JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Ratusan Buruh Menjerit, Manajemen PT SPG Sidoharjo Sragen Malah Tak Akur Saat Dipanggil Disnaker. Mediasi Gagal Temukan Titik Temu

Aksi demo buruh pabrik PT SPG Sragen, Senin (14/6/2021). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Manajemen PT SPG Purwosuman Sidoharjo memenuhi panggilan dinas tenaga kerja (Disnaker) terkait polemik di perusahaan yang memicu aksi demo buruh di pabrik itu.

Namun beberapa pemegang saham di pabrik yang ada di tepi jalan Sragen-Solo itu tampak tak saling tegur.

Manajemen PT SPG dipanggil di Disnaker dua hari lalu. Pantauan JOGLOSEMARNEWS.COM , ada beberapa orang yang disebut merupakan pemilik perusahaan.

Namun mereka duduk terpisah dan tidak saling sapa. Tampak ada sekitar 6 perwakilan perusahaan yang disebut juga pemegang saham.

Awalnya mereka dipanggil bersama di ruangan mediasi Disnaker. Namun tak lama kemudian ke luar kembali. Diduga mediasi secara bersama itu tak membuahkan hasil.

Kemudian sekitar pukul 11.00 WIB, mereka dipanggil kembali secara terpisah. Tidak jelas apa materi yang disampaikan dalam pemanggilan itu.

Semua proses pemanggilan berlangsung tertutup. Tampak di luar pintu masuk, beberapa polisi juga masih menunggu hasil mediasi.

JOGLOSEMARNEWS.COM yang mencoba mengorek keterangan dari beberapa perwakilan perusahaan, gagal mendapat respon.

Mereka semua saling melempar dan menolak dimintai konfirmasi. Hanya ada satu perwakilan perusahaan yang bersedia memberikan keterangan namun enggan menyebutkan namanya.

Pria paruh baya berwajah keturunan itu mengatakan memang ada beberapa perwakilan pemegang saham yang dipanggil ke Disnaker.

Namun belum ada titik temu karena ada perbedaan prinsip dari salah satu pemegang saham.

“Di pabrik itu ada dua unit usaha. Tenun dan makaroni. Yang makaroni tetap jalan, yang tenun saja yang masih ada masalah,” papar pria berkacamata itu.

Baca Juga :  Geger di Jembatan Gunung Kemukus Sragen, Warga Menemukan Pria Tanpa Identitas Dalam Kondisi Sakit, Polisi Dibantu Warga Lakukan Evakuasi

Ia mencoba menjelaskan bahwa sebetulnya niatan manajemen termasuk dirinya sebagai pemegang saham di unit usaha tenun, masih ingin melanjutkan produksi.

Pun jajaran manajemen juga menghendaki untuk tetap jalan. Akan tetapi niatan itu terganjal karena ada ketidaksetujuan dari salah satu pihak keluarga besar pemegang saham.

“Hanya seorang saja, bukan dari semua keluarga atau bisa dibilang pemegang saham lah. Kemarin saya berusaha melobi untuk karyawan bisa masuk dulu kasihan mereka kan butuh kerja dan itu menyangkut hajat hidup orang, tapi salah satu dari pemegang saham tetap ngotot karyawan tidak boleh memasuki wilayah kerja, seperti itu,” urai pria itu.

Tak lama berselang ia kemudian kembali dipanggil masuk ke ruangan mediasi di Disnaker. Hingga selesainya pemanggilan, belum ada informasi lanjutan.

Kasi Penyelesaian Perselisihan Bubungan Industrial, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sragen, Nur Burhanudin hanya menyampaikan bahwa sidang lanjutan akan digelar kembali tanggal 30 Juni.

Puluhan buruh pabrik PT SPG Sragen di Purwosuman, Sidoharjo yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992 Sragen menggelar aksi demo, Senin (14/6/2021).

Mereka menuntut kejelasan nasib mereka usai diliburkan hampir satu bulan lebih sejak Lebaran.

Tidak hanya itu, mereka juga mempertanyakan tunjangan hari raya (THR) yang saat ini belum dibayar lunas tapi baru dicicil.

Aksi demo digelar di depan pintu gerbang masuk pabrik yang berlokasi di tepi jalan raya Sragen- Solo itu.

Puluhan buruh perempuan bahkan menduduki pintu masuk pabrik tersebut. Aksi demo dipicu kebijakan manajemen yang tak kunjung ada kejelasan nasib buruh.

Baca Juga :  Jelang Masa Jabatan Berakhir, Bupati Sragen Gelar Halal Bi Halal dan Mohon Maaf di Sumberlawang dan Miri

Sebab sejak meliburkan buruhnya mulai libur hari raya Idul Fitri tahun 2021 hingga saat ini belum ada kepastian apakah dipekerjakan kembali atau tidak dan kapan akan mulai bekerja.

Selama libur buruh juga tidak pernah mendapat hak atas upahnya. Dari informasi yang disampaikan, libur tersebut mulai dijalani buruh sejak 9 Mei 2021-24 Mei 2021.

Kemudian berlanjut dari tanggal 25 Mei sampai 2 Juni 2021. Lalu diperpanjang lagi dari tanggal 3 Juni 2021 sampai 13 Juni 2021.

Ketua DPC SBSI 1992 Sragen, Joko Supriyanto mengatakan pihaknya bersama sejumlah buruh nekat mendatangi pabrik dengan tujuan meminta kepastian nasib para buruh yang saat ini sudah menganggur hampir satu bulan lebih.

“Kita cuma mempertanyakan teman-teman masuk kerja lagi kapan. Karena ketentuan untuk liburnya sudah habis kemarin dan harusnya hari ini sudah masuk kerja lagi. Makanya teman teman ini menanyakan nasib mereka,” paparnya.

Menurutnya, aksi juga dipicu karena ratusan buruh diliburkan kerja tanpa ada alasan. Selain itu terdapat beberapa buruh yang bekerja di lingkungan pabrik PT SPG Sragen juga ikut diliburkan sampai saat ini.

“Buruh yang diliburkan hampir 150 orang dan ini ada pabrik produksi yang berbeda. Pertama ini ada teman teman yang dari tenun tekstil pengolahan benang ke kain. Terus ada pabrik makroni tapi paling banyak teman-teman yang dari pabrik tenun atau textile ini,” bebernya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com