SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Foto dan patung Presiden Perancis, Emanuel Macron menjadi sasaran luapan amarah massa aksi demo bela Islam di Sragen, Jumat (6/11/2020).
Sejumlah foto wajah Macron ditaruh di jalan raya depan Pemkab hingga jadi lindasan kendaraan yang melintas. Sedangkan patung replika dengan kepala ditempeli wajah Macron, kemudian dipenggal di akhir demo.
Aksi demo itu digelar di Alun-alun Sragen dengan melibatkan ratusan massa dari berbagai ormas Islam. Demo digelar bakda Jumatan hingga dua jam kemudian.
Syuhada (17) salah satu peserta demo dari Jambanan, Sidoharjo mengaku datang bersama sekitar 50an temannya di Ponpes Jambanan.
Ia tergerak ikut aksi karena merasa terpanggil adanya penghinaan Islam dan Nabi Muhammad oleh Presiden Perancis, Emanuel Macron.
“Kami ingin agar dunia mengadili Presiden Prancis karena sudah menghina Nabi Muhammad. Saya tadi sama rombongan pondok, sekitar 50an orang. Harapannya supaya Presiden Macron lebih sadar tentang Islam agar tidak seenaknya mencela nabi. Kami juga akan boikot semua produk Perancis,” ujarnya di sela demo.
Aksi demo dipusatkan di Alun-alun dengan dipimpin Ketua FPI Sragen, Mala Kunaefi. Dalam orasinya, Mala menyerukan aksi demo dilandasi pernyataan Presiden Perancis, Emanuel Macron yang dianggap telah menghina Nabi Muhammad SAW dan melecehkan agama Islam.
“Kalau mereka berani melecehkan nabi kita kita harus berani lawan. Siap hancurkan, siap bunuh. Takbir…!!” serunya di hadapan massa.
Mala kemudian menyatakan tidak ada hukuman yang pantas bagi penghina Islam dan Rasullulah, kecuali dibunuh. Ia juga menyerukan siapapun yang mencoba-coba membela pengkhianat, peleceh nabi wajib untuk dilawan.
“Kita tidak peduli mau siapapun itu. Mau ormas apapun, yang coba-coba membela penghina wajib kita lawan. Tidak ada hukuman setimpal bagi penghina nabi kecuali dibunuh,” tandasnya.
Dalam aksi yang dimulai bakda Jumatan itu, kemudian dilanjutkan pernyataan sikap. Intinya ada lima poin. Yakni mendorong pemerintah memboikot produk Perancis dan memutus hubungan diplomatik.
Kemudian menarik dubes RI, menghentikan persekusi terhadap ulama dan menyerukan semua umat Islam Sragen dan Indonesia memboikot semua produk Perancis.
Aksi berlangsung tertib dan dikawal ratusan aparat Polres dan Brimob. Usai orasi, massa langsung membubarkan diri dengan tertib. Wardoyo