JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Ngilu Digoyang Pandemi, 3.000 Buruh di 17 Pabrik di Karanganyar Harus Pasrah Jadi Pengangguran Baru. Total Sudah Ada 18.000 Warga Karanganyar Kehilangan Pekerjaan

Ilustrasi pusing
ย ย ย 

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM -Dinas Perdagangan, Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM (Disdagnakerkop UMKM) Karanganyar mencatat ada 18.000 pengangguran di Bumi Intanpari yang muncul selama masa Pandemi Covid-19.

Dari jumlah itu, 3.000 orang menyandang status pengangguran baru akibat dampak diberhentikan atau di-PHK dari pabrik tempat mereka bekerja yang goyah diterpa pandemi.

Kepala Disdagnakerkop UMKM Karanganyar, Martadi mengatakan jumlah tersebut terhitung tinggi dan mengkhawatirkan.

โ€œSebelum pandemi sudah terdata 15 ribu pengangguran. Setelah masuk pandemi, tambah 3.000 lagi yang dirumahkan perusahaannya. Totalnya sekarang 18.000 pengangguran,โ€ katanya kepada Gatra.com di gedung Setda Pemkab Karanganyar, Jumat (29/1/2021).

Martadi menguraikan pihaknya terpaksa harus berjibaku untuk mencari solusi guna mengatasi pengentasan pengangguran.

Menurutnya saat ini, sedang digagas untuk menyempurnakan konsep pusat pengembangan keterampilan atau skill development center (SDC).

Sejak 2020, Pemkab Karanganyar membentuk tim SDC yang terdiri dari Bappeda, BPS, Disdagnakerkop UMKM, Disdukcapil dan OPD lainnya. Tim tersebut menjadi wadah para pemangku kepentingan (stake holders) di daerah dalam rangka mengatasi permasalahan ketenagakerjaan.

โ€œRencananya membuat pelatihan sesuai lokus-lokus. Kami sudah menggandeng 11 workplace. Misalnya untuk kursus menjahit, keahlian berbahasa asing dan sebagainya. Disiapkan jika nantinya luar negeri membuka lowongan bagi tenaga kerja lokal,โ€ terangnya.

Ia menyebut sebagai pendukungnya, anggaran yang diusulkan untuk kegiatan SDC mencapai Rp 1,6 miliar. Sumbernya dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

โ€œKarena DBHCHT diatur Kemenkeu, maka kita manut aturannya seperti apa,โ€ katanya.

Kabid Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Disdagnakerkop UMKM, Herawati mengatakan jumlah pegawai yang dirumahkan selama pandemi Covid-19 fluktuatif.

Data terakhir menunjukkan 17 perusahaan merumahkan sampai 3.000 karyawannya. Terkait pengangguran, sebenarnya angkatan kerja memiliki potensi namun enggan bekerja karena belum menemukan pekerjaan sesuai yang diinginkan.

โ€œMinat lulusan SMA/SMK bekerja di level operator kurang. Jadi mereka memilih menunggu pekerjaan tepat. Inilah yang menyebabkan angka (pengangguran) banyak,โ€ katanya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com