JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Cerita Keangkeran Kedung Cempluk di Sungai Cemoro Kalijambe Sragen. Sering Jadi Lokasi Munculnya Mayat dan Ada Pusaran Air Besar, Benarkah Ada Kerajaan Gaib di Dalamnya?

Ilustrasi pusaran air besar. Foto/Istimewa
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM
Penemuan jenazah Pelda Eka Budi Mulyana (50), anggota Koramil yang tewas dalam laka maut digasak kereta api dan jatuh ke Sungai Cemoro Senin (14/12/2020) menguak kisah lain.

Lokasi penemuan jasad Pelda Eka yakni di Kedung Cempluk, Dukuh Cengklik, Jetiskarangpung, Kalijambe itu mengungkap tabir soal sisi lain dari Kedung Cempluk.

Lokasi kedung atau palung dalam di salah satu titik aliran Sungai Cemoro itu ternyata dikenal dengan sejuta kisah mistisnya.

Entah benar atau sekadar mitos, faktanya hingga kini di kalangan warga sekitar, Kedung Cempluk sudah lama menyimpan misteri yang kental dengan nuansa angker.

“Iya bagi yang percaya dunia supranatural, lokasi situ (Kedung Cempluk) memang dari dulu dikenal tempat yang angker. Bentuknya seperti tikungan sungai tapi dalam. Nah, sebelum Pak Eka ini ditemukan di situ, dulu juga di situ sering jadi lokasi munculnya mayat yang tenggelam di Kali Cemoro,” papar tokoh masyarakat Desa Krikilan, Kalijambe, Iswahyudi kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , kemarin.

Pria yang kali pertama ikut menemukan dan mengevakuasi jasad Pelda Eka itu kemudian menuturkan sudah beberapa kejadian mayat muncul di Kedung Cempluk.

Seingatnya sebelum Pelda Eka, sudah ada dua kali mayat yang dikabarkan hilang lalu ditemukan mengapung di kedung itu.

Di antaranya mayat pria pencari biawak asal Karanganyar dan seorang wanita hamil yang jasadnya ditemukan di lokasi itu.

“Pernah dulu ada wanita hamil nyebur ke situ dan kemudian jasadnya ditemukan di Kedung Cempluk juga. Lalu orang nyari biawak itu hilang di Kali Cemoro, mayatnya tiba-tiba juga muncul di Kedung Cempluk,” tutur pria yang juga anggota BPD itu.

Baca Juga :  Pra Popda Karisidenan Surakarta Digelar di Sragen, Sembilan Cabang Olahraga Dipertandingkan

Meski dikenal angker, warga sekitar utamanya yang hobi mencari ikan, kadang juga memilih mengabaikan mitos keangkeran dan tetap memancing di sekitar Kedung Cempluk.

“Ya seperti itu kadang ada yang percaya kadang ada yang tidak. Tergantung pribadi masing-masing,” timpal Kades Krikilan, Widodo.

Mitos Kerajaan Gaib

Cerita keangkeran Kedung Cempluk juga diamini salah satu tokoh Dukuh Siboto, Udin Fathurrahman. Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , ia mengatakan mitos Kedung Cempluk memang turun temurun dan sudah terdengar sejak dirinya masih kecil.

Dari cerita leluhur yang ia dengar, Kedung Cempluk konon disebut-sebut menyimpan kerajaan gaib di bawahnya yang tersambung dengan kerajaan gaib lainnya.

“Yang saya dengar sejak kecil ya begitu. Katanya ada kerajaan gaib di bawahnya. Ada juga yang bilang ada penunggunya onggo inggi. Tapi itu makhluk apa dan ada atau tidak, kami juga nggak tahu. Hanya yang kami dengar memang seperti itu cerita-cerita mbah-mbah dulu ” terangnya.

Udin menambahkan terlepas dari mitos tersebut, lokasi Kedung Cempluk secara topografi sebenarnya memang titik yang berbahaya. Sebab lokasinya adalah titik tikungan sungai yang berbentuk cekungan atau palung sangat dalam.

Kedung Cempluk juga sangat berbahaya karena ada pusaran air cukup besar yang terbentuk dari arus sungai yang deras dan menikung.

“Dan kekuatan pusaran air itu cukup besar. Makanya kadang kalau ada orang tenggelam dari atas, kebanyakan munculnya jenazahnya di situ. Belum lama juga ada petugas pemungut sampah yang juga hilang dan mayatnya ditemukan di situ,” tandasnya.

Ya, entah benar atau hanya sekada mitos, faktanya jenazah Pelda Eka Budi Mulyana juga ditemukan mengapung di Kedung Cempluk usai tenggelam hampir dua malam.

Baca Juga :  Harga Gas Melon di Sragen Naik 100% Jadi Rp 30.000 Selama Idul Fitri, Politikus Nasdem Bongkar Penyebabnya

Iswahyudi menambahkan penemuan jasad Pelda Eka itu ternyata berawal dari firasat sang istri, Ekani Wahyuningsih. Nama Kedung Cempluk yang menjadi lokasi penemuan jenazah Pelda Eka Budi, ternyata pertama kali terlontar dari sang istri tadi pagi.

“Iya tadi pagi Mbak Ning (istri almarhum) tiba-tiba bilang suruh nyari di Kedung Cempluk. Lalu informasi diteruskan ke Pak Komandan Koramil, kita sama-sama mencari di Kedung Cempluk. Dan ternyata jenazah almarhum langsung muncul di situ,” papar Iswahyudi, salah satu tokoh Desa Krikilan sekaligus yang pertama kali turut menemukan kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (15/12/2020) lalu.

Iswahyudi menceritakan saat pertama kali ditemukan, jenazah Pelda Eka Budi terlihat sudah mengapung. Posisinya miring dengan separuh wajah yang tampak dari atas.

Ia mengisahkan saat diangkat, wajah almarhum terlihat putih namun seluruh kondisi badan masih utuh. Pun dengan seragam almarhum juga masih lengkap melekat.

“Wajahnya putih semua. Seragamnya masih utuh. Bajunya terbuka sedikit. Tapi anggota tubuh semua masih utuh. Sepatu juga masih utuh,” tutur Iswahyudi.

Iswahyudi menambahkan Kedung Cempluk berlokasi di wilayah Cengklik, Desa Jetiskarangpung, Kalijambe. Lokasi kedung di aliran Sungai Cemoro itu memang dikenal sering ditemukan jenazah yang hanyut.

Kades Krikilan, Widodo mengenang almarhum Pelda Eka Budi sebagai sosok yang sangat baik. Sosoknya yang ramah dan memasyarakat membuat personel berpangkat Letda itu begitu dekat di hati warga.

“Kami sangat kehilangan. Almarhum orang baik, pernah tugas jadi Babinsa di Krikilan,” tukasnya.

Jenazah Pelda Eka Budi akan dimakamkan di pemakaman desa setempat. Ratusan petakziah dari kolega dan warga serta satuan turut memadati kediaman mengantarkan ke peristirahatan terakhirnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com