SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bencana gempa bumi dahsyat juga membawa duka mendalam bagi satu keluarga asal Sragen. Satu keluarga asal Desa Bentak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen juga menjadi korban gempa itu.
Keluarga itu terdiri dari suami istri dan dua anak. Mereka adalah Randy Pramana Yudha (47) dan istrinya Pitri Rohayani (39) serta dua anaknya, Rafeyva (10) dan Raya Al Fatihah (1).
Randy dan keluarganya juga terpaksa harus pulang kampung karena rumah beserta semua harta benda di Mamuju sudah hancur dihantam gempa dahsyat tiga hari lalu.
Randy berhasil pulang berkat bantuan dari TNI AU yang menerbangkan mereka bersama ratusan korban gempa lainnya asal Solo dan sekitarnya. Para korban gempa itu dipulangkan dengan Pesawat Hercules milik TNI AU dan tiba di Solo, Sabtu (23/1/2021).
Setiba di Solo, Randy dan Pitri dijemput keluarga. Tak seperti daerah lain yang banyak keluarga, mereka adalah satu-satunya keluarga yang berasal dari Sragen.
Kini mereka ditampung sementara di rumah adiknya, Fajar Nuryanto, Kasi Kesra Desa Bentak, Kecamatan Sidoharjo. Kondisi Randy sekeluarga pun sangat memilukan.
“Iya, mereka kebetulan kakak kandung saya dan sementara tinggal di tempat saya. Mereka kemarin dipulangkan bersama rombongan pengungsi dari Mamuju yang berasal dari Jawa Timur. Rumah mereka hancur di guncang gempa Mamuju dan kemarin ada fasilitas dari TNI AU dan dipulangkan ke kampung masing-masing termasuk kakak saya. Karena di sana, pengungsi juga kesulitan makanan dan minuman karena akses pegunungan,” papar Fajar kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (24/1/2021).
Fajar menguraikan setiba di Solo, para korban gempa itu disambut Walikota Solo FX Rudy Hadyatmo. Kemudian korban dari kabupaten lainnya dijemput dan disambut oleh Pemkab masing-masing.
Ia mengaku bersyukur kakaknya sekeluarga bisa selamat dari gempa dan kini bisa pulang ke kampung halaman. Namun ia juga tak dapat menyembunyikan kesedihannya mengingat kondisi kakaknya juga memprihatinkan.
“Mereka pulang dengan hanya membawa satu tas pakaian saja. Karena semua harta sudah hancur diterjang gempa. Sedangkan kami juga bukan kalangan berada. Makanya harapan kami semoga ada perhatian dari Pemkab Sragen,” tukasnya.
Semua Harta Hancur
Sementara, Randy mengatakan bersyukur bisa selamat dari guncangan gempa dahsyat itu. Ia .engaku pulang sama istri dan dua anaknya karena rumah dan semua harta di Mamuju sudah tak tersisa.
Pria yang sudah 11 tahun merantau di Mamuju itu juga mengaku memutuskan pulang karena masih trauma dengan gempa yang meluluhlantakkan tempat tinggal beserta semua harta bendanya di Mamuju.
“Rumah retak-retak, seluruh perabotan hancur. Karena kemarin gempanya tidak hanya sekali. Kami trauma dan takut terjadi gempa susulan. Makanya kami minta dipulangkan ke daerah untuk menenangkan diri dulu,” tuturnya.
Sementara, Putri menuturkan di Mamuju, dirinya mengais rejeki dengan berjualan jamu. Selama 11 tahun merantau, semua harta dan rumah justru hancur diterjang gempa.
Karena itulah, begitu mendengar kabar ada bantuan pemulangan dari Dinas Sosial setempat dan TNI AU, dirinya langsung mendaftar agar bisa secepatnya pulang ke Sragen.
“Kami sudah nggak punya apa-apa. Semua di sana sudah habis kena gempa. Kami pulang hanya membawa pakaian di dalam tas saja. Saya juga takut karena sempat beredar kabar kalau bakal ada gempa susulan yang lebih besar,” tuturnya. Wardoyo