SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Perangkat setrum jebakan tikus kembali memakan korban nyawa di Sragen. Baru sehari petani asal Desa Tangkil Sragen, Sukimin (58) tewas kesetrum jebakan tikus di sawahnya Kamis (29/7/2021) malam, malam ini (Sabtu, 31/7/2021) tragedi serupa kembali terulang.
Kali ini, seorang petani di Dukuh Nguter, Desa Karangudi, Kecamatan Ngrampal, menjadi korbannya.
Petani malang itu diketahui bernama Munadi (51) asal Dukuh Nguter RT 13, Desa Karangudi, Ngrampal, Sragen.
Pria paruh baya yang juga adik salah satu perangkat desa itu ditemukan tergeletak di sawahnya usai kesetrum jebakan tikus pukul 21.00 WIB.
Kematian Munadi semakin menambah panjang daftar tragedi korban meninggal yang melayang akibat pemasangan setrum jebakan tikus.
Munadi tercatat menjadi korban tewas ke-18 di tangan perangkap setrum jebakan tikus selama kurun satu setengah tahun terakhir.
Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , insiden tragis yang menimpa Munadi terjadi pukul 21.00 WIB.
Menurut keterangan warga, kejadian bermula ketika sore tadi, korban pamit ke sawah untuk menengok tanaman padinya.
Menurut warga setempat, petani asal Dukuh Nguter RT 13 itu dikabarkan pamit ke sawah sejak habis magrib. Namun kemudian tak kunjung pulang.
“Saat dicari ke sawah, sudah ditemukan meninggal kesetrum jebakan tikus. Di sawahnya sendiri, ditemukan jam 21.00 WIB tadi ” papar Nur, salah satu warga, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (31/7/2021) malam.
Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dengan posisi tergeletak terlentang. Kakinya berada di atas pematang sedang tubuh dan kepalanya terjerembab di areal sawah.
Terdapat luka bakar di bagian kaki. Jenazah korban kemudian dievakuasi ke rumah duka. Tak lama berselang tim Polsek Ngrampal terjun ke lokasi melakukan olah TKP.
Kapolsek Ngrampal, AKP Hasto Broto membenarkan insiden petani tewas kesetrum jebakan tikus di Karangudi tersebut.
“Benar. Almarhum sudah dievakuasi ke rumah duka. Saat ini kami masih melakukan pendataan,” jelasnya dihubungi Sabtu (31/7/2021) malam.
Daftar Kejadian dan Korban
Dari catatan JOGLOSEMARNEWS.COM , Munadi menjadi sejauh ini menjadi korban tewas ke-18 akibat setrum jebakan tikus dalam kurun satu setengah tahun terakhir.
Korban sebelumnya adalah Sukimin (58) petani asal Desa Tangkil, Kecamatan Sragen Kota yang meregang nyawa dua malam lalu.
Ia tewas tergeletak di sawahnya Kamis (29/7/2021) malam usai kesetrum jebakan tikus yang dipasangnya sendiri.
Sebelumnya, insiden serupa menimpa Iwan Supardi (61) petani di Desa Kebonromo, Ngrampal, Sragen. Iwan ditemukan tewas kesetrum jebakan tikus di sawahnya tepat di hari Raya Idul Fitri, Kamis (13/5/2021).
Di belakangnya ada Suyadi Siswanto (64) petani asal Dukuh Ngaringrejo, Desa Newung, Sukodono, Sragen yang juga meninggal kesetrum jebakan tikus di sawahnya akhir April 2021.
Lantas ada Cipto Purnomo (55) perangkat desa Kecik, Tanon yang tewas akibat setrum jebakan tikus di sawah bengkoknya, Sabtu (10/4/2021).
Lalu Mbah Sunardi (63), petani asal Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal, Sragen meninggal juga akibat kesetrum jebakan tikus di persemaian sawahnya pada Sabtu (6/3/2021) silam.
Petani malang itu ditemukan meregang nyawa di persemaian sawahnya dengan tubuh luka bakar kesetrum jebakan tikus yang dipasangnya sendiri.
