Beranda Umum Nasional Ini 2 Aspek Utama Jika Daerah Ingin Terapkan New Normal

Ini 2 Aspek Utama Jika Daerah Ingin Terapkan New Normal

Ilustrasi seorang wanita sedang berbelanja di supermarket saat kondisi new normal. Pexels

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyatakan, ada dua aspek utama yang menjadi pertimbangan untuk menentukan apakah sebuah daerah siap menjalani new normal atau belum. Dua aspek ini adalah kajian epidemiologi dan kesiapan sistem kesehatan di masing-masing daerah.

Untuk aspek epidemiologi, setiap daerah perlu dinilai apakah telah berhasil menurunkan kasus positif Covid-19 setidaknya lebih dari 50 persen dari angka kasus puncak yang pernah dicapai dalam tiga pekan terakhir.

“Ini menjadi suatu ukuran apakah sebuah daerah bisa menuju babak berikutnya dalam new normal,” kata Achmad Yurianto, Minggu (31/5/2020).

Kemudian apabila masih ditemukan kasus positif, ujar Yurianto, sebuah daerah harus mampu mencatatkan angka perlambatan penambahan kasus positif di atas 5 persen setiap harinya. Daerah yang akan menjalankan new normal juga harus terbukti mampu menurunkan angka kematian akibat Covid-19.

Baca Juga :  Hasto Ditetapkan sebagai Tersangka, Puan: PDIP Belum Bicarakan Pengganti Hasto sebagai Sekjen

“Kedua, sistem kesehatannya. Di antaranya penggunaan tempat tidur ICU dalam dua pekan terakhir, dan sistem survailans kesehatan. Pertimbangan ini yang kami sampaikan kepada kepala pemerintahan setempat. Kepada bupati dan walikota,” ujar Yurianto.

Menurutnya, tidak ada jaminan sebuah daerah yang selama ini nihil kasus Covid-19 akan tetap bersih dari penularan Covid-19 di masa yang akan datang. Begitu pula sebaliknya. Karenanya, Yuri meminta seluruh pemda untuk benar-benar menjalankan protokol kesehatan, khususnya bagi yang bersiap menjalankan normal baru.

“Pemerintah telah melakukan kajian komprehensif di 514 kabupaten kota bersama tim ahli, untuk terus memantau kondisinya. Kita akan melihat fokus pada upaya untuk menghentikan sebaran covid-19,” jelasnya.

Baca Juga :  Rasa Menu Makan Bergizi Gratis Banyak Dikeluhkan Siswa, Ini Kata Kepala Badan Gizi Nasional

www.republika.co.id