JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengaku heran para politikus malah sibuk berkasak-kusuk membahas Pilpres 2024 di tengah situasi negara yang dilanda krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Apalagi dengan meningkatnya jumlah rakyat miskin dan pengangguran di mana-mana secara drastis. Tidak etis,” kata Herzaky dalam keterangannya, Sabtu (29/5/2021).
Herzaky mengatakan hal itu saat menanggapi pernyataan PDIP terkait sulitnya berkoalisi dengan Demokrat untuk Pemilu 2024 lantaran berbeda DNA.
Menurut Herzaky, Partai Demokrat saat ini fokus berkoalisi dengan masyarakat untuk membantu mereka selama pandemi, ketimbang memikirkan pilpres 2024 maupun kawin parpol.
Demokrat, kata Herzaky, juga menyerukan agar seluruh partai koalisi pemerintahan mendukung penuh kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, serta menyukseskan program pemerintah dalam masa pandemi hingga 2024.
“Jangan ada yang menghambat program pemerintah sebagaimana telah didukung juga oleh seluruh partai, termasuk Demokrat, dalam upaya melawan pandemi sekaligus mengatasi kesulitan ekonomi saat ini,” ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan koalisi parpol, Herzaky mengatakan, dalam tiga tahun sebelum ajang 2024 digelar, segala sesuatu bisa terjadi.
“Belanda masih jauh. Pemilu masih tiga tahun lagi,” kata dia.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto menyebut partainya membuka diri berkoalisi dengan Partai Gerindra dan sejumlah partai lainnya di Pilpres 2024, kecuali dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat karena berbeda ideologi.
“PDIP beda ideologi dengan PKS sehingga sangat sulit berkoalisi dengan PKS. Saya tegaskan sejak awal,” ujar Hasto.
“Dengan Demokrat juga basisnya beda, partai elektoral. Kami partai ideologi yang bertumpu pada kekuatan massa. Sehingga kami tegaskan dari DNA-nya berbeda. Ini tegas-tegas aja, supaya tidak ada juru nikah yang ingin mempertemukan,” tutur Hasto ihwal koalisi menuju Pilpres 2024.