Beranda Daerah Sragen Sebut Jenderal Listyo Sigit Kapolri Spesial, Guru Besar Yayasan Asal Sragen Ini...

Sebut Jenderal Listyo Sigit Kapolri Spesial, Guru Besar Yayasan Asal Sragen Ini Beri Masukan Bagus untuk Rekrutmen Calon-calon Anggota Polri. Berharap Ada Kurikulum Khusus bagi Siswa Menengah, Kuota Siswa Yatim Piatu dan Anak-anak Desa Ditambah!

Andi Kusnanto. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dukungan Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri rupanya tak hanya datang dari kalangan internal maupun pengamat.

Kalangan akademisi pun juga menyuarakan dukungan serupa untuk Jenderal Listyo yang baru saja dinobatkan memegang tampuk pimpinan Polri itu.

Salah satunya dukungan datang dari Guru Besar Yayasan Pelita Bangsa Sumberlawang Sragen, Andi Kusnanto. Pria yang juga Kepala SMK Pelita Bangsa Sumberlawang itu mengapresiasi pengukuhan Jenderal Listyo sebagai Kapolri.

Menurutnya Listyo dinilai layak dan memiliki kompetensi menjadi pemimpin Polri di masa kini. Walaupun memiliki keyakinan yang berbeda dengan mayoritas penduduk Indonesia, ia justru mengapresiasi karena itu akan menjadi sesuatu yang spesial sebagai penjaga keberagamaan Indonesia Raya.

“Kami sangat mendukung beliau Bapak Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin Polri. Sebagai akademisi, kami juga sangat yakin beliau sosok yang perfect. Harapan publik dan rakyat Indonesia, Polri dibawah komando Kapolri yang baru akan lebih bagus lagi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (22/1/2021).

Lebih lanjut, Andi menguraikan sebagai insan akademisi, dirinya memandang bahwa keberhasilan Polri tentu tidak terlepas input Sumber Daya Manusia (SDM) atau calon-calon anggota Polri.

Menurutnya, calon-calon anggota polri tentunya juga tidak terlepas dari dunia pendidikan PAUD, pendidikan dasar dan menengah (Pertama dan Atas).

Karenanya ia sangat berharap ke depan Polri wajib menyiapkan dengan baik input SDM atau calon-calon anggota yang akan digunakan oleh Polri. Hal itu akan bisa terwujud melalui sinergitas dengan lembaga-lembaga pendidikan dasar, menengah pertama dan menengah atas.

Baca Juga :  Ulang Tahun Partai Nasdem Ke 13 Adakan Donor Darah Bersama di Sragen Jawa Tengah

“Nah, hal itu bisa diwujudkan dengan tersusunnya sebuah kurikulum pendidikan calon-calon anggota Polri. Kurikulum itu berisikan tentang kesadaran hukum, kemandirian anak didik dan bercita rasa “back to basic” atau kembali mensyukuri kekayaan alam sekitarnya yaitu Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Perikanan yg berbasis pada alam sekitar anak didik,” terangnya.

Andi memandang akan minim sekali ada pelanggaran hukum bila kebutuhan-kebutuhan dasar tercukupi di wilayah masing-masing.

Fakta banyak kejadian pelanggaran hukum, menurutnya lebih dikarenakan tidak tercukupinya kebutuhan dasar tersebut. Tetapi bila menggali kekayaan alam sekitar yaitu pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan, maka tanpa disadari akan meminimalisir pelanggaran hukum.

“Salah satu contohnya adalah dosen Pendidik di Akademi Kepolisian RI di Semarang adalah putra kelahiran Kacamatan Sumberlawang Sragen Jateng yang diangkat karena memiliki keahlian tambahan sebagai petani dan ahli pertanian,” terangnya.

Kurikulum Khusus dan Kuota Ditambah 

Ia menyebut jika dari pendidikan dasar, menengah pertama dan atas, calon-calon anggota Polri sudah lebih matang dan memahami tugas dan pokok fungsi, maka akan memudahkan ketika nanti dalam penugasan.

Dengan begitu, lanjutnya, maka akan tercipta anggota-anggota Polri yang bertugas penuh dedikasi, dan penuh semangat sesuai target yang diembankan.

“Mewakili lembaga-lembaga penyedia SDM sebagai calon-calon anggota polri, kami dari lembaga pendidikan menengah atas, sangat berharap tercipta sebuah kurikulum tambahan di sekolah menengah atas maupun kejuruan. Semacam penjurusan ketika anak didik mau jadi calon anggota Polri dengan basis back to basic di atas,” jelasnya.

Baca Juga :  Semakin Parah, KPU Sragen Gelar Rapat PPS di Hotel Berbintang, Tokoh Sragen Murka: Pemborosan dan Akal-akalan Anggaran

Menurutnya, dengan kemandirian calon anak didik adalah ketika menjadi anggota polri sudah berkecukupan, biasanya penyimpangan oknum anggota lebih minim tentang materi.

Selain itu, dengan input yang sudah terdidik lewat kurikulum khusus, maka outputnya akan menghasilkan SDM Polri yang lebih handal dan profesional.

“Harapan kami kalau bisa utamakan calon-calon anggota Polri yang yatim piatu dan anak-anak desa dengan fisik dan keahlian yang qualified. Tentunya dengan seleksi yang sesuai aturan Polri. Kalau sekarang sudah ada, porsinya kalau bisa ditambah kembali,” tandasnya. Wardoyo