JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Usai Tragedi Pernikahan Berujung Maut di Kalijambe Sragen, Pengantin Putri dan Bapak Ibunya Meninggal Positif Covid-19, Ratusan Warga Bedol Desa Diswab Massal. Warga Satu Kampung Yang Rewang di Hajatan Jalani Swab 3 Hari Beruntun

Foto almarhumah pengantin asal Wonorejo Kalijambe yang meninggal setelah pernikahan. Atas prosesi pemakaman bapaknya yang meninggal dua hari kemudian, dan bawah prosesi pemakaman sang ibu yang meninggal sehari sesudahnya. Foto kolase/Wardoyo
   

 

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ratusan warga Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe, Sragen terpaksa harus menjalani swab massal selama dua hari terakhir.

Swab massal dilakukan menyusul insiden meninggalnya pengantin perempuan berinisial LID (28) dan ibunya atau Bu Modin setempat berinisial S (57) serta ayahnya, SUD (60) sesaat setelah prosesi pernikahan digelar.

Swab massal juga digelar lantaran hasil swab menunjukkan Pak Modin dan Bu Modin, meninggal positif terpapar covid-19.

Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM Selasa (10/11/2020), swab dilakukan selama dua hari sejak meninggalnya Bu Modin yang dinyatakan positif covid-19.

Swab berlanjut hari ini setelah Pak Modin yang meninggal Senin (9/11/2020) malam, hasil swabnya juga menunjukkan positif terpapar covid-19.

“Iya benar. Hari ini kita rencanakan swab lagi 60 warga yang terlacak kontak erat dengan pasien SUD saat hajatan. Kemarin sudah 69 warga yang diswab dari meninggalnya istrinya,” papar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (10/11/2020).

Seperti diberitakan, Bu Modin meninggal Jumat (6/11/2020) pagi sedangkan putrinya yang barusaja dinikahkan sepekan sebelumnya, meninggal Kamis (5/11/2020) malam.

Mereka yang diswab mayoritas merupakan warga yang terlacak sempat kontak erat dengan almarhumah saat pernikahan digelar hingga sebelum hari duka meninggalnya Bu Modin dan Pak Modin.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Saat dikonfirmasi, Kades Wonorejo, Edi Subagyo membenarkan hal itu. Ia mengatakan memang ada sekitar 80 warganya yang menjalani swab selama dua hari terakhir sejak meninggalnya LID dan Bu Modin.

“Kemarin sekitar 80 orang, hari ini sekitar 60an orang yang diswab. Mayoritas yang rewang dan kontak di hajatan almarhum. Ya hampir satu kampung di RT kediaman Mbah Modin,” paparnya, Selasa (10/11/2020).

Kades menyampaikan saat ini situasi desanya tetap kondusif sekalipun sempat diguncang kasus kematian beruntun putri Pak Modin yang meninggal usai dinikahkan disusul ibunya yang meninggal sehari berikutnya dengan swab positif.

Meski demikian, sebagai antisipasi, pihaknya sudah meminta warga untuk sementara menangguhkan kegiatan yang bersifat mengumpulkan orang dalam jumlah banyak.

“Untuk sementara, hajatan, pertemuan yang mengundang banyak orang, kami minta ditangguhkan dulu. Karena situasi memang demikian, untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan,” tandasnya.

Kepergian Mbah Modin SUD menambah panjang duka yang menimpa keluarga tersebut. Pasalnya selama lima hari beruntun, satu persatu anggota keluarga meninggal dunia setelah menggelar pernikahan putrinya, LID yang juga meninggal dunia.

Bu Modin meninggal Jumat (6/11/2020) pagi sedangan putrinya yang barusaja dinikahkan sepekan sebelumnya, meninggal Kamis (5/11/2020) malam.

Dari hasil swab, Bu Modin menunjukkan positif terpapar covid-19 sedangkan LID tidak disertai surat keterangan terkait covid-19.

Baca Juga :  Karang Taruna Bina Karya Muda di Sragen Menggelar Acara Takbir Keliling Hari Raya Idul Fitri 1445 H Diiringi Musik Drumband

LID yang sebelumnya bekerja di Jakarta, sebelumnya pulang untuk menikah dengan belahan jiwanya asal Wonogiri.

Pernikahan kedua mempelai itu dihelat pada 24 Oktober 2020 silam. Di hari itu, LID melewati hari bahagianya dengan melepas masa lajangnya melalui prosesi ijab qabul di kediaman orangtuanya yang kebetulan menjabat sebagai modin desa di Wonorejo, Kalijambe.

Semula, setelah ijab qabul selesai, pihak keluarga berencana melanjutkan dengan hiburan kecil-kecilan.

Namun belum sempat ditunaikan, aparat Polsek dan Satgas setempat memberikan arahan agar hajatan itu diurungkan lantaran situasi sedang dalam pandemi covid-19.

Walhasil pesta hiburan pun akhirnya dibatalkan. Meski demikian, prosesi ijab qabul sudah selesai digelar pagi harinya.
“Nikahnya jadi tapi hanya ijab qabul. Sebenarnya mau dilanjutkan hiburan geden, tapi karena situasi pandemi, kemudian didatangi Polsek akhirnya nggak jadi ada hiburan. Nah, setelah itu, dua hari kemudian tanggal 26 Oktober, pengantin mau diboyong diunduh ke Wonogiri tempat mempelai pria. Tapi belum sampai ke tujuan, pengantin perempuan sudah tidak kuat mengeluh sakit. Akhirnya ndak sampai ke Wonogiri dan pengantin perempuannya dilarikan ke RS di Solo,” papar tetangga almarhum, YN.

Sempat berjuang selama sepekan, LID gagal terselamatkan dan akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya, Kamis (5/11/2020) atau sepekan setelah pernikahannya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com