JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Miris, Segini Jumlah Anak yang Kehilangan Orangtua Akibat Covid-19

Ilustrasi anak menangis / pixabay
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Situasi Covid-19 di Indonesia yang semakin memburuk dan angka kematian pasien yang semakin meningkat setiap harinya.

Kondisi tersebut menyebabkan kemungkinan jumlah anak yang kehilangan ayah atau ibunya meningkat, bahkan anak kehilangan kedua orangtuanya. Mereka harus merelakan kehilangan sosok orangtua akibat virus mematikan ini.

Bagi anak-anak, kehilangan sosok orangtua akibat covid-19 bukanlah hal yang mudah. Mereka harus menelan kenyataan pahit kehilangan orangtua diusia yang masih relative kecil.

Dampak buruk yang terjadi bisa dalam jangka dan pendek. Kesehatan dan keselamatan mereka akan terganggu.

Selain itu, mental yang dimilik anak-anak juga akan terganggu. Karena masih anak-anak, mereka belum memiliki kesehatan mental secara maksimal seperti orang dewasa pada umumnya.

Di Indonesia sendiri, jumlah kasus orang yang terkonfrimasi covid-19 berjumlah 3,8 juta per hari ini. Peningkatan jumlah pasien juga sebanding dengan peningkatan jumlah kematian yang ada di Indonesia.

Di antara 3,8 juta orang yang terkonfirmasi, terdapat orangtua dari anak yang saat ini sudah tidak memiliki orangtua. Diperkirakan lebih dari 1,5 juta anak di seluruh dunia kehilangan mereka.

Baca Juga :  Longsor Parang Bangun Kecamatan Munjungan Trenggalek, Jalanan Tertutup Material Tanah

Angka tersebut dirangkum dalam hasil studi tim respons covid-19 yang telah terbit dengan jurnal bernama The Lancet. Angka tersebut bertambah menjadi 2 juta jika ditambah dengan data anak-anak yang kehilangan kakek-nenek, pengasuh dan orang tersayang.

Angka tersebut bukan merupakan angka yang sedikit. Pandemi covid-19 benar-benar memberi luka mendalam bagi anak di seluruh dunia karena angka kematiannya yang cukup tinggi.

Peningkatan anak-anak yang kehilangan orangtua menyebabkan meningkatnya jumlah penghuni panti asuhan. Salah satu penulis yang bernama dr. Susan Hills membenarkan hal tersebut. Banyak anak-anak yang diletakkan di panti asuhan akibat kelihat sosok orangtua. “Panti asuhan di beberapa Negara dilaporkan mengalami kenaikan jumlah penghuni. Angkanya meningkat 2 kali lipat secara global pada paruh 2021 ini,” ujarnya dilansir dari liputan6.com Sabtu, (25/7/2021).

Anak-anak yang diletakkan di panti asuhan pastinya memiliki alasan tersendiri. Terkadang panti asuhan menjadi pilihan terakhir akibat tidak ada keluarga atau kerabat mereka yang mengurus anak tersebut. Selain itu, para penliti juga menyerukan adanya respon yang cepat untuk mengatasi trauma dan kehilangan pada anak-anak terutama kematian orangtua, pengasuh dan kakek-neneknya dalam waktu yang berdekatan.

Baca Juga :  Mirip-mirip Gibran, Rencana Pencalonan Bobby di Pilgub Sumut Bisa Picu Ketegangan DPD Golkar Sumut dan DPP?

Tidak hanya itu, anak yang ditinggal orangtua juga rentan terhadap kemiskinan, karena secara otomatis orangtua kehilangan pekerjaan dan terjadilah kesulitan ekonomi.

Pendidikan anak yang ditinggal oleh orangtuanya juga belum cukup untuk terpenuhi. Jangan sampai anak putus sekolah dan pendidikannya tidak terpenuhi dengan baik.

Penanganan tersebut dilakukan semata-mata demi kelangsungan kehidupan masa depan anak-anak di seluruh Indonesia bahkan Dunia menjadi lebih baik.

Dalam masalah ini, Komsisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berperan penuh akan keberlangsungan anak-anak yang ditinggal oleh orangtuanya.

Hingga saat ini, KPAI memang belum mengetahui pasti berapa jumlah anak yatim piatu yang terdampak. Mereka hanya mengatakan bahwa setiap harinya angka kematian meningkat.

Bagi anak yang membutuhkan fasilitas orangtua asuh bisa menghubungi bagian pengaduan KPAI di nomor +62 811-1772-273, atau ke dinas sosial dan dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di seluruh Indonesia. Inasya Salma Nabila

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com