SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Status kejadian luar biasa (KLB) corona yang sudah ditetapkan Sragen, membuat semua pihak makin meningkatkan kewaspadaan.
Termasuk pelayanan pada fasilitas kesehatan, Klinik Pratama Saras Medika. Sebagai bentuk proteksi terhadap semua pasien, klinik yang berlokasi di Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo ini menyiapkan masker gratis bagi setiap warga yang datang periksa.
Pengelola Klinik Pratama Saras Medika Sidoharjo, dr Siti Wahyuni mengatakan pihaknya menyediakan 1.000 lembar masker yang disediakan gratis bagi semua pasien yang periksa.
Penyediaan masker itu dilakukan sebagai wujud komitmen kliniknya untuk berkontribusi nyata dalam memerangi pandemi corona yang melanda saat ini.
Menurutnya, dengan kondisi terkini di Kabupaten Sragen yang sudah ditetapkan KLB dan ada 2 warga positif, memang membutuhkan ekstra antisipasi dan kewaspadaan bersama.
“Di satu sisi, jumlah pelaku pejalanan (PP) di Kabupaten Sragen juga terus meningkat. Mereka datang dari daerah yang terkonfirmasi positif covid-19. Maka dari itu, kami juga berperan aktif memproteksi semua pasien yang datang dengan memberikan masker gratis,” papar dr Siti, Kamis (16/4/2020).
Ia menguraikan dengan status KLB ini, kewaspadaan seluruh masyarakat mutlak harus ditingkatkan.
Untuk mencegah penularan virus corona, pihaknya selalu berpesan agar warga senantiasa tinggal dirumah, cuci tangan secara rutin, menjaga jarak dan memakai masker jika keluar rumah.
“Karena itulah selama pandemi corona ini kita memberikan masker secara gratis kepada setiap pasien yang periksa. Untuk saat ini kami sudah sediakan 1000 masker dan akan kami sediakan terus selama pandemi corona,” terangnya.
Dr Siti menjelaskan program one patient-one mask atau satu pasien satu masker itu juga dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat.
Edukasi yang dimaksud yakni terkait pentingnya mengenakan masker saat berada di luar rumah.
‘Ini juga sebagai salah satu bentuk usaha untuk memutus rantai penularan virus corona,” urainya.
Ia berharap program one patient-one mask itu diharapkan bisa menjadi pendorong kebiasaan masyarakat untuk memakai masker di tengah pandemi corona ini.
“Kenapa harus memakai masker? Karena saat di luar kita berinteraksi dengan orang lain yang kita tidak tahu kondisi kesehatannya. Kita berbincang dengan orang lain yang hanya berjarak 1 sampai 2 meter dari kita. Saat berbincang droplet keluar dari mulut kita maupun lawan bicara kita, jika kita tidak memakai masker maka droplet (kemungkinan droplet bisa mengandung virus corona) tersebut bisa langsung terhirup hidung kita dan masuk ke saluran pernapasan kita,” ulasnya.
Akan tetapi, jika memakai masker, maka droplet-droplet tersebut akan tertahan dimasker yang dikenakan.
Dr Siti memandang gerakan memakai masker secara besar-besaran dimasyarakat menjadi sangat penting di tengah kondisi gelombang penyebaran virus corona yang belum menunjukan grafik penurunan.
Pemakaian masker yang baik dan benar juga menjadi kunci penting dalam melindungi diri.
Masker harus menutup hidung dan mulut secara sempurna, jangan sampai masker hanya nyantol di dagu, masker hanya menutupi mulut (hidung terbuka), atau masker sangat longgar.
“Sesuai dengan kapasitas kita masing masing, mari kita lakukan hal hal positif yang kita bisa dari diri kita. Dari keluarga kita sesuai anjuran pemerintah sehingga kondisi berangsur membaik. Sinergitas seluruh elemen masyarakat bersatu padu diperlukan untuk memerangi pandemi corona,” pungkasnya. Wardoyo