SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus temuan positif covid-19 di lokasi hajatan pernikahan yang terjadi di wilayah Kecamatan Sumberlawang, Rabu (2/6/2021) siang tadi, menyisakan cerita pilu.
Begitu hasil swab keluar menyatakan pemilik hajatan positif Covid-19, situasi di lokasi hajatan langsung terhenyak. Tak hanya tamu dan warga, keluarga pemilik hajatan pun juga terpukul mengetahui hasil swab tersebut.
“Tadi yang di Desa Jati itu, empat anaknya yang punya hajat langsung syok dan lemes Mas. Siapa nggak lemes, wong pas hajatan berlangsung tiba-tiba dapat kabar kalau yang punya rumah suami istri semuanya positif dan dibawa karantina mandiri,” papar SAR, salah satu warga setempat yang sempat berada di lokasi hajatan kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (2/6/2021).
SAR menyampaikan proses swab antigen dadakan di lokasi hajatan siang tadi juga sempat membuat kaget.
Menurutnya tindakan tersebut juga berdampak terhadap psikis penggelar hajatan, tamu undangan dan warga.
“Meski tidak langsung dibubarkan, otomatis acara juga buyar sendiri. Bagaimana tidak, wong tahu yang punya hajat nggak ada dan dibawa karantina mandiri,” terangnya.
Dua hajatan warga di Kecamatan Sumberlawang, Sragen yang digelar hari ini, Rabu (2/6/2021) itu memang akhirnya buyar di tengah jalan. Pasalnya empunya hajat atau yang punya hajat, diketahui positif terkonfirmasi covid-19.
Pemilik hajatan itu ketahuan positif setelah dilakukan swab antigen dadakan yang digelar oleh tim Satgas Covid-19 Kecamatan setempat.
Dua hajatan itu masing- masing hajatan milik warga Dukuh Gulan, Desa Jati, Sumberlawang berinisial GUN dan milik warga Dukuh Sumber, Desa Cepoko, Sumberlawang berinisial JUM.
Data yang dihimpun di lapangan, di lokasi hajatan GUN di Desa Jati, diketahui suami istri yakni GUN dan istrinya SUL, dinyatakan positif.
Sementara di hajatan JUM di Cepoko, JUM diketahui positif terpapar. Begitu hasil swab keluar, ketiga orangtua pengantin atau penggelar hajatan itu langsung dibawa ke Technopark untuk dilakukan isolasi.
“Iya benar. Tadi memang dilakukan swab antigen di lokasi hajatan warga kami. Hasilnya pemilik rumah atau yang punya hajat laki-laki Pak JUM, memang positif dan langsung dibawa ke Technopark. Yang istrinya negatif. Kalau yang lain yang diswab, hasilnya negatif,” papar Kades Cepoko, Ngadiman, dikonfirmasi Rabu (2/6/2021).
Menurutnya, hasil swab negatif itu diketahui saat digelar kegiatan swab secara random oleh tim Satgas Kecamatan. Swab dilakukan terhadap pemilik hajatan, mempelai, dan tamu secara acak.
Swab dilakukan seusai prosesi temu pengantin. Kades menyampaikan pemilik hajatan di Cepoko itu sebenarnya memang bukan asli warga Cepoko.
Yang bersangkutan sebenarnya berdomisili di Banjarnegara, namun karena punya rumah di Cepoko, orangtua di Cepoko serta pengantinnya dapat orang Sragen akhirnya memilih menggelar hajatan di Cepoko.
“Tadi sebenarnya sudah selesai prosesi temu manten. Kemudian datang tim swab dan dilakukan swab acak. Ternyata pemilik rumah atau orangtua manten yang positif,” ujarnya.
Karena pemilik hajatan positif, pihaknya langsung memberikan instruksi kepada Satgas dan warga yang berada di lokasi untuk melakukan pengetatan.
Prosesi hajatan tidak langsung dibubarkan akan tetapi dipercepat. Satu jam kemudian acara langsung selesai.
Menurut warga setempat, SAR, karena pemilik rumah dinyatakan positif, otomatis tamu dan warga langsung ketakutan. Akhirnya hajatan pun tidak lama kemudian bubar dengan sendirinya.
“Memang nggak dibubarkan. Tapi karena yang punya rumah positif dan dibawa ke Technopark, otomatis warga lain yang ada di situ juga akhirnya buyar sendiri,” tuturnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .
Terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto membenarkan laporan adanya pemilik hajatan di dua desa di Sumberlawang itu ketahuan positif covid-19.
“Yang positif pemilik rumah atau yang punya hajat. Langsung dibawa ke Technopark untuk dikarantina mandiri,” paparnya.
Tatag kembali mengimbau agar warga yang menggelar hajatan mengantisipasi sejak dini untuk mematuhi protokol kesehatan. Yakni menggelar hajatan di siang hari, hiburan ditiadakan, mbanyu mili, jaga jarak dan tidak ada penyajian hidangan alias kerdusan.
“Untuk tindaklanjut tracingnya, nanti petugas dari dinas atau Puskesmas yang akan menindaklanjuti,” terangnya. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com