![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2021/02/Luweng.jpg?resize=500%2C281&ssl=1)
WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM
– Fenomena tanah ambles terjadi di sebuah lahan pertanian warga di Dusun Pelet, Desa Ngargoharjo, Kecamatan Giritontro, Wonogiri. Amblesnya tanah menciptakan lubang sedalam lima meter dan diameter lima meter.
Ada dugaan lubang yang tercipta itu merupakan saluran mulut luweng. Namun ada pula perkiraan lantaran pelapukan bebatuan.
Informasi yang dihimpun, Senin (22/2/2021) peristiwa amblesnya terjadi
belum lama ini. Kendati demikian peristiwa tersebut oleh warga sekiyat dianggap satu hal yang biasa.
Camat Giritontro, Fredy Sasono menyebutkan lubang itu terbentuk pada 10 Februari lalu. Awalnya turun hujan deras mengguyur wilayah setempat. Mendadak tanah di lokasi kejadian ambles hingga menciptakan lubang menganga. Ada dugaan lubang itu merupakan luweng.
Pihaknya mengaku sudah melaporkan kepada pihak-pihak terkait. Lubang itu juga telah dicek. Tapi hingga saat ini, pihaknya belum mendapat rekomendasi dari dinas tersebut.
“Kami belum mengetahui apakah di dasar luweng itu terdapat sungai bawah tanah atau tidak, masih ambles atau tidak. Kalau diameternya 5 meter, kedalaman sekitar 5 meter di dasarnya itu tanah,” jelas dia.
Menurut dia, beberapa tahun yang lalu lubang tanah seperti itu juga pernah ditemukan. Namun, lubang itu kini telah tertutup tanah.
Bagi masyarakat Giritontro kemunculan lubang luweng sudah dianggap satu hal yang biasa. Sebab, di wilayahnya banyak terdapat luweng. Sehingga masyarakat dengan sendirinya sudah memiliki sikap waspada.
“Kami meminta warga tidak mendekati area di sekitar lubang itu. Dari pemukiman warga jauh. Kalau dari jalan desa sekitar 100 meter,” jelas dia.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri Bambang Haryanto mengaku sudah mengetahui kejadian tersebut. Dia menuturkan, tanah yang amblas itu bisa saja disebabkan karena pelarutan batuan. Sehingga, beban tanah di atasnya mengalami penurunan.
Selian itu lubang yang terbentuk di Giritontro bisa saja luweng. Hal serupa beberapa tahun lalu pernah terjadi di Desa Bero Kecamatan Manyaran.
Sebagai upaya mitigasi bencana, pihaknya menyarankan agar aliran air yang menuju lubang sedemikian rupa diatur. Artinya, air yang masuk ke dalam lubang harus dikurangi dengan cara membuat saluran air di sekitar mulut lubang. Aria