SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pemerintah Kota Semarang mulai menertibkan jaringan kabel udara di jalan-jalan besar. Kabel udara ini akan dipindahkan pemasangannya ke bawah tanah.
Saat ini Pemkot Semarang telah mulai membangun prasarana pasif telekomunikasi atau ducting. Melalui proyek pembangunan ini, maka jaringan kabel listrik dan komunikasi yang selama ini terpasang di atas tanah akan dipindahkan ke dalam tanah.
Kebijakan ini digulirkan untuk membuat Ibu Kota Jawa Tengah menjadi lebih estetik direalisasikan melalui groundbreaking di bundaran Tugu Muda Semarang, Rabu (16/9/2020), kemarin.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan upaya untuk membebaskan kota dari kesemrawutan kabel di udara juga sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Hal ini merupakan bentuk pelayanan kami kepada masyarakat sekaligus menata infrastruktur kota menjadi lebih baik estetikanya, karena tidak ada lagi kabel yang semrawut,” ungkapnya melalui keterangan resmi yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM .
Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi ini mengaku ingin jaringan kabel yang selama ini menjadi polusi mata di pusat kota bisa dipindahkan ke dalam tanah.
“Saya meminta maaf, jika nantinya akan ada sedikit kemacetan di area pembangunan,” kata Hendrar Prihadi, Semarang, Jateng, Rabu, 16 September 2020.
Menurut Hendi, ada 35 kilometer ruas jalan protokol Semarang yang akan terbebas dari jaringan kabel udara. ruas jalan itu, yakni, Jalan Pemuda, Jalan Pandanaran, Jalan Simpang Lima, dan Jalan Gajahmada.
“Ini bentuk pelayanan Kami kepada masyarakat sekaligus menata infrastruktur kota menjadi lebih baik estetikanya karena tidak ada lagi kabel yang semrawut,” ujar Hendi.
Hendrar Prihadi menargetkan penataan jaringan kabel di jalan protokol Semarang sudah selesai enam bulan ke depan. Dia menegaskan proyek penataan jaringan kabel ini sama sekali tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Sebab, proyek ini merupakan investasi bisnis PT. Mora Telematika Indonesia dalam menyediakan infrastruktur saluran kabel serat optik bawah tanah di Kota Semarang.
Hendrar Prihadi mengatakan keseluruhan investasi pembangunan jaringan kabel bawah tanah bernilai Rp617 miliar. Namun, pandemi virus korona covid-19 memangkas nilai investasi menjadi hanya Rp50 miliar.
“Semula proyek pembangunan ini akan dilakukan sepanjang lebih dari 500 kilometer di 362 ruas jalan. Tapi, karena pandemi, menjadi 35 kilometer,” jelas Hendrar Prihadi.
Demi menanam jaringan kabel ke dalam tanah, Hendrar Prihadi berujar bakal ada pembongkaran trotoar besar-besaran di ruas jalan protokol Semarang. Dia meminta warga Kota Semarang bisa memaklumi proses pembangunan ini bakal menyebabkan kemacetan kendaraan.
Proyek pembangunan fiber optik bawah tanah tersebut merupakan proyek pembangunan yang pembiayaannya tidak menggunakan APBD. Dalam pembangunan yang sifatnya murni investasi ini, Pemkot Semarang menggandeng salah satu investor tanah air PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo).
Proyek pembangunan ditandai dengan pengoperasian mesin HDD (Horizontal Directional Drilling) oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
Sebelum proyek pembangunan dimulai, Pemkot Semarang telah melakukan MoU pada 31 Januari 2020 dengan PT Bumi Pandanaran Sejahtera ( BPS) dan PT Mora Telematika Indonesia. Kerja Sama Operasional (KSO) BPS-Moratelindo dengan Pemkot Semarang itu terkait penyediaan pelayanan publik atas infrastruktur pasif telekomunikasi saluran kabel serat optik bawah tanah di Kota Semarang. Satria Utama