Beranda Daerah Semarang Gubug Serut, Wisata Alam Alternatif di Semarang

Gubug Serut, Wisata Alam Alternatif di Semarang

Objek wisata Gubug Serut banyak dikunjungi / Ahmad Lukman OPRASIS

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Suatu ketika berdiam diri di rumah selama masa pandemi akan mencapai titik jenuh juga. Sehingga, orang punya keinginan untuk meluapkan keingiannya untuk keluar rumah, atau bertamasya.

Namun, bila masyarakat butuh hiburan, pemerintah yang pusing. Beberapa tempat wisata contohnya, kini banyak dibanjiri masyarakat. Untuk mengimbanginya, pemerintah menerapkan prokes (protokol kesehatan) dengan lebih ketat.

Mulai dari cuci tangan, menjaga jarak, hingga mengenakan masker wajib dilakukan masyarakat ketika ingin berkunjung ke tempat wisata.

Salah satu tempat wisata alam yang terbaru di daerah Gunung Pati bernama Gubug Serut. Menurut pengelola kawasan wisata tersebut, nama Gubug Serut diambil dari kata Gubug dan Serut.

Gubug tempat istirahat, sedangkan serut adalah jenis tanaman bonsai di kawasan setempat. Objek wisata ini berlokasi di Jalan Persen Raya, Sekaran, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang.

Objek wisata Gubug Serut awal mulanya diprakarsai oleh sembilan orang anggota komunitas pencari ikan. Mula-mula, demikian kisah Slamet, Ketua Komunitas Pencari ikan, mereka membangun gubug-gubug kecil di sekitar sungai Kaligarang.

Baca Juga :  Terdorong Hati Nurani, Purnawirawan Polri di Jawa Tengah Deklarasi Dukung Andika Perkasa-Hendrar Prihadi

“Gubug-gubug itu sedianya sebagai tempat untuk istirahat setelah lelah mencari ikan,” ujar Slamet kepada Joglosemarnews, kemarin.

Namun bentuknya yang unik, mengundang minat beberapa anak muda yang kala itu iseng berkunjung. Hingga akhirnya sempat viral dengan hastag wisata alam 2000.

Gagasan tersebut akhirnya mengerucut menjadi sebuah keputusan. Komunitas pun bergotong royong membangun gubug-gubug untuk menggenapi yang sudah ada.

“Gubug Serut dibangun berkat Gotong Royong komunitas,” ujar Slamet.

Kini, antusiasme pengunjung mulai tampak. Setiap harinya jumlah pengunjung bisa mencapai 500-an orang. Hanya dengan uang 2.000 untuk parkir, dan tempat masuk free alias gratis. Jika pengunjung ingin berenang bisa sewa ban sebesar Rp 5.000.

Selain wisata alam, sektor kuliner juga turut dikembangkan. Kuliner khas Semarang, misalnya, gendar pecel juga tersedia dengan hanya Rp 5.000, sudah dapat sepiring penuh. Aneka macam minuman, dari mulai es degan hingga jamu kunir asem, dan lain sebagainya.

Slamet mengatakan, rencana ke depannya, jumlah gubug tradisional akan diperbanyak. Selain itu juga akan dibangun fasilitas umum seperti mushola dan toilet.

Baca Juga :  Wakil Ketua DPRD Jateng Sepakat Tak Ada Pembatasan Pasokan Susu dari Peternak ke Industri Pengolahan. Tata Kelola Produksi Juga Diperbaiki

“Sistem pengelolaan wisata alam ini murni dari warga setempat. Sama sekali belum ada campur tangan dari pemerintah,” ujarnya.

Nah, wisata alam yang masih asri, didukung dengan pengelolaan yang masih alami, menjadikan Gubug Serut sebagai objek wisata yang cocok untuk berlibur keluarga seperti saat pandemi sekarang ini.

“Meski demikian, Prokes harus tetap diterapkan, dimulai dari tiap kesadaran masing-masing individu,” tutupnya. Ahmad Lukman P