan diproduksi tidak bisa menjual. Yang masih bertahan beroperasi pun jane ampet-amapetan. Produksinya pun juga sudah menurun jauh. Kalau dipersentase paling banter 50 persen,” terangnya.

Baca Juga :  Viral Mobil Rusak Usai Minum Dexlite di Sragen, SPBU: Bukan Abal-abal, Tapi Karena Terkontaminasi Air

Lebih lanjut, pria pehobi olahraga off road itu menguraikan sejak wabah corona melanda dua bulan lalu, omzet semua perusahaan merosot drastis.

Jika dipersentase, penurunan omzet bulan Februari sudah mencapai angka 50 persen dan bulan Maret ke sini makin merosot lebih dari persen.

“Kalau yang nggak merumahkan, biasanya buruhnya dioglang. Yang biasanya masuk sebulan penuh, sekarang dioglang ada yang masuk cums dua minggu, ada yang dimasukkan tiga minggu. Kalau nggak gitu nggak mungkin kuat,” tukasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com