Beranda Umum Nasional Data IDI: 504 Tenaga Kesehatan Indonesia Wafat Akibat Covid-19 hingga Desember 2020....

Data IDI: 504 Tenaga Kesehatan Indonesia Wafat Akibat Covid-19 hingga Desember 2020. Tertinggi di Asia, Peringkat 5 di Dunia

Ilustrasi tenaga kesehatan. Foto: pixabay.com

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat hingga akhir Desember 2020, tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia telah mencapai 504 orang. Jumlah tersebut menempati peringkat teratas di Asia dan lima besar di dunia.

IDI merinci tenaga kesehatan yang wafat akibat Covid-19 di Indonesia terdiri atas 237 dokter, 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, tujuh apoteker, dan 10 tenaga laboratorium medik.

Lebih lanjut, nenurut pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, pada Sabtu (2/1/2021), para dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19 itu termasuk 101 dokter umum, yang di antaranya terdapat empat guru besar, kemudian sebanyak 131 dokter spesialis, dengan di antaranya tujuh guru besar serta lima residen. Semuanya berasal dari 25 IDI wilayah provinsi dan 102 IDI cabang kota/kabupaten.

Peningkatan angka kematian tenaga medis itu, menurut Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Adib Khumaidi, merupakan salah satu dampak akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi, seperti berlibur, pilkada, dan aktivitas berkumpul dengan orang tidak serumah.

Baca Juga :  Cak Imin Disarankan Stop Kamuflase Kebijakan dengan Satgas Judi Online

Menurutnya, vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif. Meski sudah ada vaksin dan melakukan vaksinasi, IDI mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.

Terlebih, saat ini risiko penularan virus corona di Indonesia tengah berada pada titik tertinggi, di mana rasio positif Covid-19 berada pada angka 29,4 persen.

“Situasi akan bisa menjadi semakin tidak terkendali jika masyarakat tidak membantu dengan meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan 3M,” ujarnya.

Selain itu, IDI juga meminta pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan untuk memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan serta tes rutin untuk mengetahui situasi terkini mereka.

Adib menegaskan, perlindungan bagi tenaga kesehatan mutlak diperlukan. Ini karena petugas kesehatan kini menjadi garda terdepan dan benteng terakhir mengingat masih banyaknya warga masyarakat yang abai dalam penerapan protokol kesehatan.

Pernyataan serupa juga disampaikan Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI), Ari Kusuma Januarto, yang mengingatkan kepada seluruh ibu hamil untuk menaati protokol kesehatan.

Baca Juga :  Usai Tangkap Terduga Pelaku Penambangan Ilegal di Solok, Kasatreskrim  Ditembak oleh Rekan Kerjanya Sendiri Hingga Tewas

Hal itu penting mengingat ibu hamil memiliki imun yang lebih rendah selama masa kehamilan sehingga sangat rawan tertular atau terpapar virus.

“Meski belum ada penelitian bahwa virus Covid-19 dapat menular pada janin dalam kandungan, tapi ketika seorang ibu hamil sudah terkonfirmasi positif maka bayi yang baru dilahirkan dapat berpotensi tertular juga karena kontak fisik,” jelas Ari.

www.republika.co.id