JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sudah Tewaskan 12 Petani, Serangan Tikus Malah Makin Menggila di Sragen Barat. Pemuda dan Warga Sampai Rela Tak Tidur Tiap Malam Demi Selamatkan Bibit Padi di Persemaian

Warga Gading Tanon saat menunjukkan ratusan bangkai tikus hasil gerilya tiap malam. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meski sudah banyak merenggut korban petani terjebak setrum, serangan hama tikus makin merajalela di wilayah Sragen bagian barat.

Serangan tikus terjadi di sejumlah desa di Kecamatan, Tanon. Salah satunya di Desa Gading dan sekitarnya. Sudah beberapa minggu ini hama tikus merusak benih padi milik petani.

Sejumlah petani bahkan terancam gagal tanam di awal musim penghujan kali ini. Ada juga beberapa petani memilih kembali menebar benih di sawah dengan mengunakan pengawasan ekstra dijaga setiap malam hari.

Dirjo Wiranto (62) salah satu petani menjadi korban keganasan hama tikus menyampaikan bahwa sudah dua kali membeli dan menebar benih bibit padi di sawah.

Ia kini was-was karena persemaiannya selalu saja rusak serta ludes di makan tikus.

“Sudah dua kali saya menebar bibit padi disawah sini akan tetapi selalu saja apes. Benih baru ditebar maupun yang sudah mulai tumbuh jadi santapan tikus setiap malam,” kata Dirjo, Senin (9/11/2020).

Baca Juga :  Tanpa Restu Bapak, Untung Wina Sukowati Calon Bupati Sragen 2024 Nekat Maju Lewat Partai Demokrat: Ini Tekat Saya Sendiri

Hama Tikus di Gading Tanon diketahui menyerang sawah para petani ketika malam hari, yakni mulai habis sholat mahrib hingga adzan Subuh.

Akibatnya kerugian dan gagal tanam menghantui para petani. Kini para petani harus putar otak karena jika sampai persemaian habis, maka mereka terancam tak akan bisa memulai tanam.
“Padahal kemarin beli benih padinya itu satu plastik harganya Rp 75.000. Bibit pertama habis 4 plastik tapi habis pembibitan kedua juga 4 plastik lagi tapi juga dirusak tikus,” urainya.

Untuk meringankan beban petani akibat hama tikus, sejumlah pemuda di desa Gading ramai-ramai berburu tikus untuk menekan perkembangan tikus di lingkungan sawah petani.

Aksi sosial itu digawangi oleh Khoiri (35), Kasno (34), Andi (25), Yanto (27). Empat pemuda tersebut setiap malam berburu tikus di sawah dengan mengunakan senapan angin, pemukul kayu dan senter.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR

Menurut Khoiri sekali berburu tikus dari jam 20:00 WIB sampai dengan pukul 24:00 WIB, ratusan ekor tikus berhasil dilumpuhkan.

“Iya kemarin bisa dapat banyak mas 100 ekor tikus ada mas kita masukin karung. Kalau setiap hari bisa dapat ratusan ekor,” jelasnya.

Kegiatan berburu tikus membantu petani dalam menjaga tanaman itu dilakukan secara sukarela tanpa di bayar. Hal itu mereka lakukan melihat kondisi petani setiap hari semakin sulit.

“Ini kita lakukan untuk membantu petani mas, petani mau tanam padi kayak gini susah gara gara tikus. Apalagi nanti kalau udah panen padinya dijual lakunya harga murah. Makanya kita bantu petani karena disawah itulah petani bisa mendapatkan penghasilan dan dari bertanilah bangsa ini bisa makan nasi,”ujarnya

Sementara, Sekda Sragen, Tatag Prabawanto menyampaikan jika serangan sudah masif, petani melalui Poktan bisa mengajukan bantuan pemberantasan hama tikus ke dinas pertanian. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com