JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Satgas Penanganan Covid-19 Identifikasi ada 1.600 Klaster di 10 Provinsi

Dokter Reisa Broto, tim komunikasi publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19. Foto: YouTube BNPB
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid-19 mengidentifikasi ada 1600 klaster di 10 provinsi prioritas berdasarkan pelacakan kontak hingga Minggu (22/11/2020). Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro juga menyampaikan ada klaster baru yang terjadi beberapa hari terakhir ini.

Sepuluh provinsi prioritas tersebut meliputi Aceh, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua.

Reisa menyebut, lebih dari lima ribu pelacak kontak pun telah diturunkan di daerah-daerah tersebut. Dari sekitar 1.600 klaster yang ditemukan, Satgas menemukan sejumlah klaster baru yang terjadi beberapa hari terakhir ini.

Baca Juga :  Bamsoet: Pemerintahan Prabowo-Gibran Tak Perlu Oposisi

“Sayangnya, beberapa klaster terjadi baru-baru ini,” kata Reisa dalam dialog ‘Tata Laksana Vaksinasi di Indonesia’.

Reisa mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan penguatan tracing atau pelacakan kasus dengan target rasio 1:30. Yakni, jika ada 1 orang pasien yang terkonfirmasi positif, maka 30 orang kontaknya akan ditelusuri.

Pelacakan dilakukan secara agresif, mulai dari tingkat kecamatan, terutama di daerah dengan populasi besar atau terjadi kerumunan dengan jumlah massa yang besar. Karena itu, Reisa meminta agar masyarakat yang berada dalam kerumunan dan situasi dengan risiko tinggi agar melakukan pemeriksaan Covid-19 serta melakukan isolasi mandiri sehingga dapat melindungi orang lain terutama orang-orang terdekat.

Baca Juga :  Ketum PPP Hadir di Halalbihalal Golkar, Isyarat Gabung Kubu Prabowo?

“Pelajaran bagi kita yang tidak berada di acara-acara kerumunan dengan tetap disiplin 3M,” kata dia.

Ia pun mengingatkan masyarakat agar membantu menekan angka penambahan kasus baru. Hal ini agar para tenaga kesehatan dapat berkonsentrasi penuh menyembuhkan pasien dan ruang perawatan intensif ICU tidak semakin penuh oleh pasien Covid-19.

“Sehingga mereka tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi keluarganya juga, lalu merugikan secara ekonomi juga apabila terkonfirmasi positif,” kata Reisa.

www.republika.co.id

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com