WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkab Wonogiri tahun ini menganggarkan dana lebih dari Rp 6 miliar untuk mengatasi kekeringan di Wonogiri selatan. Anggaran diambil dari dana insentif daerah (DID).
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo di Gedung DPRD Wonogiri, mengatakan, program air bersih dan RTLH sempat tertunda pada 2020, gegara adanya pandemi COVID-19. Sehingga pada 2021, kedua program ini dimaksimalkan.
“Sebenarnya pada 2020 pelayanan dari program air bersih untuk daerah rawan kekeringan sudah terlayani sekitar 90 persen,” ujar dia, Selasa (9/3/2021).
Menurutnya, Pemkab terus menjalankan kebijakan yang merupakan solusi permanen mengatasi permasalahan kekeringan. Yakni mengoptimalkan potensi sumber mata air yang ada di daerah Wonogiri selatan. Sumber mata air disedot dan dikelola sebagai solusi permanen dalam mengatasi kekeringan.
“Jadi berbasis instalasi, bukan tangki. Selama ini kan solusinya ketika ada kekeringan di daerah Wonogiri selatan caranya mengirimkan bantuan air dengan truk tangki. Nah, pola ini kami ubah dengan solusi permanen. Sehingga tidak ada eksploitasi,” beber dia.
Sebelumnya melakukan program itu, dilakukan kajian yang melibatkan ahli dari UGM. Dengan begitu wilayah dengan potensi sumber air sudah dipetakan.
Seperti sumber Banyu Towo di Kecamatan Paranggupito.
“Itu kami optimalkan 2020 bisa selesai, anggarannya nggak sampai Rp 12 miliar itu. Kini kemanfaatannya kepada warga sudah hampir 78 persen. Belum lagi dari sumber air yang lain,” jelas dia.
Selain optimalisasi sumber air, program Pamsimas juga dimaksimalkan terutama di wilayah rawan kekeringan. Wilayah-wilayah tersebut menurutnya menjadi skala prioritas dibanding daerah lain yang terdapat banyak sumur semisal di Kecamatan Selogiri dan Ngadirojo.
Selain itu imbuh dia, dengan rampungnya proyek pembangunan Waduk Pidekso di Giriwoyo juga jadi solusi untuk mengatasi kekeringan di wilayah Wonogiri selatan secara permanen. Pihaknya menyatakan telah memerintahkan PDAM Giri Tirta Sari untuk melakukan kajian-kajian dan membuat rancangan anggaran untuk mengangkat dan mengelola air baku dari Waduk Pidekso nantinya dengan 360 meter kubik perdetik. Aria