
KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM -Prihatin terhadap makin terlalu bebasnya siswa sekolah akibat terlalu lama daring atau sekolah online, Bupati Karanganyar Drs Juliyatmono MM ngotot agar tahun ajaran baru dilakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Adapun teknisnya diatur menyusul, yakni dengan sistem separuh dengan cara displit setengah jumlah siswa belajar PTM selama tiga hari. Selanjutnya disusul sisanya dengan melakukan PTM selama tiga hari.
Sedangkan durasi PTM dibatasi maksimal tiga jam saja per hari dan syarat mutlak, semua guru harus dipastikan dalam kondisi sehat. Guru atau murid yang sedang sakit dilarang masuk karena berpotensi menyebabkan penyebaran Covid-19.
“Kami sudah perintahkan Dinas Pendidikan agar berjuang bagaimana caranya supaya tahun ajaran baru di Karanganyar resmi berlangsung PTM,” ujarnya pada saat Musrenbang perubahan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) secara virtual, Kamis (10/6/2021).
Orang nomor satu di Bumi Intanpari itu menegaskan, akibat terlalu lama belajar online (daring), terjadi dis-orientasi siswa dan siswa cenderung terlalu bebas serta jauh dari sense of school.
” Kita rasakan bersama siswa sudah tidak merasa menjadi siswa sekolahan lagi dan cenderung lupa tata krama menghadapi guru, orang tua dan sesama,” tandasnya.
Apalagi sekarang siswa SD SMP sudah gila game online hampir 18 jam per hari sehingga sudah lupa bahwa tugasnya adalah belajar. Tak pelak jika kondisi tersebut dibiarkan akan berbahaya bagi masa depan siswa.
Dan salah satu solusinya, lanjut Bupati adalah mengembalikan kondisi siswa seperti semula, yakni dengan sistem manual tatap muka.
“Karena itu, pemberlakuan PTM harus mutlak dilakukan,” ujarnya.
Lebih lanjut Bupati mencontohkan anak-anak mulai enggan sekolah dan memilih daring dengan berbagai alasan. Sementara sebagian lagi keluar sekolah, drop out karena merasakan bekerja apapun bisa dan sudah memiliki uang sendiri.
Bahkan yang ekstrem, sebagian lagi malah nekad menikah karena orang tua sudah pusing anak di rumah sehingga jalan akhirnya dinikahkan.
“Ini semua jika dibiarkan akan menjadi problem bersama. Bukan hanya siswa, tetapi orang tua dan masyarakat karena karakter yang serba bebas ini telah terbentuk sebagai dampak terlalu lama sekolah daring,” serunya.
Meski demikian tekat Bupati untuk menggelar PTM bakal dilakukan dengan aturan ketat, yakni menerapkan protokol kesehatan secara mutlak. Khusus untuk guru, semuanya wajib sudah menerima vaksin. Beni Indra