JOGLOSEMARNEWS.COM — Selain hand sanitizer dan masker, suplemen vitamin menjadi salah satu hal yang paling dicari selama pandemi Covid-19. Suplemen vitamin ini diyakini dapat membantu meningkatkan imun tubuh, sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Suplemen vitamin C dan D adalah yang banyak diburu oleh masyarakat, baik dalam bentuk minuman ataupun tablet.
Tetapi apakah kebutuhan vitamin setiap orang sama? Jawabnya adalah tiap individu kebutuhan vitaminnya berbeda-beda.
Kekurangan vitamin tidak baik untuk tubuh, tetapi kelebihan vitamin juga dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang serius.
Saat Instagram Live bersama Yessica Tania atau dr Zie, Selasa, (27/7/2021), dokter spesialis penyakit dalam Adaninggar atau yang akrab disapa dr Ning, mengatakan suplemen adalah mikronutrien yang kebutuhannya sehari-harinya minor.
Kebutuhan vitamin C, yang dikenal sebagai antioksidan, per hari sebanyak 90-150 mg. Kandungan vitamin C dapat temui diberbagai macam makanan, buah-buahan serta sayuran. Jika sering mengonsumsi makanan tersebut maka kebutuhan akan vitamin C untuk sehari-hari tercukupi.
Sebaliknya, jika pemilih dalam makanan atau orang lanjut usia, Anda dapat mengambil suplemen vitamin C untuk memenuhi kebutuhan harian. Akan tetapi jika terinfeksi Covid-19, maka disarankan untuk menambahkan suplemen vitamin C. “Pada orang sakit kebutuhan antioksidan meningkat karena adanya perlawanan,” kata dia.
Lain halnya dengan vitamin D. Beda dengan vitamin C yang mudah didapatkan dari berbagai macam makanan, vitamin D tidak.
“Sumbangan dari asupan itu sangat kecil,” ujar dr Ning. Vitamin D hanya bisa didapatkan dari makanan laut terutama ikan salmon yang tak bisa dijangkau semua orang mengingat harganya yang mahal.
Vitamin D juga bisa terbentuk dengan paparan sinar ultraviolet B sinar matahari. Namun, faktornya sangat banyak. Indonesia, meski memiliki sinar matahari sepanjang tahun, dikenal dengan penduduknya yang defisiensi vitamin D.
Sejumlah ahli yang dikutip WebMD menyarankan mengonsumsi vitamin D 400-1000 IU (10-25 mcg) setiap hari untuk mengurangi risiko terinfeksi Covid-19.
Jika ingin menambah suplemen vitamin D, dr Ning menyarankan disesuaikan dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Sebab, tidak seperti vitamin C yang aman dikeluarkan oleh ginjal, vitamin D merupakan vitamin yang larut lemak sehingga seseorang bisa mengalami kelebihan.
Kelebihan vitamin D dapat mengakibatkan kalsium meningkat sehingga risiko penyakit batu ginjal serta pengapuran pembuluh darah meningkat. “Hati-hati pokoknya untuk vitamin D harus konsultasi ke dokter,” saran dr. Ning.