![IMG20210420155629_copy_1024x768](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2021/04/IMG20210420155629_copy_1024x768.jpg?resize=640%2C480&ssl=1)
![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2021/04/IMG20210420155629_copy_1024x768.jpg?resize=640%2C480&ssl=1)
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Banyak hal yang dilakukan umat muslim untuk mengisi waktu jeda menunggu bulan puasa.
Seperti kegiatan unik yang dilakukan anggota DPRD Sragen, Bombong Lukito Samudro ini. Legislator asal Dapil Gondang, Sambungmacan, Sambirejo itu ternyata memilih memanfaatkan waktu ngabuburitnya dengan kegiatan produktif.
Putra pendiri Ponpes Nurul Huda Gondang, Abah Syarif Hidayatullah siang tadi, Selasa (20/4/2021) mengajak belasan santri Ponpes Nurul Huda untuk kerjabakti mulai pukul 15.30 WIB.
Meski terik mentari masih cukup menyengat, ia terlihat semangat memperbaiki lingkungan masjidnya yang berada di Mahbang, Sambungmacan, Sragen.
Legislator muda usia itu tampil sangat sederhana. Mengenakan kaos, celana panjang digulung selutut dan caping, Bombong tanpa canggung berbaur bersama para santri mengangkut tanah urug untuk merapikan pekarangan samping masjid.
“Ini untuk mengisi kegiatan ngabuburit bersama santri Mas. Sekalian olahraga, kami kerjabakti merapikan lingkungan masjid. Kita urug sisinya biar rapi,” paparnya ditemui JOGLOSEMARNEWS.COM , di lokasi kerjabakti, Selasa (20/4/2021) siang.
Menurutnya, kegiatan ngabuburit dengan kerjabakti seperti itu bukan hal yang baru. Baginya yang sejak kecil sudah hidup di pondok, kegiatan tersebut hampir menjadi rutinitas setiap hari dan menunggu waktu buka puasa.
Bahkan setiap hari, kadang dilakukan dua kali yakni bada Subuh dan habis Ashar. Menurutnya kegiatan seperti itu dimaksudkan untuk meningkatkan imunitas tubuh namun tetap bermanfaat.
“Nggak ada lemas. Semua tinggal niatnya. Insya Allah meski kerja gini, semua tetap kuat puasa. Malah justru dengan Manas begini imun tubuh akan kuat apalagi di masa pandemi. Di sini sudah tiap hari, mana yang kurang bersih mana yang kurang rapi dikerjakan. Kadang bersih-bersih rumput, urug pekarangan atau halaman biar nyaman,” terangnya.
![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2021/04/IMG20210420155709_copy_1024x768.jpg?resize=640%2C480&ssl=1)
Bombong menambahkan kerjabakti itu dipilih sebagai penambah manfaat dalam ibadah puasa. Menurutnya daripada hanya tiduran, tentu akan lebih baik dan bermanfaat mengisi waktu menunggu buka dengan kegiatan produktif.
“Kalau tidur saja, imun kita malah rendah,” tambahnya.
Salah satu santri, Umar Rijalul Haq (20), mengaku ngabuburit dengan kerjabakti sudah biasa dilakukannya bersama santri lain di Ponpes Nurul Huda.
Menurut santri asal Jogja yang kini sudah kuliah semester IV di UNU Surakarta itu, dengan kerjabakti akan membentuk kekuatan tubuh dan tambah kebal.
“Dengan kerjabakti bareng-bareng gini malah nggak lemas. Tubuh jadi tambah kuat. Kebanyakan kita kerjanya sore Mas. Rasanya senang,” tuturnya.
Sementara, santri lainnya, Sandi (20) asal Wonogiri yang kini duduk di semester VI UNU, mengatakan sudah mondok di Ponpes Nurul Huda sejak enam tahun lalu.
Selama ini, selain dididik ilmu agama, dirinya dan santri lain juga dididik untuk produktif. Salah satunya mengisi waktu luang ngabuburit dengan kerjabakti di lingkungan masjid.
“Sudah biasa Mas kerjabakti begini. Senang, nggak ada rasa lelah. Setiap Bulan Ramadhan selalu mengisi ngabuburit dengan kegiatan positif ini. Alhamdulillah kalau niat pasti diberi kekuatan,” ujarnya.
Pengasuh Ponpes Nurul Huda Gondang, Abah Syarif Hidayatullah menyampaikan ada 400 santri laki-laki dan perempuan yang bermukim di ponpesnya saat ini. Selama hampir 40 tahun berdiri, para santri memang sudah terbiasa dididik untuk kerja produktif selain menimba ilmu agama.
Tak hanya ke santri, bahkan didikan yang sama juga diterapkan untuk putra-putrinya. Salah satunya Bombong yang sudah 2 periode menjadi anggota DPRD Sragen. Sehingga meski menyandang predikat wakil rakyat, tidak ada rasa gengsi untuk berbaur terjun ke masyarakat dan kegiatan lapangan.
“Kebetulan Bombong ini sejak kelas V SD dan kakaknya Surojogo sejak kelas 1 SMP sudah senang dengan pertambangan. Dan selalu memanfaatkan waktu untuk produktif. Santri di sini juga kami ajarkan bekerja mulai dari bertani dan kegiatan produktif lainnya. Mau nanam apa saja ada di lahan sana,” tuturnya. Wardoyo