BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Larung kepala kerbau di puncak Gunung Merapi tetap digelar pada Senin (9/8/2021) tengah malam.
Mengingat aktiVitas gunung Merapi mengalami peningkatan, maka ritual malam 1 Suro digelar sederhana.
Ritual diawali dengan doa bersama di rumah ketua Rukun Kampung (RK) Desa Lencoh, Kecamatan Selo. Selain kepala kerbau, juga disertakan 9 gunungan nasi jagung. Setelah itu, perlengkapan itu dibawa ke puncak Merapi di pasar Bubar.
Menurut tokoh adat setempat, Paiman, sejak adanya pandemi Covid-19 maka ritual digelar sederhana.
Sebelumnya, kepala kerbau beserta seluruh sesaji dibawa terlebih dahulu ke Joglo Lencoh. Juga ada pentas seni maupun wayang kulit semalam suntuk. Namun, karena Covid-19, maka pentas seni pun ditiadakan.
“Yang penting ritual larung kepala kerbau dan sesaji tetap dilaksanakan,” katanya, Selasa (10/8/2021).
Ditanya tentang kepala kerbau, dia mengaku tidak membeli seekor kerbau utuh. Sebelum pandemi dan dukungan dana mencukupi, maka panitia bisa membeli seekor kerbau. Namun karena Covid-19, maka dana pun ikut susut.
Sehingga panitia hanya bisa membeli satu kepala kerbau saja. Kepala kerbau itu dibeli dari jagal di wilayah Kudus. Pasalnya, di sana setiap hari banyak jagal yang menyembelih kerbau untuk dijual dagingnya.
“Kami beli lewat mantan pejabat di Kecamatan Selo yang kini tinggal di Kecamatan Juwangi. Jadi, kami mengambil kepala kerbau itu di Juwangi.”
Menurut dia, sedekah gunung ini dimaksudkan sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat diberi keselamatan dan tetap guyup rukun. Selain itu juga atas sebagai wujud syukur limpahan rezeki yang diterima warga.
“Kemudian, kami ini kan hidupnya dibawah (lereng) Merapi, semoga daerah sini dijauhkan dari bencana.”
Masyarakat juga tetap bisa bertani dan memelihara ternak. Hasil pertanian seperti aneka sayuran bisa sandaran hidup masyarakat. Hasil panen dijual lewat pengepul atau langsung ke Pasar Sayur Cepogo. Sedangkan saat kemarau, mayoritas warga bertanam tembakau. Waskita