JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Ikuti Rapat, Kalung Eucalyptus di Leher Mentan Jadi Sorotan DPR

Petugas melakukan pengukuran suhu tubuh kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memasuki Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 5 Maret 2020. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona Covid-19 di Indonesia / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kalung eucalyptus yang diklaim dapat membunuh virus Corona temuan dari Kementerian Peranian (Kementan) masih menjadi kontroversi hingga kini.

Meski demikian, saat mengikuti rapat dengan anggota Komisi IV DPR-RI, Selasa (7/7/2020), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengenakan kalung kontroversial itu di lehernya.

Sontak kalung itu menjadi sorotan anggota dewan. Anggota Komisi IV DPR, Mindo Sianipar menyinggung kalung eucalyptus yang digunakan Mentan tersebut.

Sebab, kalung tersebut menjadi kontroversi di publik terkait manfaatnya. Mindo mempertanyakan manfaat dari kalung yang digunakan oleh Syahrul.

“Secara teknologi saya tidak yakin, apa yang yang ditebarkan kemudian
seberapa luas gelombang yang dipancarkan untuk menangkal (virus),” kata Mindo saat rapat kerja, Selasa (7/7/2020).

Anggota dari fraksi PDI Perjuangan tersebut juga menganjurkan kepada Mentan untuk tak menggunakannya terlebih dahulu.

Jika digunakan, maka akan memberikan sugesti kepada masyarakat yang padahal belum terbukti secara ilmiah.

“Nanti masyarakat berlomba-lomba makai itu karena menterinya pakai itu. Padahal kita belum tahu ini, jadi jangan dulu yang begituan,” ucap Mindo.

Baca Juga :  Yakin Mafia Pemilu Tak Bisa Beli MK, Tim AMIN Optimistis Gugatan Pilpres 2024 Bakal Dikabulkan

Mindo pun memberikan saran kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Fadjry Djufry untuk lebih selektif dalam menyampaikan penemuan produk baru.

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Nasdem Ahmad Ali menyadari soal kalung eucalyptus yang digunakan oleh Mentan saat ini menjadi perbincangan hangat. Namun ia meminta hal ini untuk tidak dibesar-besarkan.

“Saya pikir ini harus menghargai bahwa dalam kondisi pandemi ini semua orang dan institusi dan negara sedang berikhtiar untuk kemudian mengkontribusi dapat membunuh Covid-19,” ucapnya.

Walaupun manfaat kalung tersebut masih dipertanyakan, kata Ahmad, beberapa waktu lalu anak negeri sempat terpedaya dengan produk serupa asal Cina atau Jepang.

Jadi menurutnya, dengan adanya keributan yang membahas soal potensi produk tersebut yang diklaim dapat membunuh virus seharusnya tak menjadi polemik berkepanjangan.

Ahmad pun menyarankan, nama kalung tersebut untuk diubah agar tak menimbulkan kegaduhan.

Baca Juga :  Banjir Amicus Curiae ke MK, Pakar: Bukan Bentuk Intervensi

“Saya mungkin lebih tepat mengAtakan ini sebagai kalung kesehatan atau apapun namanya,” tuturnya.

Hingga berita diturunkan, Syahrul belum memberikan tanggapan atas pernyataan dan pertanyaan anggota DPR.

Sebelumnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan, Fadjry Djufry mengatakan kalung antivirus inovasi lembaganya merupakan aksesori yang berguna bagi kesehatan.

Akibat dari kontroversi yang ditimbulkan, Kementerian Pertanian pun berencana mengganti nama produk tersebut yang semula bernama Antivirus Corona.

“Produksi massal nanti ini (tulisannya) akan diganti menjadi ‘aromaterapi eucalyptus,” kata Fadjry melalui konferensi pers virtual, Senin (6/7/2020).

Berdasarkan izin edar yang sebatas produk jamu, Balitbang tidak mengklaim kembali bahwa itu dapat menyembuhkan, melainkan hanya melegakan.

Namun, kata Fadjry, tak menutup kemungkinan bahwa produk itu dapat membunuh virus Corona atau Covid-19 karena telah diuji di dalam laboratorium lembaganya.

Dia menjelaskan, untuk saat ini produk tersebut belum melewati pengujian lanjutan seperti uji praklinis dan uji klinis.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com