SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Persis Solo menunjukkan sikap tak konsisten dalam pengajuan diri sebagai tuan rumah Liga 2 2020. Setelah mendaftarkan diri di detik-detik jelang penutupan, manajemen tim Laskar Sambernyawa justru kembali mengundurkan diri dari bidding.
Manajer Persis, Hari Purnomo berkilah alasan kuat ysng membuat pihaknya mundur dari bidding adalah berkait diskresi PT LIB yang menyebutkan apabila Persis Solo terpilih menjadi salah satu host, dan pada saat drawing PSIM Yogyakarta masuk satu grup bersama Persis, maka undian klub PSIM akan dianulir dan akan diundi kembali. Hal itu disebutnya tak menjunjung azas netralitas dan fair play.
“Jadi kami merasa azas netralitas yang menjadi dasar sepak bola hilang saat PT LIB mengeluarkan aturan tersebut,” kata Hari Purnomo, Rabu (18/08/20).
Padahal jauh-jauh hari, sebelum bidding, Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru, Sudjarno menyebut jika PSIM Yogyakarta dan Persis dipastikan tak satu grup, berkaca pada panasnya pertemuan kedua tim musim lalu. Namun, Persis akhirnya tetap mengajukan diri jadi tuan rumah sebelum akhirnya mundur.
Kondisi itu membuat berang suporter Pasoepati. Presiden DPP Pasoepati, Aulia Haryo Suryo menyebut manajemen tak serius mengelola tim, termasuk merealisasikan target promosi ke Liga 1. Terlebih sang pemilik, Vijaya Fitriyasa sedari awal setelah mengakuisisi saham mayoritas mengegaskan menyiapkan dana Rp 60 miliar.
“Alasan itu menurut kami sangat tidak logis. Apalagi dari awal gembar-gembor soal anggaran miliaran dan target promosi ke Liga 1,” ketusnya.
“Seharusnya menjadi tuan rumah adalah suatu kebanggaan, dengan bertanding di Stadion Manahan. Manajemen juga seharusnya berjuang sekuat tenaga untuk jadi tuan rumah. Lha malah mundur,” kecam Rio.
Persis Solo kini harus berjuang lebih keras setelah tergabung di Grup B dengan tuan rumah PSCS Cilacap. Selain kedua tim itu, juga ada Kalteng Putra, Persiba Balikpapan, PSKC Cimahi, dan Persigo Semeru. Prabowo