KLATEN, JOGLOSEMARNEWS.COM — Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Lutfi, menekankan pentingnya mengutamakan aspek protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran Covid-19 di pengungsuan erupsi Gunung Merapi. Hal tersebut ditegaskan Kapolda saat mengunjungi lokasi pengungsian di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Rabu (11/11/20).
“Kita tidak ingin dalam bencana (erupsi merapi) ini akan timbul klaster baru. Sehingga Kabid Dokkes sudah kami perintahkan agar bersama dinas kesehatan terkait agar betul-betul mengawasi masyarakat kita yang terdampak erupsi atau pengungsi,” kata Ahmad Luthfi kepada awak media, Rabu (11/11/2020).
Dalam kunjungan itu, Kapolda Jateng didampingi sejumlah pejabat utama Polda diantaranya Dirlantas, Dirsabhara, Kabid Dokkes, Karolog, Dansat Brimob, Kabid Propam dan Kabid Humas. Lalu Kasdim 0723/Klaten Mayor Inf Ustadi Rahmat, Kepala BPBD Klaten, Sip Anwar dan sejumlah aparat kecamatan serta desa.
Mantan Kapolresta Surakarta itu menambahkan, penekanan lain adalah penggunaan kearifan lokal dalam penanganan erupsi Gunung Merapi. Kearifan lokal yang dimaksudkan pelibatan masyarakat lokal untuk menjadi relawan.
Hal ini, lanjut Luthfi dinilai lebih menguntungkan. Sebab masyarakat lokal sangat paham dengan kondisi lapangan, termasuk medan dan akses evakuasi.
“Ini sudah menjadi kesepakatan BPBD, relawan dan masyarakat setempat. Contohnya di Balerante ini Kepala Desanya paham betul kondisi desanya tentunya tetap diback up TNI-Polri. Yang jelas Polres, Kodim dan Pemda sudah siap dalam rangka menangani erupsi Merapi,” tegasnya.
Kemudian terkait evakuasi ternak, Kapolda menjelaskan bahwa atas inisiatif Kapolres dan para relawan, ternak-ternak ini sudah disiapkan lokasi khusus. Di lokasi ini nantinya akan ada petugas yang jaga. Kesiapan evakuasi mandiri juga dinilai Kapolda sudah sangat baik.
“Masyarakat sudah dilatihkan untuk menyiagakan kendaraan pribadinya jika sewaktu-waktu harus evakuasi darurat termasuk kesiapan sarana evakuasi massal mandiri,” paparnya.
Dalam kunjungan itu, Kapolda Jaten juga melakukan pengecekan ruang CCTV dan seismograf yang digunakan untuk memantau aktivitas Gunung Merapi.
Di ruang tersebut Kapolda dan jajaran juga melakukan koordinasi dengan kepala BPBD Klaten tentang tata kelola penanganan bencana Erupsi Merapi baik jalur evakuasi, sarana prasarana evakuasi, hingga penanganan di lokasi pengungsian.
Usai mengecek alat pantau, rombongan kemudian melakukan pengecekan kondisi pengungsi. Di ruang Aula Balai Desa ini terdapat 88 pengungsi dari warga desa Balerante yang terdiri dari 10 balita, 11 anak-anak, 26 lansia, 3 ibu hamil dan menyusui, 2 warga sakit, 3 disabilitas dan 33 dewasa. Mereka sudah menempati lokasi pengungsian selama 5 hari. Prabowo