![IMG20210426161844_copy_800x600](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2021/04/IMG20210426161844_copy_800x600.jpg?resize=640%2C480&ssl=1)
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemdes Sidodadi melalui Kepala Dusun setempat tak menampik pemuda penderita lumpuh layuh dan tuna wicara, Wawan Wahyu Aprianto (24) saat ini tidak mendapatkan bantuan apapun.
Meski demikian, Pemdes siap mengupayakan bantuan sembako Idul Fitri dari DAPM. Nantinya pemuda malang asal Dukuh Goketen RT 21/5 itu juga akan diperjuangkan bantuan kembali jika ada pembaharuan data dari pusat.
Hal itu disampaikan Kadus setempat, Joko Susilo, Selasa (27/4/2021). Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , ia membenarkan Wawan Wahyu Apriyanto adalah warganya dengan kondisi lumpuh lagi tuna wicara.
Perihal kondisi yang sudah tidak mendapat bantuan apapun, ia juga tak menampik. Akan tetapi ia menyampaikan sebelumnya Wawan sudah pernah mendapat BST (bantuan sosial tunai) dari pusat.
Namun belakangan setelah ada pengurangan kuota, nama Wawan tidak lagi muncul di daftar.
“Sebetulnya sejak ada covid-19 ini, sama pemerintah pusat dalam hal ini Kemensos, Mas Wawan itu masuk dalam daftar bantuan BST. Bantuannya diambil dari Pos Rp 600.000 itu dan dapat terus,” paparnya.
Namun sejak April 2021 ini, di wilayah kebayanannya jumlah penerima BST dari Kemensos terjadi pengurangan dari pusat.
Dari jumlah sebelumnya 56 penerima, kini berkurang tinggal 34 orang saja. Celakanya, nama Wawan juga ikut masuk daftar yang tercoret dari penerima. Joko memastikan pencoretan dan pengurangan sepenuhnya dilakukan pusat.
“Baru mulai April ini terjadi pengurangan banyak sekali. Dari 56 penerima tinggal 34 orang. Termasuk yang ikut dikurangi itu Mas Wawan. Pengurangan kuotanya kemarin sejak Maret dan April. Jadi sudah dua bulan ini dia nggak dapat,” jelasnya.
![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2021/04/IMG-20210426-WA0040.jpg?resize=640%2C480&ssl=1)
Lebih lanjut, Joko menyampaikan pihaknya dan Pemdes tak bisa berbuat banyak lantaran pengurangan itu langsung dari pusat atau Kemensos. Data penerima turun lewat kantor pos.
Pihak desa juga tidak bisa merubah atau mengganti data itu. Kemudian, dari Bantuan Langsung Tunai dari dana desa (BLT DD) saat rapat Musdes akhir tahun kemarin, juga sudah dimasukkan.
Namun ternyata tidak pernah dapat bantuan. Hal itu dikarenakan salah satu persyaratannya belum pernah dapat bantuan.
“Nah karena Mas Wawan itu sudah pernah dapat bantuan jadi nggak dimasukan BLT. Karena kalau dobel nggak boleh,” kata dia.
Meski demikian, Joko menegaskan ke depan langkah pertama pihaknya akan terus mengajukan Wawan agar dapat bantuan. Apabila ada pembaharuan data pusat, Wawan akan diprioritaskan agar bisa masuk.
Kedua, jika ada program sembako yang bisa ditetapkan desa maka akan dimasukkan juga.
“Sebelum Idul Fitri, dari desa akan mendistribusikan 130 paket sembako itu. Nanti Mas wawan akan kita masukkan data. Itu dibagi sebelum Idul Fitri sumber dananya dari DAPM Kecamatan Masaran,” tandasnya.
Sebelumnya, kisah miris Wawan mencuat saat disambangi oleh Ketua DPC Demokrat, Budiono Rahmadi, Senin (26/4/2021) lalu.
Selama hampir 24 tahun sejak lahir, Wawan ternyata didera penyakit lumpuh latih dan menyandang tuna wicara.
Tak hanya tubuhnya yang mengering tinggal tulang terbungkus kulit, selama puluhan tahun ia hanya menghabiskan hari-harinya di atas kursi roda dengan kaki yang terikat.
Ironisnya lagi, Wawan kini hanya diasuh oleh kakak kandungnya yang ekonominya pas-pasan.
Sedangkan ibunya sudah meninggal sejak 20 tahun lalu. Sementara semenjak ibunya meninggal, bapaknya juga ikut meninggalkan tanpa mau merawat. Wardoyo