JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kisah Perjuangan Agus-Kuswiyanti, Pasutri Seniman dan Sinden Campursari di Sragen yang Terpaksa Banting Setir Buka Warung Martabak Gegara Pandemi. Job di Depan Mata Berkali-Kali Batal, Nyambi Warung Demi Dapur Ngebul

Agus Susilo, seniman campursari yang kini banting setir buka warung Martabak di Kedawung, Sragen saat berpose di depan warungnya. Ia dan sang istri terpaksa banting setir gegara Pandemi yang membuat job mandeg total. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hampir setahun lebih pandemi corona menerpa negeri ini. Badai covid-19 yang belum mereda itu telah merombak berbagai tatanan kehidupan, terutama sendi ekonomi masyarakat.

Tak sedikit sektor usaha yang terpaksa berhenti hingga gulung tikar. Termasuk di antaranya kalangan seniman.

Pembatasan kegiatan masyarakat dan larangan hajatan yang diberlakukan, turut memukul kelangsungan hidup para pelaku seni. Bahkan untuk menyambung kehidupan, tak sedikit di antara mereka yang terpaksa banting setir dengan mencoba usaha lain.

Seperti dilakukan pasangan suami istri seniman asal Sragen ini. Agus Susilo (43) dan Kuswiyanti (40).

Pasutri asal Dukuh Sukorame RT 19, Desa Kedawung, Kecamatan Kedawung, Sragen itu kini terpaksa mencoba keberuntungan beralih ke usaha kuliner.

Agus yang akrab disapa Agus Kicak sebelumnya dikenal sebagai pemain gitar Campursari sedangkan sang istri, Kuswiyanti adalah sinden Campursari.

Sejak pandemi menerpa, keduanya memutuskan memulai merintis usaha baru di bidang kuliner, martabak manis serta martabak telur. Warung martabak itu dibuka di depan Balai Desa, Bendungan, Kedawung itu mereka rintis sejak tahun lalu.

Baca Juga :  Terbaik, Bank Djoko Tingkir Sragen Tetap Konsisten Kembali Meraih Penghargaan TOP BUMD Tahun 2024 Golden Trophy

Situasi pandemi yang tak kunjung berakhir, serta pemberlakuan PPKM yang membuat beberapa kebijakan diantaranya mengenai hajatan menjadi alasan Agus dan Kuswiyanti memilih banting setir.

“Pandemi ini,.mau tidak mau membuat kalangan seniman harus memutar otak bagaimana bisa dapat penghasilan tanpa mengandalkan orang hajatan lagi. Kalau nggak gitu dapur nggak bisa ngebul Mas, hajatan setop, job manggung mandeg,” papar Agus kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (30/6/2021) malam.

Agus menuturkan sudah hampir setahun terakhir, ia bersama sang istri tiap malam membuka warung kuliner. Sampai sekarang masih jalan dan sudah bisa diakses melalui aplikasi pesan antar gofood.

Martabak Wibi” dipilih sebagai label usaha kulinernya. Nama itu diambil dari nama sang putra bungsu.

Meski baru memulai usaha semenjak pandemi usaha tersebut, Agus bersyukur sampai sekarang masih tetap eksis dan lancar.

“Ya kalau pas ada hajatan atau orang boleh hajatan kami ambil job tersebut. Tapi di situasi yang seperti ini ora iso dijagakne (diharapkan). Apalagi PPKM diperketat dan hajatan serta kegiatan hiburan dilarang. Padahal kami hanya bisa dapat job ketika ada itu. Makanya kami tekuni usaha kami ini,” timpal Kuswiyanti.

Baca Juga :  Prestasi Gemilang Bintang Lima dan Terbaik TOP BUMD Awards 2024: Inilah Bukti Keunggulan RSUD dr. Soeratno Gemolong Sragen

Mereka pun berharap pandemi ini segera berakhir dan kembali ke kehidupan yang layaknya normal seperti dahulu. Kemudian aturan pembatasan kegiatan masyarakat juga tidak terus berubah agar tidak membingungkan masyarakat.

Sebab dampak berubah-ubahnya kebijakan turut berimbas terhadap nasib seniman.

“Yang semula sudah persiapan hajatan dan job di depan mata ternyata harus batal semua karena terbentur aturan. Memang alam sedang seperti ini kita harus pintar putar otak Mas, jadi kehidupan agar bisa seimbang juga,” imbuh Agus.

Di bagian akhir, Agus menambahkan apa yang dilakukannya itu diharapkan bisa menginspirasi para seniman yang juga sedang terdampak pandemi. Sehingga bisa lebih kreatif berkreasi dalam mencari kebutuhan hidup tidak hanya mengandalkan bidang seni saja. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com