JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Diwarnai 2 Tendangan Free Kick Spektakuler, Kesebelasan PBFC Soloraya Sukses Menahan Imbang Noseni di Laga Perdana Toli Cup II Jogja. Kapten dan Pembina PBFC Sebut Kekompakan Jadi Kuncinya!

Skuad PBFC Soloraya berpose sebelum berlaga. Foto/Wardoyo
ย ย ย 

JOGJA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kesebelasan Papua Bersaudara Football Club (PBFC) Soloraya kembali menorehkan hasil manis dengan menahan imbang saat melakoni laga melawan Noseni Biak Papua Jogja dalam Turnamen Toli Cup II Jogja, Senin (24/5/2021).

Tampil cukup kompak, kesebelasan yang digawangi mahasiswa asal Papua di wilayah Soloraya itu sukses mengemas satu poin dalam laga yang digelar di lapangan Kalasan, Jogja, tersebut.

PBFC Solo Raya tampil dengan skuad lengkap didampingi Manajer Tim, Iwan.S, Mas Nano, dan Official Tim Alfon.

Sejak peluit awal dibunyikan, kedua kesebelasan tampil cukup ngotot. Silih berganti menyerang membuat laga berjalan seru.

Namun hingga turun minum, skor kacamata tetap tak berubah. Memasuki babak kedua, kedua tim kembali meningkatkan tempo permainan.

Meski gencar membangun serangan, sepakan akhir pemain PBFC gagal menembus gawang Noseni Jogja.

Penampilan apik penjaga gawang Noseni beberapa kali mampu menggagalkan peluang matang PBFC.

Para pemain PBFC Soloraya bersiap berlaga melawan Noseni. Foto/Wardoyo

Sebelum kemudian, sebuah sepakan dari tendangan bebas di luar garis 16, membawa PBFC unggul lewat gol yang diciptakan kapten tim, Moses Ferdinand Kamer.

Moses yang akrab disapa Luis Nani itu membuat tendangan spektakuler untuk merobek jala gawang Noseni di menit 38.

Namun keunggulan itu tak bertahan lama. Berawal dari pelanggaran oleh pemain PBFC, Okto terhadap pemain Noseni berbuah tendangan bebas untuk Noseni.

Seolah tak mau kalah, free kick jarak jauh itu dieksekusi tak kalah cantik oleh pemain Noseni untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1 di menit 40. Akibat pelanggaran itu, Okto terpaksa harus meninggalkan lapangan akibat dihadiahi kartu merah.

Baca Juga :  Senggol Motor Saat Mendahului, Pelajar SMP di Kulonprogo Ini Jatuh dan Dihantam Pikap Hingga Tewas

Skor 1-1 menjadi akhir penutup laga dua tim dari skuad para mahasiswa asal Bumi Cendrawasih itu.

Kapten tim PBFC, Moses Ferdinand Kamer mengatakan dalam lama itu, PBFC menampilkan semua pemain terbaik seperti pemain yang berdarah Biak Papua, Ada Moses, Ka Daun, Lius, Chalvin, Hasan, Alex, Anton dan Day Yulius.

Kapten PBFC Soloraya, Moses Ferdinand Kamer bersama tim dan suporter dari mahasiswi Papua di Soloraya saat bersama di dalam bus menuju pertandingan. Foto/Wardoyo

Tak hanya dari Biak, PBFC juga membawa pemain bertalenta ciamik dari berbagai wilayah di Papua. Seperti Wamena , Membramo Tengah, Nabire, Serui, Sentani Jayapura, Sorong Barat, Jayapura, Wondama Barat, NTT Sumba, hingga NTT Flores.

Ia menilai pertandingan berjalan agak keras mengingat kedua tim yang berasal Papua Jogja dan Papua Solo sama-sama ingin menampilkan permainan terbaiknya.

Menurutnya, PBFC juga bersyukur lantaran penampilan penjaga gawang Vicktor Valdes yang tampil baik di bawah mistar.

“Dia adalah seorang pendeta di Solo tapi luar biasa, bisa berbaur dengan adik-adik Papua Solo Raya. Walaupun dia berasal dari NTT Sumba, dia cinta akan Papua kekeluargaan Papua Solo Raya. Lalu dua bek Budi yang sering disapa Marcelo dan Vian yang sering disapa, De Ligt tadi juga sangat baik,” kata Moses usai pertandingan.

Meski sama-sama dari Papua, PBFC dan Noseni memang tampil cukup ngotot. Hal itu karena sama-sama berusaha profesional untuk turnamen Toli Cup II Jogja.

“Di dalam lapangan kami lawan. Tapi di luar lapangan kami adalah saudara,” urainya.

Dalam kesempatan itu, Moses juga menyampaikan terimakasih atas support yang diberikan pembina yakni Kak Iwan Sis mulai dari pendaftaran, akomodasi dan lainnya sehingga bisa membawa PBFC berlaga di Turnamen itu.

Baca Juga :  Diduga Hendak Berbuat Kriminal, Remaja Yogya Ini Panik dan Lari Tinggalkan Motor Begitu Saja

Tak hanya pemain, dukungan juga diberikan untuk suporter di antaranya Sofia, Jois, Ina, Oland, Natalia, Mote, Lusy, Jeje, Hetty, Tasya, dan mahasiswi Papua lainnya yang rela datang demi mendukung PBFC.

“Kami bersyukur kerja keras dan semangat adik-adik pemain dan suporter bisa memberi hasil yang bagus. Apalagi di Jogja bisa banyak tim dari setiap daerah mereka masing-masing untuk Papua dan Papua Barat. Tapi mereka dari tim PBFC Soloraya bisa satu Persaudaraan dari Papua, Papua Barat, Papua Selatan, dan NTT menjadi keluarga satu tim dari Soloraya. Itu sangat luar biasa kekeluargaan kami Soloraya,” ungkap Moses.

Menurutnya kekompakan dan semangat itu akan terus dijaga di dua laga penyisihan berikutnya.

Para supporter setia PBFC. Foto/Wardoyo

Sementara, pembina sekaligus Manager PBFC Soloraya, Iwan Sis mengaku sangat bangga dengan semangat serta kekompakan adik-adik mahasiswa Papua yang tergabung dalam PBFC Soloraya.

Ia berharap suasana itu dapat dijadikan contoh bagi adik-adik mahasiswa di daerah lain.

“Ini sangat positif sekaligus dapat menghapus stigma yang selama ini berkembang bahwa mahasiswa asal Papua arogan dan tidak bisa menyatu dengan yang lainnya,” ungkapnya.

Ditambahkan, turnamen tersebut diselenggarakan oleh oleh Ikatan Keluarga Besar Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara (IKB-PMPT) Jogya – Solo.

Salah satu tujuan digelarnya turnamen tersebut adalah dalam rangka penggalangan dana untuk Natal dan rencana Mubes IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com