Beranda Daerah Solo Beredar Kabar Gerakan Hitamkan Solo,  Ketua PSHT Solo: Kami Imbau Sedulur Agar...

Beredar Kabar Gerakan Hitamkan Solo,  Ketua PSHT Solo: Kami Imbau Sedulur Agar Tidak Turun ke Jalan dan Warga PSHT di luar Solo Tak Perlu Datang ke Solo

Ilustrasi latihan pencak silat. pixabay

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Isu dan informasi tentang ajakan ‘Hitamkan Solo’ mencuat dalam beberapa hari terakhir. Hal itu merupakan buntut dari penyerangan yang dialami tiga anggota perguruan pencak silat PSHT di daerah Mojosongo beberapa waktu lalu.

Namun, kabar itu langsung ditepis sespuh PSHT cabang Kota Solo maupun Kabupaten Sukoharjo. Ketua PSHT Cabang Solo, Arif Hudayanto meminta warga PSHT untuk tidak melakukan gerakan seperti yang terjadi pekan lalu. Pihaknya memilih menyerahkan pengungkapan kasus tersebut kepada aparat kepolisian.

“Kami imbau kepada sedulur agar tidak turun ke jalan dan warga PSHT di luar solo tidak perlu datang ke Solo. Sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru,” kata Arif, Selasa (22/09/2020).

Hal senada juga dikatakan Pejabat Humas PSHT Sukoharjo Marjono. Dia menyebut bahwa kabar ‘Hitamkan Solo’ adalah hoax.

“Itu hoaks. Kita tidak ada gerakan turun jalan. Persoalan yang baru saja terjadi di wilayah Surakarta hendaknya diserahkan pada pihak yang berwajib,” kata dia.

Baca Juga :  Tuntas Subagyo Tekankan Peran Strategis Mahasiswa Olahraga Lewat Seminar Nasional Digelar IMORI

Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menegaskan pihaknya berkomitmen dan terus bekerja untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap tiga anggota PSHT .

“Sudah ada laporan dan saat ini proses penyidikan sedang berlangsung. Polri akan bekerja secara profesional, prosedural yang tuntas untuk menyidik kasus ini,” kata Ade Safri.

Untuk itu, Ade Safri menghimbau kepada seluruh anggota PSHT untuk menahan diri dan tak kembali mengumpulkan massa. Terlebih, lanjut dia, pengumpulan massa di tengah pandemi Covid-19 rentan penyebaran virus Corona.

“Kita himbau kepada masyarakat untuk mempercayakan proses penegakan hukum ini kepada pihak kepolisian. Untuk teman-teman yang berada di kelompok maupun komunitas pencak silat semuanya bisa aktif untuk menahan diri dan tidak melakukan pengerahan massa,” tegasnya.

Sebelumnya buntut kasus penyerangan itu, kejadian mencekam terjadi di Plaza Stadion Manahan, Selasa (15/09/2020) malam. Sekitar seribuan massa dari PSHT yang berkumpul dibubarkan polisi.

Baca Juga :  Sepanjang 2025, Imigrasi Surakarta Catat 110 Ribu Layanan di TPI

Massa sudah berkumpul sejak pukul 20.30 WIB. Sebagian besar menggunakan sepeda motor. Polisi juga terlihat berjaga-jaga di lokasi. Massa tersebut sejurus kemudian lantas dihalau untuk meninggalkan lokasi. Prabowo

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.