Beranda Umum Nasional Gunung Sinabung  dan Merapi Sama-sama Keluarkan Awan Panas

Gunung Sinabung  dan Merapi Sama-sama Keluarkan Awan Panas

BANDUNG, JOGLOSEMARNEWS.COM   –  Bersamaan dengan gunung Merapi di Provinsi DIY yang mengalami erupsi pada Selasa (2/3/2021), Gunung Sinabung di Provinsi Sumatera Utara juga mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur antara 2-5 kilometer, disertai disertai kolom asap setinggi 4-5 kilometer.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melansir rangkaian awan panas guguran terjadi sebanyak 13 kali sejak pukul 06.42 WIB.

PVMBG mencatat sepanjang tahun ini hingga 1 Maret 2021, Gunung Sinabung teramati menghasilkan hembusan gas berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dengan ketinggian antar 50 meter hingga 1 kilometer dari puncaknya.

Sepanjang periode tersebut telah terjadi 37 kali erupsi eksplosif. Teramati guguran dengan jarak luncur 100 meter hingga 2 kilometer dari puncak. Gunung Sinabung juga teramati menghasilkan awan panas guguran dengan jarak luncur antara 1,5-2,5 kilometer.

Pada Selasa, Gunung Sinabung menghasilkan sedikitnya 13 kali rangkaian awan panas guguran sejak pukul 06.42 WIB. Jarak luncur awan panas berkisar 2-5 kilometer ke arah tenggara timur. Teramati kolom asap dari tubuh aliran awan panas guguran dengan ketinggian antara 4-5 kilometer.

PVMBG melansir rangkaian awan panas guguran yang terjadi pada hari ini juga telah terjadi beberapa kali sejak tahun 2013. Awan panas guguran terjadi akibat pembentukan kubah lava, yang disusul migrasi fluida batuan padat, cairan, dan gas ke permukaan yang mendorong kubah lava.

Migrasi fluida tersebut diindikasikan dari rekaman gempa Low Frequency dan Hybrid dari peralatan di pos pengamatan Gunung Sinabung. Kenaikan signifikan jumlah gempa Low Frequency dan Hybrid termati sejak minggu pertama Februari 2021, di ikuti dengan mulai terjadinya awan panas guguran.

Baca Juga :  Kuasa Hukum Tom Lembong Tuding Naskah Saksi Ahli Pihak Kejagung Plagiat, Kejagung Bantah

Pengamatan visual dan kegempaan hingga Selasa pukul 09.00 WIB menunjukkan fluktuasi dalam pola yang masih tinggi, tetapi tidak ada indikasi peningkatan potensi ancaman bahaya, dikutip dari rilis PVMBG, Selasa, 2 Maret 2021.

PVMBG melansir, Gunung Sinabung masih berpotensi menghasilkan erupsi eksplosif kendati ancamannya masih di dalam radius yang direkomendasikan dalam status Level III gunung tersebut. Awan panas guguran dan guguran batuan lava pijar juga berpotensi terjadi seiring dengan aktivitas pertumbuhan kubah lava di bagian puncak gunung tersebut.

PVMBG mematok daerah bahaya berada dalam radius 3 kilometer dari puncak, serta radius 4 kilometer untuk sektor timur-utara, dan radius 5 kilometer untuk sektor selatan-timur gunung tersebut. Masyarakat di seputaran gunung tersebut juga diminta menggunakan masker jika bepergian keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik Gunung Sinabung, mengamankan air bersih, serta membersihkan atap rumah dari abu tebal agar tidak roboh.

Warga yang bermukim di sekitar sungai yang berhulu di Gunung Sinabung juga diminta mewaspadai bahaya lahar.

 

Awan Panas Merapi Sejauh 1.900 meter

Sementara itu, dua kali Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 1.900 meter pada Selasa (2/3/2021) pagi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam keterangan persnya menyebutkan, Merapi meluncurkan awan panas guguran pertama pada pukul 05.11 WIB.

“Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 60 mm dan durasi 171 detik. Estimasi jarak luncur 1.900 meter ke arah barat daya,” kata Hanik.

Pada pukul 05.29 WIB, Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas guguran dengan amplitudo 40 mm dan durasi 95 detik sejauh kurang lebih 1.200 meter ke arah barat daya.

Baca Juga :  Operasi Tangkap Tangan Bakal Dihapus, Jika Johanis Tanak Jadi Ketua KPK

Selain itu, menurut pengamatan BPPTKG pada Selasa pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, Gunung Merapi 17 kali meluncurkan guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 1.300 meter.

Gunung api aktif itu juga terdeteksi mengalami dua kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 40-60 mm selama 96-171 detik, 57 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-35 mm selama 12-103 detik, serta empat kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-7 mm selama 8-16 detik.

Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

www.tempo.co