Sebelumnya, 12 warga di beberapa wilayah juga sudah meregang nyawa akibat kesetrum perangkap jebakan tikus di sawah.
Di antaranya Senin (2/11/2020) silam, petani asal Desa Kedungupit, Kecamatan Sragen, Suyadi (58) warga Dukuh Tanjang RT 21, Kedung Upit, Sragen juga ditemukan tewas kesetrum di sawahnya.
Kemudian dua hari berikutnya, Rabu (4/11/2020) kejadian serupa kembali terulang.
Petani di Desa Jatitengah, Sukodono bernama Jumino (58) asal Putatsewu RT 2, Jatitengah, Sukodono, Sragen juga ditemukan tewas di pematang dan sawah milik tetangganya, Pariman (59) asal Lemahireng RT 5, Jatitengah, Sukodono, Sragen.
Selain Suyadi dan Sumino,
sebulan sebelumnya masih di akhir 2020, perangkat desa asal Kranggan, RT 21 Desa Pengkol, Tanon, Supomo (53) juga ditemukan tewas di sawahnya karena kesetrum jebakan tikus.
Kemudian, Kamis (13/8/2020) sebelumnya, seorang petani di Desa Gringging, Kecamatan Sambungmacan, bernama Karno Purnomo alias No Balak (60) warga Dukuh Celep RT 14/4, Desa Gringging, Sambungmacan, Sragen ditemukan tewas di sawahnya karena jebakan tikus.
Petani paruh baya itu ditemukan tergeletak tak bernyawa di dekat kawat di sawah dukuh setempat.
Sebelumnya, delapan korban juga tewas dalam kurun tak lama sebelumnya.
Mereka di antaranya Prapto Wiyono alias No Banjir (66) petani asal Dukuh Bulakrejo RT 28/1, Duyungan, Sidoharjo, Sragen.
Ia tewas kesetrum jebakan tikus berlistrik di sawahnya, akhirnya dimakamkan Rabu (29/7/2020) pagi.
Sebelumnya, buruh tani bernama Atun Suryanto (50) asal Kampung Sine RT 1/4, Kelurahan Sine, Sragen juga ditemukan tewas kesetrum jebakan tikus di sawahnya Kampung Klumutan Sine, Jumat (8/5/2020) pagi.
Nasib serupa menimpa buruh tani bernama Nilam (45) warga Dukuh Donorojo RT 12, yang juga ditemukan tak bernyawa seusai terkena jebakan tikus bermuatan listrik, Jumat (2/5/2020).
Nilam tewas tergeletak di pematang sawah milik tetangganya, Sugiyo.
Kemudian Selasa (28/4/2020), seorang buruh tani asal Dukuh Ngrampal, RT 29 Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, bernama Yanto (54) juga meninggal dunia di areal persawahan di Dukuh Bugel, Desa Kebonromo, Ngrampal, Sragen.
Saat ditemukan kondisinya telungkup dengan luka bakar menempel di kabel jebakan tikus yang ada di tepi sawah majikannya.
Tak hanya itu, jebakan tikus juga merenggut nyawa Andi Nugroho (31) warga Madiun, Jatim pada 17 Februari 2020.
Ia ditemukan dengan kondisi kaki melepuh dan luka bakar sebelum kemudian meninggal akibat kesetrum jebakan tikus di persawahan wilayah Siwalan, Sragen Kota.
Sebelumnya, dua warga Jambanan Sidoharjo juga tewas terkena jebakan tikus berlistrik di sawah setempat pada medio dan akhir 2019 lalu.
Dari total 16 korban sejauh ini, 2 korban tercatat berprofesi sebagai perangkat desa di Tanon yakni di Pengkol dan Kecik. Sedangkan 14 sisanya adalah petani dan buruh tani.
Rentetan kejadian yang terus berulang itu menyiratkan keprihatinan sejumlah pihak. Semua pun berharap tragedi setrum tikus bisa segera berakhir. Wardoyo