Beranda Umum Nasional Pengamat: Pencopotan Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar Diduga Terkait Pilpres 2024

Pengamat: Pencopotan Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar Diduga Terkait Pilpres 2024

Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Ketua MUI Maruf Amin, dan Ketua Dewan Pembina GNPF-MUI Rizieq Shihab, berjabat tangan seusai memberi keterangan di gedung MUI, Jakarta, Senin (28/11/2016), terkait aksi 212 / tribunnews

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pencopotan jabatan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana da Kapolda Jawa Barat Irje Rudy Sufahriadi menimbulkan spekulasi sebagai imbas dari kerumunan di kediaman pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab.

Namun demikian,
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan Publik Pemerintah Indonesia (Puskappi) Maizal Alfian mengatakan, penggantian keduanya lebih beraroma Pilpres 2024 ketimbang isu Rizieq Shihab.

Maizal menyayangkan pengggantian Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi tersebut.

Sebab, selama ini kedua jenderal bintang dua tersebut memiliki prestasi dan karir yang sangat bagus.

Maizal berpandangan, ada aroma Pilpres 2024 di balik pencopotan jabatan Nana Sudjana dan Rudy Sufahriadi.

“Wilayah Polda Metro Jaya dan Polda Jabar adalah kunci karena memiliki wilayah yang strategis,” kata Maizal berdasarkan keterangannya pada Senin (23/11/2020).

Selain itu, pencopotan jabatan Irjen Nana Sudjana dan Irjen Rudy Sufahriadi sebagai salah satu cara ‘pembersihan’ orang-orang Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Tito yang pernah menjadi Kapolri itu dinilai memiliki kans menjadi calon Presiden RI di ajang Pilpres 2024 mendatang.

Kedua perwira tinggi itu dianggap memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tito.
Hal ini dilihat dari rekam jejak yang bersangkutan ketika tugas di tubuh Polri.

Baca Juga :  Menkum: Koruptor Bisa Diampuni dengan Denda Damai

Nana pernah menjabat sebagai Dirintelkam Polda Jatim pada 2014.

Selanjutnya pada tahun 2015, Nana menjabat sebagai Wakapolda Jambi, lalu tahun 2016 menjabat sebagai Wakapolda Jawa Barat

Lalu, Rudy menjadi Direktur Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2010 sampai dengan tahun 2016.

Pada 2016 sampai 2018, Rudy menduduki jabatan sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.

Setelah itu, ia diangkat menjadi Kepala Korps Brimob Polri pada 2018 pada era Tito Karnavian sebagai Kapolri.

Tahun 2019, Rudy diangkat menjadi Asisten Operasi Kapolri.

Setelah itu, Rudy resmi menjabat menjadi Kapolda Jawa Barat pada 26 April 2019.

“Tentu dapat disimpulkan bahwa Nana dan Rudy mempunyai kedekatan dengan Mendagri Tito Karnavian,” ujar Maizal.

“Saat ini ada upaya pembersihan kelompok Tito Karnavian. Apalagi dengan jabatan baru Nana sebagai Korsahli Polri dan jabatan baru Rudy sebagai Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri yang sangat tidak prestisius,” tambahnya.

Seperti diketahui, Polri melakukan mutasi terhadap dua Kapolda imbas dari kerumunan massa di acara yang dihadiri Pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat dan Megamendung, Bogor Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Kenaikan PPN jadi 12% Dinilai Bisa Sengsarakan Petani Kecil dan Hambat Swasembada Pangan

Kapolri Jenderal Idham Azis mencopot Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi.

Keduanya dicopot dari jabatan karena dinilai tidak melaksanakan perintah dalam menegakkan protokol kesehatan.

Jabatan Kapolda Metro Jaya kemudian diemban Irjen Fadil Imran yang sebelumnya menjabat Kapolda Jatim.

Sedangkan Kapolda Jawa Barat diserahkan kepada Irjen Ahmad Dofiri yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Logistik Kapolri.

Bukan cuma itu, Kapolri Jenderal Idham Azis juga menggeser jabatan Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Polisi Heru Novianto dan Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy.

www.tribunnews.com