Beranda Edukasi Pendidikan Aqua Dwipayana: Kreativitas Kunci Sukses Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

Aqua Dwipayana: Kreativitas Kunci Sukses Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

Kegiatan LCM melalui zoom. Foto : dok

 

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM —Kreativitas merupakan kunci sukses baik bagi dosen maupun mahasiswa untuk dapat memotivasi diri sendiri agar tetap semangat dalam belajar secara online tanpa memiliki beban psikis. Itu terutama dibutuhkan pada pembelajaran daring saat pandemi Covid-19.

“Oleh karena itu, mari kita membangun kreativitas dan mengembangkan komunikasi yang efektif saat belajar daring,” ucap Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana saat menyampaikan “Sharing Komunikasi dan Motivasi” di hadapan ratusan audiens peserta kegiatan Lecturer Coaching Movement Nasional Series #2 pada Sabtu, 29 Mei 2021 melalui aplikasi Zoom.

Pada kegiatan yang diinisiasi oleh perusahaan kosmetik raksasa Paragon Technology and Innovation ini, Aqua menyampaikan materi terkait pentingnya komunikasi dalam implementasinya di dunia pendidikan (khususnya bagi dosen) baik itu teaching, mentoring, consulting maupun coaching. Penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim tersebut juga memaparkan ihwal strategi dan implementasi komunikasi efektif antara dosen dengan mahasiswa.

Kegiatan LCM Nasional Series #2 ini  dibuka oleh CEO Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat. Selain Aqua, menghadirkan dua narasumber pada seri talkshow bertajuk “Memetik pengalaman mahasiswas & dosen dalam komunikasi”, yakni Erfin Nurfalah, Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung serta Ilhamuddin Nukman, S.Psi, MA, yang merupakan dosen Prodi Psikologi Universitas Brawijaya dan Board of Business.

Dari perspektif mahasiswa, kreativitas berkomunikasi dalam pembelajaran selama pandemi Covid-19, menurut Aqua, terbagi pada beberapa aspek. Pertama, kreativitas dalam menyesuaikan dengan karakter dosen dalam mengikuti kuliah online.

“Kemudian, kreativitas dalam menggunakan pola komunikasi dua arah, aktif dan cerdas saat kuliah online. Selanjutnya, menghargai setiap dosen yang mengajar dengan cara dosen yang berbeda-beda secara daring. Juga, menggunakan bahasa yang baik ketika bertanya dan memperhatikan komunikasi nonverbal untuk memahami kondisi pandemi,” ujarnya menguraikan.

Aqua kemudian menjelaskan tentang aspek-spek penting dalam menjalin komunikasi yang efektif. Pertama adalah kejelasan. Dosen menyampaikan informasi yang dikemas dengan menggunakan bahasa yang jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami.

“Kedua, ketepatan terutama menyangkut penggunaan bahasa yang baik dan benar serta informasi yang disampaikan juga benar,” terang mantan wartawan di banyak media besar ini.

Selanjutnya, tambah Aqua, konteks dan situasi. Informasi yang diterima harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan di mana komunikasi terjadi. Yang juga penting adalah alur.

“Artinya, bahasa dan informasi yang akan disajikan disusun dengan alur atau sistematika yang jelas sehingga mahasiswa sebagai pihak yang menerima informasi cepat tanggap,” kata bapak dari Alira Vania Putri Dwipyana dan Savero Karamiveta Dwipayana ini.

Baca Juga :  Prof. Dr. Sri Yamtinah Dikukuhkan sebagai Guru Besar Evaluasi dan Pembelajaran Kimia di UNS

 

Banyak Belajar

Pria yang lahir dari Pematang Siantar, Sumatera Utara ini juga menyampaikan pentingnya aspek budaya. Menurutnya, aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika.

“Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi,” katanya menguraikan.

Peran dosen, lanjutnya sangat strategis dalam proses pembelajaran tersebut. Kunci utama keberhasilannya ada pada dosen. Sedangkan mahasiswa tinggal mengikuti saja.

Aqua menyampaikan pengalamannya saat kuliah S2 dan S3 di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) Bandung. Waktu itu, anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi (ISKI) Pusat tersebut memiliki dosen favorit yang juga menjabat sebagai Dekan Fikom Unpad yaitu Prof Deddy Mulyana.

