JOGLOSEMARNEWS.COM Market Lifestyle

Pengguna Hampir 500 Juta, Aplikasi Telegram Berencana Monetisasi dengan Munculkan Iklan Mulai Tahun Depan

Ilustrasi big data. Foto: pixabay
   

JOGLOSEMARNEWS.COM Aplikasi perpesanan, Telegram, tengah mencari cara untuk mempertahankan layanan mereka dengan menerapkan iklan mulai tahun depan. Saat ini pengguna aktif aplikasi pesan itu telah mendekati 500 juta pengguna.

Disampaikan pendiri Telegram, Pavel Durov, platform miliknya sedang berencana untuk menghasilkan pendapatan mulai tahun depan untuk menjaga bisnis tetap berjalan.

Menurut Durov, selama tujuh tahun berjalan, dirinya mendanai bisnis tersebut secara pribadi. Namun, dengan semakin besarnya skala perusahaan, kini pihaknya merasa perlu untuk mencari cara guna mulai memonetisasi layanan pesan instan.

“Sebuah proyek sebesar kami membutuhkan setidaknya beberapa ratus juta dolar per tahun untuk terus berjalan,” ujar Durov, seperti dikutip Techcrunch, Rabu (23/12/2020).

Layanan tersebut, yang melampaui 400 juta pengguna aktif pada bulan April tahun ini, berencana mengenalkan platform iklannya sendiri untuk salurannya. “Saluran yang ramah pengguna, menghormati privasi dan memungkinkan kami untuk menutupi biaya server dan trafik,” tulisnya di situs Telegram.

Baca Juga :  6 Rekomendasi Merk Sirup Terbaik dan Populer di Indonesia

Jika memonetisasi melalui platform iklan, pemilik akun akan menerima lalu lintas gratis sesuai dengan ukurannya. Cara lain Telegram dapat memonetisasi layanannya adalah melalui stiker premium, misalnya dengan fitur ekspresif tambahan.

Para seniman yang membuat stiker jenis baru ini juga akan mendapat sebagian keuntungan. “Kami ingin jutaan pembuat berbasis Telegram dan bisnis kecil berkembang, memperkaya pengalaman semua pengguna kami,” tulis Derov.

Sebelumnya, beberapa analis berharap Telegram dapat memonetisasi platform melalui proyek token blockchain. Namun setelah beberapa penundaan dan masalah peraturan, Telegram mengatakan pada Mei bahwa mereka telah memutuskan untuk meninggalkan proyek tersebut.

Di banyak pasar, pemilik saluran perpesanan menampilkan iklan untuk mendapatkan uang, terkadang menggunakan platform iklan pihak ketiga. Iklan yang mereka posting terlihat seperti pesan biasa, dan seringkali mengganggu.

Baca Juga :  6 Rekomendasi Merk Sirup Terbaik dan Populer di Indonesia

“Kami akan memperbaikinya dengan memperkenalkan platform iklan kami sendiri untuk saluran one-to-many publik,” tulis Durov.

Semua fitur yang ada akan tetap gratis. Selain itu, Durov menjamin bahwa Telegram berkomitmen untuk tidak mengenalkan iklan dalam obrolan pribadi atau obrolan grup karena itu adalah ide buruk.

“Kami tidak akan menjual perusahaan seperti para pendiri WhatsApp. Dunia membutuhkan Telegram untuk tetap independen sebagai tempat di mana pengguna dihormati dan layanan berkualitas tinggi terjamin,” tulisnya.

Telegram akan mulai menghasilkan pendapatan mulai tahun depan. Durov menyebutkan dirinya akan melakukannya sesuai dengan nilai-nilai dan janji Telegram yang telah dibuat selama tujuh tahun terakhir.

“Berkat skala kami saat ini, kami dapat melakukannya dengan cara yang tidak mengganggu. Sebagian besar pengguna tidak akan melihat perubahan apa pun,” kata Pavel Durov.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com