SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Antusiasme warga di Desa Jenar, Kecamatan Jenar, Sragen untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19 kategori pra lansia dan lansia ternyata memprihatinkan.
Rendahnya kesadaran ditambah banyaknya kabar burung atau hoaks tentang vaksin yang bertebaran merasuki opini warga ditengarai memicu keengganan warga setempat untuk divaksin.
Realita itu tergambar ketika dilakukan program vaksinasi massal di kantor desa setempat, Kamis (22/7/2021) pagi. Padahal vaksinasi dihadiri langsung oleh Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Sekda dan jajaran kepala dinas.
Bupati dan rombongan tiba di kantor balai desa sekitar pukul 07.45 WIB. Namun mereka mendapati pemandangan berbeda.
Jika di desa lain biasanya sudah banyak antrian, deretan ratusan kursi di balai desa Jenar justru masih kosong melompong. Hanya ada segelintir warga lansia yang duduk antri di deretan petugas vaksinator.
Tak lebih dari 15 orang yang hadir saat bupati tiba. Melihat pemandangan itu, bupati langsung memerintahkan Kades, Kadus bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk jemput bola keliling ke rumah warga.
Hasilnya pun tak cukup signifikan mendongkrak aliran warga. Hanya satu dua yang hadir setelah tim diterjunkan menjemput ke rumah-rumah.
Bahkan, bupati sampai menjanjikan jika ada RT atau Kadus bisa mendatangkan semua lansianya untuk ikut vaksin akan diberi hadiah sepeda.
“Kemarin rencananya 250 warga pra lansia dan lansia di Desa Jenar ini yang akan divaksin. Hari ini sebenarnya harus selesai tapi kok nggak banyak yang datang. Pak Babinsa dan Bhabinkamtibmas minta tolong dibantu door to door. Mbah-mbah yang lansia bisa dijemput. Pak Bayan nanti kalau bisa mendatangkan semua lansianya untuk vaksin, Bu Bupati kasih hadiah sepeda,” ujar Bupati Yuni.
Meski sudah diiming-imingi hadiah dan aparat dikerahkan jemput bola, animo warga tetap tak beranjak. Hingga pukul 09.30 WIB, jumlah yang hadir kemudian tak lebih dari 50an orang.
Itu pun sebagian masih muda sehingga bupati juga sempat mengingatkan kalau bisa yang lansia dan pra lansia.
Karena masih minim respon, bupati sampai memerintahkan Kades dan perangkat yang sudah divaksin, membuat video singkat testimoni untuk disebar ke grup-grup RT.
Sampai akhirnya tak kunjung banyak, bupati akhirnya undur diri dan berpesan jika warga sudah siap maka akan kembali divaksin.
“Saya mau lanjut ke Banaran Sambungmacan,” tukasnya.
Terkait kondisi itu, Kades Jenar Samto mengatakan sebenarnya undangan untuk 250 warga lansia sudah disebar ke rumah-rumah.
Pihaknya dan semua perangkat serta RT juga sudah berupaya maksimal memberi pemahaman dan mengundang warga. Akan tetapi faktanya memang banyak warga yang enggan datang dengan alasan takut disuntik.
“Di desa kami ada sekitar 530 lansia. Kami dari kemarin sore sudah berusaha menyampaikan undangan ke warga dari rumah ke rumah. Tapi ya nyatanya banyak yang nggak mau. Kemarin saya ngundang 18 RT yang datang cuma 6 orang. Kita undang lagi malam harimu yang datang cuma 11 RT saja. Kami daru Selasa kemarin juga nggak leren,” ujarnya.
Kades menyampaikan kondisi sebagian warganya memang kurang memahami soal vaksin. Minimnya sosialisasi dan penokohan yang vaksin membuat warga banyak terpengaruh kabar burung atau hoaks yang beredar.
Ia meminta untuk memaksimalkan animo warga, sosialisasi harus lebih gencar lagi. Terutama pada tokoh-tokoh masyarakat untuk meyakinkan warga.
“Kalau bisa dari kecamatan terjun ke bawah ajak bidan desa, Kades dan RT keliling memberi sosialisasi. Selain itu penting juga memberi contoh yang sudah divaksin seperti ini. Aman dan tidak ada masalah, agar warga percaya,” tuturnya.
Kades Samto mengakui vaksin kali ini memang belum berhasil menggerakkan warganya. Namun ia akan memaksimalkan sosialisasi untuk meredam pemahaman warganya yang selama banyak menerima kabar negatif soal vaksin.
“Banyak yang takut karena dengar kabar di sana habis divaksin mati. Ada juga yang katanya habis divaksin sakit. Padahal itu hanya kabar burung dan tidak benar terjadi. Tapi namanya warga kalau sudah takut ya kadang sudah diberi pemahaman,” tandasnya. Wardoyo