JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Semarang

Sambut Fase New Normal, Santri Asal Jateng Dapat Perhatian Khusus

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen melapas 225 calon Santri asal Jawa Tengah yang akan menuju ke Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Jawa Timur di halaman Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Rabu (17/6/2020).   Humas Pemprov Jateng
   
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen melapas 225 calon Santri asal Jawa Tengah yang akan menuju ke Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Jawa Timur di halaman Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Rabu (17/6/2020).   Humas Pemprov Jateng

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah telah memberikan perhatian khusus terhadap situasi dan kondisi santri dan pondok pesantren dan satuan pendidikan berbasis asrama di Indonesia lainya menjelang tahun ajaran baru pada Juli 2020.

Pemprov Jateng telah meminta pembukaan pembelajaran tatap muka di pondok pesantren dan satuan pendidikan keagamaan berbasis asrama harus melalui prinsip kehati-hatian, pertimbangan matang, dan kesiapan sesuai dengan protokol kesehatan dan data kesehatan.

Mengingat situasi dan kondisi kasus Covid-19 di Indonesia saat ini masih tinggi dan rentan berisiko bagi masyarakat, termasuk lingkungan pesantren.

Di sisi lain, Pemprov Jateng juga memberikan perhatian khusus kepada para santri asal Jawa Tengah yang akan menempuh serta mendalami pelajaran agama Islam di pondok pesantren yang berada di luar wilayah Jawa Tengah.

Sebanyak 225 santri dan calon santri asal Jawa Tengah, dilepas Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen kembali ke Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Jawa Timur di halaman Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Rabu (17/6/2020).

Baca Juga :  Lakukan Balapan Liar di Ungaran, Puluhan Pemuda Dihukum Menuntun Motor Mereka ke Polres Semarang

Para santri dan calon santri pun sudah mengantongi surat keterangan sehat dan dilaporkan ke tim gugus covid 19 Jawa Tengah untuk mendapatkan izin keberangkatan.
Salah satu santri asal Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang Anindita Aprilia mengaku tidak ada kesulitan saat mengurus surat keterangan sehat di Puskesmas Bancak.

Dirinya hanya menunjukkan KK dan kartu santri untuk mendapatkan pemeriksaan secara gratis. Pihak puskesmas kemudian memeriksa suhu tubuh, tekanan darah dan berat badan. Ketika tidak ditemukan gejala covid-19, surat keterangan sehat pun diberikan.

“Sebelumnya juga saya melakukan karantina mandiri di rumah selama 10 hari, kemudian mengurus surat keterangan sehat. Nanti setelah sampai pondok juga akan kembali dilakukan karantina mandiri selama 14 hari,” tutur pelajar kelas 2 SMA itu.

Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin pun memastikan seluruh kru bus sudah menjalankan rapid test yang difasilitasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, bus juga telah disemprot dengan disinfektan. Jarak aman duduk para santri pun juga telah ditentukan.

Baca Juga :  Empat Pria Setengah Mabuk Aniaya Pemilik Café di Semarang Diringkus Polisi

”Terima kasih koordinasi dan kerja samanya para sopir dan kernet yang tadi pagi sudah melaksanakan rapid test. Hasilnya sudah kita ketahui, Alhamdulillah tidak ada yang reactive,” katanya.

Untuk para santri, Gus Yasin, berpesan, setelah sampai di pondok pesantren, bukan berarti kewajiban menerapkan protokol kesehatan selesai. Di dalam pondok, santri tetap harus menerapkan protokol kesehatan dan melaksanakan pola hidup sehat.
“Ketika nanti dalam pesantren, saya berharap adik-adik tetap menjaga protokol kesehatan, berpola hidup sehat.

Upayakan melakukan olahraga-olahraga kecil yang menyehatkan badan. Jangan terlalu banyak begadang. Di pondok biasanya kalau malam asyik diskusi masalah ilmiah. Akan tetapi, badan juga perlu diistirahatkan,’’ paparnya. Satria Utama

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com