JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Datang Sambil Nangis-Nangis, Mahasiswi Bandar Arisan Online asal Masaran yang Diduga Tilep Setoran Miliaran Rupiah Merengek-Rengek Minta Korban Cabut Laporan!

Karangan bunga viral yang dikirim mengguncang pesta pernikahan warga Masaran, Sragen. Foto/Istimewa
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Setelah kasusnya ditangani Polres Sragen, MI (19) mahasiswi bandar arisan sekaligus terlapor kasus dugaan penipuan berkedok arisan online ‘By Wida” dikabarkan mendatangi para korban pelapor sambil nangis-nangis.

Mahasiswi asal Masaran, Sragen yang diduga menilep uang ratusan anggota arisan senilai miliaran itu merengek minta agar korban mencabut laporan di Polres.

Meski begitu, tangisan MI tak serta merta meluruhkan hati para korban yang terlanjur mengkal. Para korban pun masih kekeh untuk meneruskan laporan mereka di jalur hukum.

“Iya, kemarin dia (MI) sempat menemui saya dan nangis-nangis. Intinya minta kami mencabut laporan. Tapi kami nggak akan gegabah dan tetap lanjut,” papar salah satu korban dan pelapor, Irene Junitasari (21) kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (9/1/2021).

Wanita muda asal Ngrampal Sragen itu menuturkan dirinya sudah menjalani pemeriksaan dan dimintai keterangan oleh penyidik Reskrim Polres Sragen sejak Jumat (8/1/2021).

Permintaan keterangan juga dilakukan terhadap lima rekannya sesama anggota arisan yang menjadi korban dan turut melapor ke Polres Sragen.

Penasehat Hukum para korban, Henry Sukoco membenarkan pada Jumat (8/1/2021) kliennya memang sempat diajak bertemu oleh terlapor MI. Namun keenam korban sekaligus pelapor, tetap sepakat menghendaki proses hukum tetap berlanjut.

“Para korban sementara tetap sepakat melanjutkan proses hukum,” tegasnya.

Sebelumnya, MI dilaporkan ke Polres Sragen pada 9 November 2020 oleh enam anggota arisan By Wida yang dikelolanya. Mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Solo itu dilaporkan atas dugaanmenjadi otak penipuan berkedok arisan online.

Tak tanggung-tanggung, korban dari aksi penipuan arisan sistem menurun itu disebut lebih dari 500 orang. Mereka tersebar di berbagai wilayah di Sragen dan Solo Raya.

Baca Juga :  Gara-gara Jualan Obat Mercon Saat Bulan Suci Ramadhan Pemuda di Sragen Ditangkap Polisi Terancam Pidana

Nominal uang setoran anggota yang diduga dilarikan atau digelapkan MI juga tak sembarangan. Sebab angkanya mencapai lebih dari Rp 1 miliar.

Kasus itu terbongkar setelah beberapa korban melaporkan kasus itu ke Polres Sragen. Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , laporan dugaan penipuan arisan online itu dilaporkan ke Polres Sragen pada awal November 2020 lalu.

Namun kasus itu baru meledak dan mencuat ke publik setelah para korban mengirim karangan bunga berisi kalimat sadis sindiran ke mempelai yang tak lain adalah kakak dari mahasiswi terduga pelaku penipuan pada 23 Desember 2020 lalu.

Salah satu member arisan yang juga korban, Irene Junitasari (21) mengatakan arisan online yang dikelola MI bernama arisan By Wida. Arisan online itu dirintis sejak awal 2020 dan beranggotakan lebih dari 500 orang dari berbagai daerah di Solo Raya.

“Anggotanya banyak sekali dari berbagai wilayah di Solo Raya. Ada 3 grup WA, satu grup saja anggotanya 150 member lebih,” papar Irene kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (7/1/2021).

Ia menguraikan arisan itu digelar sistem menurun. Menurutnya setorannya bervariasi. Mulai dari Rp 500.000, Rp 1 juta, Rp 2 juta, Rp 5 juta, Rp 20 juta hingga Rp 50 juta.

Tak hanya arisan, MI juga menawarkan investasi online dengan bagi hasil menggiurkan. Sebagian member arisan juga ikut investasi dengan nominal puluhan juta.

Irene sendiri menyebut tertarik ikut anggota arisan dari saudaranya asal Tanon, Sragen. Ia dan saudaranya sudah setor hampir Rp 17 juta lebih. Namun sejak ikut awal hingga kemudian macet di tengah jalan, belum sepeser pun uang kembali.

“Arisannya baru dirintis tahun 2020 ini. M yang nggalang sendiri. Dia buka grup dan menawarkan dengan nama Arisan By Wida. Arisannya menurun, ada juga yang investasi. Macam-macam nominalnya sampai setoran Rp 50 juta ada. Arisan menurun itu yang paling bawah paling untung, yang atas yang rugi,” terang Irene.

Baca Juga :  Paguyuban Sahabat Dangkel Bagikan Paket Sembako di Bulan Ramadhan 1445 H Untuk Masyarakat Miskin dan Kurang Mampu Hingga Anak Yatim di Sragen, Kades Purwosuman: Paguyuban Yang Kompak dan Solid Membantu Warga

Lebih lanjut, perempuan muda yang berprofesi wirausaha asal Ngrampal itu menuturkan M diketahui masih kuliah. Rata-rata tergiur ikut arisan dan investasi karena iming-iming keuntungan yang menjanjikan.

Awalnya tidak ada yang mencurigakan. Satu dua bulan berjalan arisan berputar apa wajarnya.

Namun situasi berubah ketika medio 2020, tiba-tiba arisan mulai seret. Putaran tak kunjung dijalankan padahal setoran anggota jalan terus. Hingga akhirnya gelagat ketidakberesan itu akhirnya terbongkar ketika si bandar arisan mendadak mengunci grup.

“Saat mulai macet, member mulai was-was dan menanyakan kejelasannya. Anehnya dia malah tiba-tiba grup WA member dikunci dan member dikeluarkan satu persatu. Padahal banyak yang belum dapat (arisan),” terang Irene.

Melihat gelagat tak beres, anggota pun mulai was-was karena setoran belum dibayar. Beberapa perwakilan member kemudian mencoba menghubungi M menanyakan kejelasan dan uang arisan.

Namun pertanyaan itu selalu dibalas dengan jawaban bahwa uang sudah nggak ada. Bahkan M berkelit bahwa dirinya juga rugi karena uangnya ikut ketilep.

“Kalau ditanya selalu njawab uangnya nggak ada, katanya uangnya diblandangke ke sini ke sini dan dia ngakunya juga rugi. Nggak nalar saja, kok bisa rugi karena uang itu setoran. Kalau dia rugi seharusnya kan nggak pakai uang member. Lha katanya rugi tapi malah mbangun ruko dan beli mobil. Sudah tahu uang member harusnya didiamkan, bukan malah dibuang keluar. Alasannya selalu itu. Padahal kami yakin itu yang dipakai uang member, wong dia kerja juga belum dan masih kuliah,” tukasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com