JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Siapa yang Mengurusi Rumah hingga Memberi Makan Hewan Ternak Jika Pemiliknya Jalani Isoter? Tenang di Wonogiri Sudah Ada Solusinya

Aktifitas perdagangan sapi di Pasar Hewan Pracimantoro, Wonogiri.JSNews/Aris Arianto
ย ย ย 

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM โ€“ Salah satu yang menjadi pertimbangan warga terpapar COVID-19 untuk memilih isolasi mandiri di rumah daripada isolasi terpusat atau terpadu (Isoter) adalah soal mengurus rumah dan isinya.

Pola pikir masyarakat adalah ketika menjalani isoter yang jauh dari rumah, maka akan kesulitan mengurus rumah. Terlebih anak-anak banyak yang merantau. Warga juga mengaku kesulitan saat harus mengurus tanaman di sawah hingga memberi makan hewan ternaknya.

Inilah yang kemudian mendasari warga tadinya memilih isoman ketimbang isoter. Pasalnya ketika menjalani isoman, bisa mengurus rumah serta memberi makan hewan ternaknya.

Namun di Wonogiri sudah ada solusi atas permasalahan riil tersebut. Yakni ketika ada warga menjalani isoter, maka pemerintah desa setempat serta tetanggalah yang nantinya mengurusi rumah. Termasuk sampai ke soal memberi makan hewan ternak.

“Solusi seperti itu sudah berjalan. Salah satunya di Kecamatan Slogohimo. Jadi tetangga dan pemerintah desa yang mengurusi rumah, sampai memberi makan sapi atau kambingnya,” ujar Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek, Selasa (31/8/2021).

Baca Juga :  Di Ponpes Al Barru Bulusulur Wonogiri Terungkap Sederet Manfaat Safari Ramadhan

Bupati menjelaskan solusi tersebut berdasarkan modal sosial bagus. Yakni masih kentalnya gotong royong dan saling mendukung ketika ada tetangga yang mengalami kesusahan atau sakit.

“Lokasi isoter juga tidak jauh-jauh, yang penting ada pengawasan dan pemenuhan kebutuhan kesehatan melalui Satgas Penanganan COVID-19 setempat,” beber dia.

Pola tersebut sekaligus menguatkan adanya filosofi Pager Mangkok.
Filosofi Jawa Pager Mangkok (pagar mangkok) yang lengkapnya berbunyi Pager Mangkok Luwih Kuat Tinimbang Pager Tembok, diaplikasikan Pemkab Wonogiri untuk pengendalian penyebaran virus Corona. Ini diwujudkan dengan menggelorakan gerakan Team Work Sosial.

Untuk diketahui pagar mangkok dianalogikan sebagai simbol pemberian kita kepada tetangga, berupa mengirim makanan ke tetangga dalam wadah mangkok, piring, dan sejenisnya. Melalui pemberian itulah, ikatan antar warga akan terbentuk sehingga tercipta lingkungan yang harmonis. Hubungan yang harmonis dengan tetangga sekitar muaranya bakal memberikan kenyamanan dan ketenangan hidup.

Berbeda dengan pagar tembok yang menjulang. Diumpamakan sebagai sikap saling egois tanpa memperhatikan kondisi antar tetangga.

Baca Juga :  Ramadhan di Ponpes Al Barru Bulusulur Wonogiri, Target Khatam Alquran 20 Hari dan Berbagi Kebaikan

Hubungannya dengan pandemi ketika banyak warga menjalani isolasi, tentu butuh banyak dukungan. Tidak hanya dukungan materiil, namun juga dukungan moril. Nah, dukungan itu salah satunya muncul dari lingkungan yang harmonis yang secara tidak sadar sebenarnya telah menerapkan filosofi pager mangkok. Ini merupakan energi positif besar.

Ketika dukungan semakin banyak mengalir, imun meningkat. Kesehatan bakal cepat pulih.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan Pemkab Wonogiri membentuk team work sosial atau tim work sosial. Tim ini betugas memantau secara langsung dan membantu pemulihan kesehatan warga yang sementara terpapar virus Corona.

Pembentukan tim work sosial tersebut meningkatkan kepedulian dan kepekaan masyarakat yang melibatkan sumber daya yang dimiliki masyarakat Wonogiri. Tim work sosial melibatkan tetangga terdekat dengan koordinator masing-masing ketua RT.

Pria yang akrab disapa Jekek ini menerangkan, program tim work sosial ini berbeda dengan program jogo tonggo dari Pemprov Jateng. Gerakan tim work sosial mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif terhadap warga yang terpapar Corona. Aris

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com