“Pak Deddy yang merupakan Pakar Komunikasi dunia dan biasa menguji mahasiswa S3 di berbagai perguruan tinggi terkenal di luar negeri, sangat dekat dengan mahasiswa. Beliau tahu persis kebutuhan anak didiknya yang terkait akademik,” ungkap Aqua.

Kedekatan itu, lanjutnya, membuat semua mahasiswa selalu menghormati dan menghargainya. Dia tahu persis menempatkan diri sebagai dosen yang profesional.

Perilaku dan tutur katanya, tambah Aqua selalu positif sehingga jadi teladan. Banyak mahasiswa yang ingin menjadi bimbingan beliau. Meski tidak semuanya beruntung.

“Saya sangat bersyukur karena saat kuliah S2 Pak Deddy jadi pembimbing utama. Sedangkan ketika S3 sebagai promotor utama. Selama kuliah dan sampai sekarang saya banyak belajar pada Pak Deddy,” pungkas laki-laki yang rendah hati ini.

 

Terus Berkembang

Sementara itu CEO PT Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat dalam sambutannya mengatakan dosen juga bisa disebut sebagai mahaguru karena bertugas membimbing dan mendidik mahasiswa. Dosen harus menempatkan diri sebagai “leader” atau pemimpin yang akan mengarahkan mahasiswa meraih tempat yang lebih tinggi untuk mengukir prestasi.

“Faktor penting seorang “leader” adalah komunikasi. Hal ini juga kerap dialami oleh para pemimpin di dunia bisnis. Hampir 80 persen masalah dalam perusahaan adalah komunikasi,” tegasnya.

Bapak dua anak itu melanjutkan, saat muda dulu kita diberitahukan tentang pentingnya komunikasi, iya paham. Namun ternyata semakin ke sini praktiknya makin rumit dan yang pasti jika terus digali tidak akan ada habisnya meski beda zaman, karena dunia terus berkembang.

Baca Juga :  Prof. Dr. Sri Yamtinah Dikukuhkan sebagai Guru Besar Evaluasi dan Pembelajaran Kimia di UNS

Salman menjelaskan, kegiatan Lecturer Coaching Movement Nasional Series #2 tersebut  dihadiri para dosen dan guru di berbagai wilayah Indonesia. Pria lulusan Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung tersebut tidak mengira antusiasme para dosen untuk mengikuti kegiatan ini sangat besar.

Dia memperkirakan saat ini sudah ada sekitar 1.500 dosen yang mengikuti program yang terbagi dalam beberapa sesi. “Kami mengusung misi agar program dan kegiatan ini juga dapat menjadi bagian dalam menggerakkan pendidikan di Indonesia. Dengan mengikuti kegiatan itu, para pendidik diharapkan dapat membangun komunikasi lebih baik dengan para mahasiswa,” ungkap Salman.

Pengusaha sukses yang rendah hati ini melanjutkan, “Pada kegiatan ini sengaja mengundang Pak Aqua sebagai Pakar Komunikasi. Pengalaman beliau banyak sekali. Paparannya pasti menarik dan bermanfaat untuk seluruh yang hadir baik dosen maupun mahasiswa.”

Pembicara pertama Erfin Nurfalah menceritakan pengalamannya sebagai mahasiswa. Menurutnya para mahasiswa harus selalu santun dan beretika setiap komunikasi sama dosen agar semuanya lancar.

“Setiap berkomunikasi dengan dosen, para mahasiswa harus memperhatikan kesantunan dan etika. Sehingga responnya positif. Hal ini membuat semua urusan dengan dosen lebih mudah dan lancar,” ujar Duta Bahasa Jawa Barat 2020 ini.

Sedangkan dosen Psikologi FISIP Universitas Brawijaya serta Board of Business Coach, Ilhamuddin Nukman mengatakan, saat ini dosen tidak boleh merasa pintar sendiri. Kondisi sekarang memungkinkan mahasiswa memiliki informasi yang lebih up-date.

“Untuk itu, kita sebagai dosen harus memerankan diri sebagai fasilitator dan mau untuk saling melengkapi dalam meningkatkan pemahaman atas sebuah pengetahuan,” ungkapnya.

Ilhamuddin menegaskan komunikasi merupakan modal dasar dalam semua aspek kehidupan. Mereka yang komunikasi bagus akan lebih lancar melaksanakan berbagai aktivitas dan menjalankan kehidupan.(ASA)