JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Semarang

Panti Asuhan Ar-Rahman Berawal dari Bismillah dan Alhamdulilah

Budidaya lele yang dilakukan anak-anak panti asuhan Ar Rahman / lupita - joglosemarnews
   

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tahun 1992 silam, Panti Asuhan Ar Rahman telah berdiri. Selama 28 tahun kemudian hingga saat ini, panti asuhan ini masih eksis dan bahkan mampu membuka cabang di beberapa kota.

Setidaknya, panti asuhan yang berpusat di Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang ini memiliki lima cabang di beberapa kota.

Cabang-cabang baru tersebut berada di Kota Magelang, Sleman dan Kota Salatiga.

“Dan rencananya kini akan membangun cabang baru di Semarang,”  ujar Dharmawan selaku pengurus yayasan Ar Rahman kepada Joglosemarnews.

Dharmawan mengisahkan, panti asuhan itu pada awalnya digagas oleh orang tuanya, yang kemudian dikelolanya. Awal mula berdirinya Panti Asuhan tersebut tanpa modal.

“Saat itu ayah hanya bermodal Bismillah dan Alhamdulilah,” kisah Dharmawan.

Terbentuknya panti tersebut, bermula dari pengalaman orang tua Dharmawan yang tidak mampu untuk bersekolah lantaran keterbatasan biaya.

“Kondisi itu seolah mendorong ayah bermimpi untuk menyekolahkan anak-anak kurang mampu di sekitar sini,” ujar Dharmawan.

Oleh mimpi mulia itulah, ketika ayahnya dianugerahi rezeki cukup, ia mulai merealisasikan mimpinya, yakni dengan mendirikan panti asuhan.

“Dulu, banyak orang tua sekitar menitipkan anak-anaknya ke ayah untuk sekolah,” kenangnya.

Pada awalnya, panti asuhana Ar Arahman hanya menampung anak-anak SD, SMP dan SMA. Dalam perjalanannya kemudian, berkembang ide untuk membekali anak dengan skill demi masa depan anak-anak.

Akhirnya, anak-anak panti diarahkan untuk melanjutkan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Dan itu semua dibiayai oleh yayasan Panti Asuhan Ar Rahman.

Baca Juga :  Golkar Dorong Pasangan Ahmad Luthfi – Wihaji dalam Pilgub Jateng Nopember Mendatang

Menurut Dharmawan, panti asuhan Ar Rahman tidak hanya sebagai tempat berteduh, melainkan juga sebagai tempat untuk belajar bagaimana caranya bertahan hidup.

Kemandirian, menurut Dharmawan adalah modal yang paling pokok dari panti asuhan Ar Rahman. Bahkan, sejak berdirinya, panti asuhan  tersebut sudah bersifat mandiri, alias tak mendapatkan bantuan atau perantara dari pihak lain.

“Kemandirian adalah modal utama mampu bertahannya panti asuhan ini, walaupun tanpa bantuan dari pemerintah,” tuturnya.

Para pengurus yayasan panti Asuhan Ar Rahman mengajarkan sistem dan sikap kemandirian pada anak-anak asuhnya, sehingga mereka mampu hidup mandiri.

Untuk mengajarkan kemandirian kepada anak-anak, para pengurus yayasan mengajarkan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Seperti menanam tanaman, membudidayakan ikan lele dan mengelola tempat wisata edukasi.

Dari kegiatan-kegiatan tersebut  mereka mendapatkan biaya hidup dengan menjual hasil budidaya, pertanian, dan juga wisata.

“Memang tidak menutup kemungkinan datangnya bantuan dari masyarakat sekitar. Seperti beras, lauk pauk matang dan perabotan rumah tangga,” ujarnya.

Sebelum mengajarkan kegitan yang bermanfaat dan bisa menjadi ladang penghasilan bagi anak-anak panti asuhan, Dharmawan selalu menguji coba setiap kegiatan tersebut. Rumahnya ibarat laboratorium untuk bahan uji coba segala kegiatan yang menunjang panti asuhan.

Salah satu yang diterapkan oleh Dharmawan adalah, mereka harus tahu bagaimana mengambil sebuah risiko dalam hidup dan mereka harus bisa menyelesaikannya dengan cara mereka.

“Kita ajarkan anak-anak bahwa kesehatan adalah hal yang mahal. Ketika mereka sakit, mereka harus mampu mengurus diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain,” ujar Dharmawan.

Baca Juga :  Mohammad Saleh : Kosgoro 1957 Jawa Tengah Solid Dukung Airlangga Hartarto Pimpin Golkar Kembali

Anak-anak yang berada di panti asuhan Ar Rahman diwajibkan untuk bisa mengurus dirinya sendiri ketika sakit atau sedang dalam kesulitan, seperti membayar biaya berobat sendiri tanpa ada bantuan biaya dari panti.

Hal itu diterapkan untuk mengajarkan kepada anak-anak bahwa mereka harus bisa selalu menjaga diri dengan baik dalam hal kesehatan ataupun hal lainnya. Mereka diajarkan untuk bisa bertanggung jawab kepada diri mereka sendiri.

Keunikan lain dari panti asuhan Ar Rahman adalah sebagian besar cabangnya tidak memiliki pangasuh, serta tidak memiliki juru masak maupun tukang kebersihan.

“Semua dilakukan oleh anak-anak panti asuhan sendiri,” ujarnya.

Anak-anak panti asuhan, jelas Dharmawan memang dibiasakan bisa memasak sendiri untuk keperluan mereka. Konsepnya adalah saling membimbing satu sama lain.

Berbeda dari panti yang lain, panti asuhan Ar Rahman tidak mengekang anak-anak dengan aturan yang ketat. Sebagai gantinya, anak-anak diarahkan untuk dapat mengatur diri sendiri, mulai dari makan, bersekolah, tidur dan lain-lain.

Menurut Dharmawan, anak-anak harus bisa mengatur diri sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

Dharmawan selalu mencoba menggali potensi anak-anak asuhnya, dan mendukung terus setiap kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

Anak-anak panti asuhan juga diajarkan bagaimana caranya mengatur uang yang didapatkan mereka harus bersedekah, menabung, dan berinvestasi untuk masa depan.

“Bismillah dan alhamdulilah, ini kunci dari keberhasilan kami,” ucap Dharmawan menutup pembicaraan. lupita – wandani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com