Beranda Daerah Sragen Awas, Muncul 5 Klaster Baru Penyebaran Covid-19 di Sragen. Bupati Ungkap Mulai...

Awas, Muncul 5 Klaster Baru Penyebaran Covid-19 di Sragen. Bupati Ungkap Mulai Klaster Masjid, Mudik, Layatan Hingga Klaster Hajatan!

Ilustrasi penanganan pasien covid-19 saat simulasi di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati meminta masyarakat untuk kembali disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Pasalnya, saat ini status Sragen sudah kembali zona merah covid-19 karena lonjakan kasus yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Tidak hanya itu, bupati juga menyebut saat ini sudah banyak bermunculan klaster-klaster penyebaran Covid-19 di Sragen.

Bupati menyebut setidaknya ada lima klaster baru yang menjadi sumber penyebaran kasus covid-19 di Kabupaten Sragen.

Lima klaster itu di antaranya mulai dari klaster tarawih, klaster masjid, klaster mudik, klaster hajatan, klaster takziah atau layatan. Namun ia belum merinci berapa total kasus dari klaster-klaster itu.

“Klaster terbaru yang muncul di Sragen ada klaster tarawih, Klaster masjid, kemudian ada klaster mudik, klaster hajatan, dan takziah. Tapi data rincinya di DKK,” paparnya kepada wartawan ditemui di halaman Pemkab Sragen, Kamis (27/5/2021).

Bupati menjelaskan klaster tarawih muncul di Sambirejo, klaster masjid di Pelemgadung Karangmalang, lalu ada klaster layatan, mudik dan lainnya.

Menurutnya munculnya klaster-klaster itulah yang turut andil meningkatkan laju kasus covid-19 di Sragen hingga memasuki zona merah.

“Selain itu, tracing kita semakin massif pula. Yang jelas sekarang setiap satu kasus atau terjadi klaster, kita minta kejar sampai nol dan selesai. Sehingga tidak lagi menyebar,” tandasnya.

Baca Juga :  Siapkan Tiga Lokasi 5-10 Hektar Bupati Sragen, Sigit Pamungkas Dukung Program Sekolah Rakyat untuk Pengentasan Kemiskinan

Bupati menambahkan saat ini jumlah pasien positif yang diisolasi dan dirawat di Technopark sudah lebih dari 100 orang. Kemudian beberapa rumah sakit sudah mulai penuh.

Sementara klaster masjid memang kembali muncul, kali ini di Kampung Kauman, Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen Kota.

Gegara imam di salah satu masjid terpapar positif, kemudian menyebar ke keluarga dan warga sekitar. Total ada 10 warga yang positif dari klaster ini.

Bahkan Ketua RT di kampung tersebut juga ikut tertular. Semua warga yang positif kini harus pasrah menjalani karantina di Technopark Sragen.

“Awalnya ada dua orang. Salah satunya imam yang positif. Kemudian menyebar ke sekitarnya, saat ini total ada 10 yang positif,” papar Kepala DKK Sragen, Hargiyanto, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (27/5/2021).

Hargiyanto menguraikan klaster di Kauman itu sementara masuk kategori klaster masjid. Karena lokus penyebaran diduga memang berasal dari kegiatan di masjid.

Dari 2 kasus pertama, tim sudah melakukan tracing. Total sudah 60 warga kontak erat yang diperiksa dan diswab.

Hasil tracing kedua keluar dua hari lalu. Dari jumlah itu, ada 8 orang lagi yang diketahui positif terkonfirmasi.

“Tracing kedua ada 56 orang yang diswab. Ada ketemu 8 lagi yang positif. Sehingga total 10 orang yang positif. Ini masih akan kita kembangkan lagi,” tandasnya.

Baca Juga :  Pemkab Sragen Perkuat Program ‘Super Desa’ dan ‘Tumis’ untuk Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem

Salah satu tokoh setempat, Pak Eko membenarkan memang ada beberapa warga yang positif terpapar di lingkungan Kauman. Setahunya berawal dari tahlilan di masjid.

“Pak RT dan beberapa anggota keluarga serta warga sekitarnya ikut kena. Sekarang semua sudah diisolasi di Teknopark,” paparnya. Ward

Yuni menambahkan pengetatan pantauan hajatan itu terpaksa dilakukan mengingat kasus covid-19 Sragen belakangan melonjak signifikan.

Saat ini jumlah pasien positif yang diisolasi dan dirawat di Technopark sudah lebih dari 100 orang. Kemudian beberapa rumah sakit sudah mulai penuh.

“Jadi hari ini akan melakukan koordinasi semua yang terkait agar kita bisa membuat kebijakan tepat untuk Sragen. Masyarakat harus memahami bahwa covid-19 ini masih ada,” tegasnya. Wardoyo